BAB 5 | Having fun

1.5K 236 59
                                    

Ini hari Minggu, hari di mana Tania akan bertemu dengan cowok incarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini hari Minggu, hari di mana Tania akan bertemu dengan cowok incarannya. Pukul tujuh pagi gadis itu turun ke bawah menuju meja makan, untuk melakukan aktivitas sarapan bersama keluarganya.

"Pagi, Ma," sapanya kepada Metta. Tania beralih menatap Avatar yang duduk di sebelahnya. "Pagi, Jelek!"

"Pagi, Sayang. Papa nggak diucapin selamat pagi juga?"

Tania melirik Fauzan sekilas, papanya yang duduk di sebelah Metta, tepat di hadapannya. "Pagi," sapanya sedikit terpaksa.

Fauzan tersenyum seraya menganggukkan kepala. "Pagi, Sayang."

"Ada dua hal yang perlu kakak koreksi pagi ini. Pertama, Avatar nggak jelek, buktinya semua temen-temen Papa Bos panggil Avatar si ganteng. Kedua, kalau nyapa orang tua nggak boleh jutek kayak gitu, harus sambil senyum sekalian diliat juga mukanya," ucap Avatar, memberitahu kakak perempuannya yang sudah banyak berubah akhir-akhir ini, terlebih soal sikap kepada papanya sendiri.

Diperingati seperti itu, Tania hanya memutar bola matanya malas. "Anak kecil nggak akan tahu."

"Dan Avatar sudah dewasa," sahut cowok itu.

Tania memilih untuk tidak membalas lagi. Dia mulai menikmati sarapannya. "By the way, minggu depan Tania mau bawa seseorang ke sini."

"Siapa?" Fauzan bertanya dengan wajah penasaran.

"Kak Leon, mau ngajarin Tania tugas sejarah."

"Kakak kelas yang kamu ceritain waktu itu?" Metta ikut bertanya karena penasaran.

Tania menganggukkan kepalanya. "Iya. Sebentar lagi jadi pacar."

"Sudah Papa bilang dari dulu, kamu nggak boleh pacaran sebelum lulus kuliah, Tania." Fauzan memperingati dengan mata yang fokus pada anak gadisnya itu. "Siapa Leon? Kenapa Papa baru tahu sekarang? Kenapa Mama lebih dulu tahu? Kenapa nggak sama Aslan atau Lissa aja? Kenapa harus dia?"

"Pertanyaan yang nggak penting buat Tania jawab."

"Dan Papa sudah bilang juga, kan, sama kamu kalau--"

"Stop. Sekarang Tania udah nggak peduli lagi soal itu. Udah gede, udah dewasa, udah tahu mana yang baik dan mana yang nggak. Udah bukan waktunya diatur-atur lagi." Tania memotong ucapan papanya dengan nada bicara yang tegas. Menekankan bahwa dia sudah tidak mau lagi diatur seperti dulu. Tania ingin bebas.

"Tapi, Sayang? Kamu cuman berdua aja nantinya?" Metta bertanya lagi.

"Iya, Ma. Aslan sama Lissa nggak boleh ikut karena ini termasuk acara pendekatan. Kalau ada mereka, nggak akan berjalan baik pendekatannya," jawab Tania.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FAUZAN 2 : Unfinished StoryWhere stories live. Discover now