DLUT~8

198 86 35
                                    

Aku punya siang untuk berperan.
Dan aku punya malam untuk melepas semua peran.
Biarlah malamku ini hanya ku isi dengan banyaknya keluhan dan kesahku kepada Tuhan.

°°°

Setiap orang punya ketakutan tersendiri dalam hidupnya. Setiap orang juga memiliki pembawaan tersendiri untuk menaklukkan ketakutannya. Jadi, jangan saling mendiskriminasi dengan terlihat paling sempurna hidupnya. Karena sebenarnya, tak ada satu orang pun yang hidup dengan kesempurnaan.

Seperti Shenrha, mungkin dia adalah sosok yang sangat sempurna jika hanya di lihat dengan mata kepala.  Nyatanya, Shenrha itu tersiksa. Memang benar jika Shenrha itu kaya, tapi kaya raya tak membuatnya bahagia. Ia kesepian, dan orang lain tak pernah mau melihat sudut pandang itu. Yang orang lain tahu hanyalah, Shenrha itu hidup sempurna dengan barang branded mengelilinginya.

Sikap egois dan tak peduliannya selama ini ternyata menjadi boomerang bagi hidupnya sendiri. Tak ada satupun teman di hidupnya. Mungkin salah satu faktornya adalah ia trauma berteman dengan orang munafik seperti Teresha. Ah iya, mengingat Teresha ia juga mengingat satu makhluk Tuhan yang lain.

Sosok yang mungkin sudah menjadi cinta pertamanya. Sosok yang selalu bisa membuatnya greget di satu waktu. Namanya Matt, Matthananta Delvaro begitu lengkapnya. Cowok berperangai dingin dan sangat cuek. Shenrha tak pernah mengenal sosok nya, begitu aneh bukan? Shenrha tak mengenalnya tapi tiba-tiba dia mempunyai perasaan suka.

Di balik jendela besar kamar mewahnya, Shenrha memandang sendu di salah satu rumah besar yang bersebrangan dengan rumahnya. Pikirannya berkelana memikirkan sosok Matt yang sudah dua bulan ini tak di lihatnya barang sekilas. Matt mungkin bernasib sama seperti dirinya, sama-sama orang yang hidup di peluk oleh sepi.

Tapi mungkin nasibnya lebih buruk dari dirinya. Matt itu sosok lelaki yang paling mempunyai tampang suram yang pernah ia temui selama ini.

Orang tua Matt adalah pebisnis tersohor. Tak pernah sekalipun orang tua Matt terlihat di rumah megah itu. Mereka adalah keluarga yang benar-benar penuh rahasia.

Mengingat malam dimana ia pertama kali bertemu dengan Matt, perasaannya menghangat. Ah, iya. Malam itu adalah malam tersial yang pernah dia alami. Dan membuatnya trauma sampai sekarang. Jujur saja, sebenarnya dia bukanlah cewek baik-baik yang selalu diam di rumah. Dia adalah remaja kesepian yang selalu membutuhkan angin malam. Tapi dia bukan kupu-kupu malam kok. Dia masih punya harga diri yang sangat tinggi.

Tapi malam itu, hampir saja dirinya menjadi sasaran om-om bangsat kurang belaian. Dan semua itu gara-gara Teresha. Orang yang selama ini dia percayai. Ah, dia benci mengingat itu. Namun, untung saja ada sesosok cowok berpakaian serba hitam dan bermasker  menolongnya. Dan itu adalah seorang Matthananta, laki-laki yang selama ini ia kagumi secara diam-diam.

Di gang sempit dekat rumahnya itu, perkelahian terjadi. Matt menyuruhnya melarikan diri. Shenrha menurut, tanpa menoleh ke belakang lagi dia berlari sekuat tenaga menjauhi gang itu. 

Sejak kejadian itu, tak pernah sekalipun Shenrha melihat Matt lagi. Rasa terimakasihnya tertahan di ujung lidahnya. Tak pernah tersampaikan hingga saat ini.

