BAB 1 | Hadiah Rahasia

1.7K 275 27
                                    

Bandung, tujuh tahun yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bandung, tujuh tahun yang lalu.

"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday, happy birthday, Tania!"

Lagu selamat ulang tahun selesai dinyanyikan. Perempuan dengan penampilan yang paling nyentrik di antara yang lain meniup lilin kemudian bertepuk tangan. Tidak lupa dengan senyum senang yang sedari tadi tidak luput dari bibirnya.

Tania sangat menantikan momen ini. Momen di mana sweet seventeen-nya dirayakan di luar, tidak di rumah seperti ulang tahun yang sebelumnya. Momen di mana ia bisa membawa teman-teman kelasnya ikut serta ke tempat yang ia inginkan, dan ikut merayakan ulang tahunnya.

"Selamat ulang tahun, Sayang."

Tania tersenyum sembari menyambut pelukan Metta. "Makasih banyak, Ma."

"Selamat ulang tahun putri kecil Papa."

Setelah Metta, Tania bergantian memeluk Fauzan. "Terima kasih banyak, Papa Bos!"

"Selamat ulang tahun, Kak! Jangan bikin Atar iri terus. Sekarang, Kakak boleh gantiin Atar jadi ketua geng, tapi cuman sehari ini aja."

Avatar si bocah laki-laki tidak mau kalah mengucapkan ulang tahun kepada kakak perempuannya. Tania tersenyum seraya mencubit pipi cowok itu gemas.

Sudah mau jadi siswa sekolah menengah, tapi kelakuan masih seperti anak TK! Itulah Avatar.

Tidak lama dari keluarganya, teman-teman Tania juga ikut mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah masing-masing.

"Hey, Nona! Happy birthday!" ujar seorang laki-laki dengan tubuh paling tinggi dari teman-teman Tania yang lain.

Namanya Haikal, sering dipanggil Ikal oleh yang lain. Sebenarnya pertemanan mereka tidak begitu dekat. Tania mengenal Ikal karena cowok itu yang berteman dekat dengan Aslan—teman Tania yang lain.

"Thanks, Cuy. Hadiahnya gue buka nanti, kalau barang murah, gue balikin," balas Tania dengan wajah yang dibuat sombong, membuat cowok bernama Ikal tertawa seraya berkata;

"Sialan!"

Selepas Ikal pergi, banyak teman sekelas Tania yang lain yang ikut mengucapkan selamat dan memberi hadiah. Bergantian, sampai dua orang yang paling ditunggu-tunggu oleh Tania, datang juga.

"Kalian yang paling deket sama gue, tapi malah paling belakangan datengnya," gerutu Tania kesal. Wajahnya memberengut, marah kepada dua orang yang baru saja datang.

"Sorry, An. Kita lagi siapin hadiah buat lo tadi, ini spesial dari kita berdua. Sederhana, bukan barang mewah dan mahal, tapi semoga berkesan."

Seorang perempuan memberikan kotak hadiah berukuran sedang kepada Tania, yang langsung disambut dengan senyum bahagia oleh gadis yang sedang berulang tahun itu.

FAUZAN 2 : Unfinished StoryWhere stories live. Discover now