"Baru tiga bab, dan lo udah nangis?"
"Bukan nangis." Avatar segera menggosok matanya menggunakan jari. "Berkaca-kaca doang dikit."
Tania tertawa pelan mendengarnya. "Gimana di bab-bab selanjutnya coba? Tapi setelah bab tiga ini, gue yakin lo nggak akan berkaca-kaca lagi."
"Kenapa?"
"Katanya, setiap kesedihan pasti ada kemudahan, yang gue rasain bukan hanya kemudahan, tapi keindahan juga. Setelah bab tiga itu, semua hal-hal indah dalam hidup gue baru dimulai."
"Jangan spoiler dulu," kata Avatar.
"Tapi lo udah tahu semuanya, Bego."
Avatar tertawa mendengarnya. "Santai, dong, Bos. Maksudnya, biar gue baca lagi sendiri."
"Dari dulu otak lo emang cuma setengah," cibir Tania.
Avatar memberengut, tidak terima dikatai seperti itu. "Padahal di kelas sempat dapat peringkat satu."
"Bertahun-tahun yang lalu."
Avatar tertawa lagi. "Iya, pas SD. Kalau SMA, banyak pesaing soalnya. Belum lagi, gue juga ugal-ugalan sekolahnya. Mana bisa dapet peringkat lagi."
"Artinya otak lo emang cuma setengah."
"Jangan ngatain adik sendiri, Kak. Nanti dilaporin ke mama."
"Dan lo yang kena marah sama dia."
Bercandaan seperti ini cukup jarang dialami oleh Avatar dan Tania, hanya sesekali, dan hanya di momen-momen tertentu.
Selain Avatar yang cukup sibuk dengan urusan luar, Tania juga sibuk mengurus apa pun yang bersangkutan dengan Aslan. Apalagi ketika cowok itu sedang datang.
"By the way, lo hebat banget, Kak." Avatar kembali bicara.
"Hebat gimana maksudnya?"
"Hebat, lo bisa nulis ini, nulis sejelas dan sedetail ini. Keren, mana yang ditulis kisah hidup lo sendiri. Gue bangga sama lo."
Tania memutar bola matanya, dia memang suka dipuji, tapi kalau Avatar yang memuji, tidak suka. Karena pujian yang keluar dari mulut adik laki-lakinya itu terdengar kosong semua.
"Biasa aja."
"Ini luar biasa," balas Avatar.
"Biasa aja. Jadi mau lanjut sekarang atau gimana?"
YOU ARE READING
FAUZAN 2 : Unfinished Story
Teen FictionIni cerita tentang Tania, gadis yang mengurung dirinya selama bertahun-tahun. Berkilas balik ke masa SMA-nya, masa di mana Tania melakukan dan menerima segala hal. Masa di mana Tania tidak menginginkan masa itu ada dalam hidupnya. "Aku nggak bebas...