VIII

767 130 13
                                    

Sudah sekitar satu minggu Lily dan Draco tidak berbicara pada satu sama lain, keduanya terus menghindari satu sama lain.

Sebenarnya Lily diam diam khawatir pada Draco, tapi dia juga kesal pada Draco yang mengatai nya bodoh dan tuli.

Lily khawatir pada Draco karena ia tak pernah terlihat saat sarapan, benar benar tak terlihat, ia menatap makanan dengan tak selera, sudah beberapa hari ini nafsu makannya hilang.

Kemudian ia menaruh sendok nya dan bersiap untuk berdiri, Pansy yang duduk disebelahnya pun menggenggam tangan Lily.

"Kau mau kemana, makan dulu."

"Aku sudah kenyang." Ucap Lily kemudian pergi dari great hall

Semuanya pun menatap Lily yang sedang berjalan keluar dari great hall, para Professor menatap kearah meja Slytherin, lebih tepatnya menatap Pansy dan teman temannya.

Mereka pun menggelengkan kepala mereka tanda mereka tak tahu apa yang terjadi pada Lily.

"Ada apa dengannya?" Tanya Ginny

Mereka semua menggeleng tanda tak tahu.

"Haruskan aku mengeceknya?" Tanya Harry yang tak di jawab

"Aku akan menyusulnya kalau begi-" Luna menggenggam tangan Harry

"Jangan, kau akan membuat keadaan makin parah." Harry mengerutkan keningnya

"Pardon?"

"Minggu lalu di kelas D.A.D.A. Lily dan Draco berdebat, dan namamu disebut Harry."

"Bloody hell Harry, what did you do?" Tanya Lavender

"Entahlah, aku tak melakukan apapun."

"Kemarin kau kemana setelah kelas herbologi?" Tanya Dean Thomas

"Um, aku pergi ke perpustakaan."

Ginny menatap Harry dengan curiga.

"Lily juga datang dari perpustakaan sebelum ke kelas D.A.D.A." Ucap Luna dengan polosnya

"Blimey Harry, kau membuat Lily dan Draco bertengkar!" Ucap Neville

Ron menatap Harry tak percaya dengan mulut penuh dengan nasi sepotong paha ayam goreng di tangan kanannya.

☁️

Draco menatap sekeliling common room, masih ada Theo dan Daphne di sana.

Theo meliriknya, sedangkan Daphne menatapnya dengan tajam.

"Lily sudah tidur, sudah terlambat untuk minta maaf." Ucap Daphne

"Cih, aku tak mencarinya." Daphne membulatkan matanya

"Kau gila ya? dia itu-"

"Ya, ya, dia tunangan ku."

Daphne berdiri kemudian mendekati Draco, berniat untuk menampar pipi mulus putra tunggal Malfoy itu.

Tapi Theo buru buru menariknya menjauh dari Draco, walaupun kesannya ia membela Draco, tapi Theo menatap temannya itu dengan tajam.

"Sudahlah Daph." Theo mengelus punggung tangan Daphne

Kemudian Draco kembali ke kamarnya, meninggalkan Theo dan Daphne yang masih menatap punggung Draco dengan tajam.

"Menyebalkan!" Bisik Daphne yang masih bisa didengar oleh Theo

☁️

Brak!

Mata Theo terbuka.

Ia terbangun karena suara pintu yang tertutup dengan cukup keras, menurut pendengarannya.

Theo mengambil tongkatnya, berjaga jaga jika seseorang menyelinap masuk kedalam common room.

"Who's there?!"

Ia membuka pintu common room perlahan, dan mendapati seseorang berjalan sedikit jauh didepannya.

Theo mengerutkan keningnya tapi kemudian ia mengikuti sosok itu sambil menjaga jarak, ia tak mengenalinya karena gelapnya ruang bawah tanah tempat dimana asrama Slytherin berada.

Ia juga harus berjaga jaga kalau Filch atau para prefek menemukannya.

Sekitar 10 menit mengikuti orang yang tak Theo kenali itu, ia pun berhenti, karena orang itu juga berhenti berjalan.

"Akhirnya kau datang." Theo membulatkan matanya

"Granger? Apa yang Mudblood itu lakuka-"

Mata Theo kembali membulat, bahkan ia merasa bahwa bola mata hampir saja keluar setelah melihat sosok yang ia ikuti tadi.

"Maaf membuatmu menunggu dear." Suara Draco Malfoy masuk kedalam telinganya

Kapten Quidditch Slytherin itu menyembunyikan dirinya diantara pilar-pilar, ia mengatur nafasnya yang tak karuan karena tak bisa mempercayai matanya.

"Draco!? With the filty mudblood Granger?" Pikir Theo

Ia kembali mengintip Draco dan Hermione, dan ia melihat keduanya sedang memeluk satu sama lain kemudian mulai berciuman.

Theo kembali mengatur nafasnya, mencoba sekeras mungkin untuk tak membuat suara, kemudian ia kembali mengintip, untuk memastikan bahwa ia tak berhalusinasi.

"Mereka benar benar bermesraan."

"Dasar Draco gila, dia berselingkuh!?"

Lalu perlahan-lahan Theo pergi dari sana, ia sudah tak peduli jika prefek menemukannya, yang ia mau hanyalah kembali ke ruang rekreasi.

Setelah sampai, ia langsung berlari ke kamar nya dan berniat untuk membangunkan Blaise.

Tapi kemudian ia mengurungkan niatnya, karena ia tau bukanlah ide yang bagus untuk memberitahu Blaise sekarang soal ini, pemuda itu tidak ada percaya dengan ucapannya.

Theo pergi ke ranjangnya, memaksa dirinya untuk terlelap walaupun ia tidak bisa karena baru saja melihat sahabatnya menyelingkuhi kekasihnya.

TRAITOR, Draco MalfoyWhere stories live. Discover now