BAB 4 | It's new era

1.4K 244 59
                                    

Jakarta, enam tahun yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jakarta, enam tahun yang lalu.

Satu tahun setelah pernyataan menyakitkan itu, Tania benar-benar mengubah segala hal dalam hidupnya. Caranya bicara, caranya bersikap, caranya bertingkah laku, caranya berpakaian, dan caranya menghadapi dunia.

Sampai semua orang yang ada di dekat cewek itu, mengatakan kalau Tania bukanlah Tania yang mereka kenal lagi. Melainkan Tania yang ... entah dari mana asalnya.

Sekarang Tania sudah berumur delapan belas tahun, dan sudah duduk di kelas akhir sekolah SMA. Dan di sinilah, hidupnya benar-benar dimulai.

"An, pulang sekolah ke rumah gue, yuk? Sekalian kita kerjain tugas yang kemaren," tanya Lissa kepada Tania. Kedua gadis itu bersama Aslan tengah duduk dan mengisi perut di kantin sekolah.

Tania yang sedang sibuk melihat layar ponsel, mendongak sekilas menatap Lissa. "Kalian aja, deh. Gue ada janji sama Kak Leon."

"Janjian terus, kapan jadiannya?" sahut Aslan.

Tania berdecak karena merasa diejek. "Nanti juga jadian, Lanong! Nggak usah iri, deh. Sekarang gue sama Kak Leon masih dalam taham pendekatan. Lagian, mana ada orang yang ujug-ujug jadian."

Yap. Seperti yang Tania impi-impikan sejak setahun yang lalu kalau sekarang, gadis itu sudah memiliki kedekatan khusus dengan Kak Leon. Kak Leon yang sudah jadi anak kuliahan, sedangkan dirinya masih jadi anak SMA.

Tania sangat menyayangkan hal itu. Di mana ia dan Kak Leon dekatnya baru beberapa bulan terakhir ini. Kalau saja sedari dulu, sedari Kak Leon masih menjadi kakak kelasnya, sudah pasti mereka akan lebih mudah bertemu dan melakukan pendekatan seperti orang-orang di luaran sana, yang sekolah bisa sambil pacaran.

"Hati-hati, nanti malah dijadiin bahan gabut doang lagi," cibir Aslan.

Tania kembali berdecak, makin sebal dengan Aslan yang selalu meremehkan kedekatannya dengan Kak Leon. "Sekali lagi lo ngomong sembarangan kayak gitu, gue aduin lo ke Mas Dipo!"

"Idih, lo sembarangan juga manggil bokap gue pake embel-embel Mas kayak gitu. Nggak sopan!"

"Biarin!"

"Tapi besok Minggu jadi, kan, An?" Lissa yang sudah memasang wajah kecewa, kembali bertanya.

"Emang Minggu besok kita ada acara apaan?" Tania malah balik tanya.

"Tuh, kan, lo pasti lupa. Kita, kan, mau ke Pantai bareng."

Setelah mendengar itu, Tania langsung mengingatnya. Janji yang sudah ia buat bersama Aslan dan Lissa sejak satu Minggu yang lalu.

FAUZAN 2 : Unfinished StoryWhere stories live. Discover now