Rumah keluarga Matt selalu terlihat kosong. Lantas kemana perginya mereka semua. Apakah cintanya harus kandas dengan sia-sia karena sosok yang dia cintai menghilang tanpa jejak?

Cinta pertama yang sangat menyedihkan. Rasa sepihak yang menyakitkan. Dan dia tak yakin jika Matt mengenal siapa dirinya. Dirinya saja tak melihat bagaimana wajah Matt secara leluasa.

Yang ia ingat dari wajah Matt adalah visualnya yang sangat mempesona. Rambut nya yang selalu ia biarkan jatuh di atas dahinya membuat dia semakin bersinar. Tapi sayangnya, ya itu. Dia tak mengenali wajah cowok itu. Matt jarang sekali keluar rumah. Jika keluar, Matt tak pernah meluapakan topi dan maskernya.

Ya begitulah dunia bisnis, para pesaing pasti menghalalkan berbagai cara untuk menjatuhkan saingannya. Dan mungkin keluarga Matt selalu antisipasi dengan semua itu.

Selalu menghalalkan berbagai cara untuk melindungi satu sama lain. Dengan tidak menyekolahkan Matt dengan formal contohnya.

Hidup Matt monoton sekali, ya?
Shenrha tak bisa membayangkan jika itu terjadi padanya. Mungkin saja dia sudah gila saat ini.

Ting

Dengan malas, Shenrha meraih ponselnya yang baru saja berbunyi. Ternyata ada pesan baru dari mama nya.
Dengan cepat dia membuakannya dan di bacanya.

Mama:

Sayang, maaf ya minggu ini kayaknya mama nggak bisa pulang dulu. Pekerjaan mama masih belum selesai. Kamu nggak papa kan?

Shenrha menghembuskan nafasnya kasar. Selalu begitu. Janji janji janji, dan semua itu tak pernah di tepati satu kali pun. Dengan perasaan kecewa, Shenrha membalasnya.

Me:

Iya, nggak papa ma.

Ah, dirinya memang sangat munafik ya. Kenapa dia tak pernah bisa menyuarakan semua suara hatinya. Selalu kemunafikan yang selama ini ia tunjukkan kepada orang tuanya. Selalu pura-pura bahagia yang selalu ia perlihatkan.

”Ma, Pa. Kapan sih kalian bisa ngertiin aku. Aku kesepian, Ma. Aku masih butuh mama untuk selalu siapin kebutuhan ku sekolah. Aku masih butuh papa untuk selalu jadi pelindungku. Aku masih butuh kehadiran kalian,” gumam Shenrha sendu.

Malam ini, dia kembali kesepian di dalam rumah besarnya. Kembali merasakan kesedihan karena rasa kecewanya terhadap kedua orang tuanya. Sudah kesekian kalinya lagi ia harus membohongi dirinya lagi.

Shenrha beranjak menuju meja belajarnya. Mengambil bukunya sembarangan. Mencari halaman kosong. Ia meraih penanya yang tergeletak begitu saja di sudut meja. Dan menuliskan sesuatu di lembar kosong kertas itu.

Huruf demi huruf terangkai indah membentuk kalimat panjang bermakna dalam.

Karena hidup adalah sebauh perjalanan yang teramat panjang.
Butuh banyak hati untuk menjalaninya.
Siapa yang kuat, dia yang menang.
Dan siapa yang lemah, dia yang akan kalah.
Dan yang kalah harus siap untuk berbagai macam konsekuensinya.
Ya, itulah hidup.
Yang lemah harus siap untuk di injak-injak.
Tak usah mengeluh.
Karena itu sudah hukum alam.

____

To Be Contiuned.




Jangan lupa voment nya ya...

makasih yang sudah mampir.

Dari Luka Untuk Tawa✓Where stories live. Discover now