| Martabak Coklat Keju

5.1K 628 85
                                    

"MAU ke mana?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"MAU ke mana?"

Seorang perempuan yang kakinya baru saja menginjak anak tangga pertama, menoleh ketika mendengar suara barusan. Melihat seorang laki-laki yang tengah menatapnya dengan wajah penasaran.

"Mau nganterin ini." Ia mengangkat sesuatu yang dibawa di tangannya.

"Belum mau bicara juga?"

Perempuan itu menggeleng kecil. "Belum. Tapi tenang aja, setelah ini semuanya aman."

Mettani Amalia. Perempuan dengan rambut sebahu itu tersenyum melihat laki-laki yang masih di posisinya. "Jangan khawatir, dia nggak akan pernah nolak kalau soal ini."

"Tapi sampai kapan, Ta?" Laki-laki itu menyorotkan tatapan penuh kesedihan.

"Aku nggak tahu, tapi untuk sekarang, kita nggak punya pilihan lain selain ini."

Fauzan Reynalfiyandi, laki-laki dengan setelan rumahan itu menghela napas seraya menundukkan kepalanya. Meski tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Metta--istrinya, ia tetap tidak memiliki pilihan lain.

Kalau dibiarkan, akan sangat membahayakan juga. Memang lebih baik memakai cara yang ampuh seperti cara yang sebelumnya.

"It's okay, aku naik dulu." Metta tersenyum kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Menaiki tangga menuju lantai atas, untuk menemui putri kesayangannya di sana.

Meninggalkan Fauzan yang kini berjalan lesuh menuju ruang pribadinya.

Sampai di lantai atas, Metta menarik napas sejenak sebelum tangannya bergerak mengetuk pintu putih yang terdapat tulisan 'Area terlarang' di bagian atasnya. Metta terkekeh kecil, mengingat momen di mana anaknya menempelkan tulisan itu waktu dulu.

Rempongnya sampai bikin keluarga geleng-geleng.

Setelah diam beberapa saat, Metta mulai mengangkat tangan dan mengetuk pintu putih itu. Dengan harapan Tania akan segera membukakan pintu untuknya.

Tiga kali ketukan, belum ada tanda-tanda Tania akan keluar. Metta mencobanya lagi, kali ini diiringi dengan kata-kata dari mulutnya. "Tania? Sayang? Kamu di dalam, kan? Mama bawa sesuatu, kesukaan kamu. Kamu udah pasti bisa tebak isinya apa, kan?"

Masih belum ada tanda-tanda juga.

Metta menghela napas berat.

Memiliki anak perempuan memang gampang-gampang sulit. Gampangnya karena kita bisa punya teman untuk curhat masalah perempuan, dan sulitnya ya seperti sekarang.

FAUZAN 2 : Unfinished StoryWhere stories live. Discover now