| Let everyone know

2.4K 388 89
                                    

Komen dong, siapa yang setuju kalau aku bikin cerita Fauzan versi chat di ig?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Komen dong, siapa yang setuju kalau aku bikin cerita Fauzan versi chat di ig?

----


Sore hari ini, Tania tidak berhenti menatap pantulan dirinya di cermin. Melihat betapa cantiknya pantulan itu, ditambah dengan dress hasil imajinasinya sendiri. Meski seseorang yang membuat harinya spesial sudah datang dan sudah mengucapkan kata cantik berkali-kali, Tania tetap melakukan hal yang sama.

Ingatkan Tania untuk berterimakasih kepada adik kesayangannya, karena cowok itu sudah berhasil mewujudkan apa yang ia inginkan.

"Lanong? Gue beneran cantik, kan?"

Tania membalikan tubuhnya, melihat seorang laki-laki yang tengah duduk di pinggiran kasur kamarnya. "Lo nggak bohong, kan?"

Aslan Ali Tenggara. Laki-laki yang memiliki baby face, padahal umurnya sudah seumuran dengan Tania. Laki-laki dengan sorot mata teduh, juda bibir yang selalu tersenyum tulus. Dia menyunggingkan senyumnya, memerhatikan Tania dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Cantik," ucap Aslan, dengan raut wajah yang siapa pun yang melihatnya, pasti tidak akan menemukan kebohongan.

"Serius?" tanya Tania memastikan.

Aslan mengangguk kecil. "Aku mana berani bohong sama kamu, Tan."

Mendengar itu, Tania terkekeh pelan. Ia berjalan mendekati Aslan, menyentuh kedua bahu cowok itu kemudian mendaratkan kecupan singkat di keningnya yang terasa hangat. Menyampaikan rasa rindu yang sudah beberapa hari ini terpaksa tertahan.

"Kenapa?" Tania bertanya ketika Aslan tidak bereaksi atas perlakuannya.

"Nggak," jawab Aslan seraya menggeleng pelan. "I'm happy," lanjutnya.

Lagi, Tania terkekeh pelan di tempatnya. Berada di dekat cowok itu membuat hatinya selalu berbunga-bunga, senang dan melupakan semua kekesalan yang terjadi dalam hidupnya.

Beberapa jam yang lalu mood-nya sudah rusak karena gagal membuat resep makanan baru, namun ketika melihat laki-laki itu, suasana hatinya kembali berubah. Seceria sebelumnya.

Kehadiran Aslan memang seberpengaruh itu dalam hidupnya.

"Ke bawah, aku mau nunjukin sesuatu ke kamu," ucap Tania.

Aslan mengangguk kemudian beranjak dari duduknya. Berjalan beriringan bersama Tania menuju lantai bawah. Tepatnya ruangan di mana Tania selalu mengekspresikan imajinasinya di sana.

Iya, ruang melukis dan menulisnya.

"Beberapa hari kamu nggak dateng, aku udah ciptain banyak hal." Tania kembali berujar.

"Oh, ya?" jawab Aslan dengan mata yang berbinar. "Apa aja?"

"Bunga baru, resep makanan baru, lukisan baru, dan ... aku udah lanjutin cerita itu lagi." Tania menatap Aslan dengan senyum tipis, juga sorot mata yang tak kalah berbinarnya dengan Aslan. Tanda kalau ia sangat antusias untuk menunjukan semua hal baru itu.

FAUZAN 2 : Unfinished StoryWhere stories live. Discover now