XXIII

124 18 1
                                    

Dua minggu telah berlalu semenjak Henry Travers mengetahui fakta pahit yang menjadi alasan mengapa ia mengurung diri di kamar selama berhari-hari.

Beruntung Edward dan Diana Gaunt sedang tak berada di Manor, sehingga ia tak perlu menjelaskan mengapa ia mengurung diri.

Henry duduk di lantai kamarnya, menatap gelas wiskinya yang kosong dengan tak berenergi.

Dia merasa sedih, baru mengetahui bahwa teman masa kecilnya, Lily, yang telah memiliki hatinya selama bertahun-tahun telah menikah dengan pria lain.

Dia sudah mempunyai perasaan padanya selama yang dia bisa ingat, tapi dia tidak pernah memiliki keberanian untuk mengatakan padanya bagaimana perasaannya.  Dan sekarang, semuanya sudah terlambat.

Henry tak bisa melakukan apapun selain menerima kenyataan dan hidup dalam penyesalan.

Henry akhirnya memutuskan untuk bangun dan berjalan-jalan di halaman Gaunt Mansion. Saat dia menghirup udara segar dan mendengarkan suara kicauan burung.

Henry menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, mencoba menenangkan pikirannya yang berpacu. Dia mengharapkan ketenangan menyelimuti dirinya.

Namun yang ia rasakan tetaplah sama, hatinya terasa berat. Emosinya bercampur antara sedih, marah, dan menyesal.

Henry bertanya-tanya, bagaimana jika dia mengambil lompatan keyakinan dan memberi tahu Lily bagaimana perasaannya bertahun-tahun yang lalu?

Dia membayangkan hidup bersamanya, tinggal dan membesarkan sebuah keluarga bersama.

Dia akan menjadi suami yang penuh kasih dan perhatian, dan mereka akan membangun kehidupan bersama yang penuh petualangan dan cinta.

Dia membayangkan mereka duduk di taman pada suatu hari di musim panas, berpegangan tangan dan berbagi tawa. Tapi itu hanya mimpi belaka, dan dia tahu itu.

Dia marah pada dirinya sendiri karena tidak mengambil risiko, karena tidak cukup berani untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Dia marah karena tak berusaha lebih keras untuk membuat Lily melihat betapa dia menyayanginya, menyadari bahwa dialah yang benar-benar mencintainya.

Henry berharap bisa memutar balik waktu dan melakukan sesuatu secara berbeda.

Penyihir keturunan Amerika itu menghela nafas panjang, mengingat bahwa malam ini akan ada pesta di kediaman keluarga Gaunt.

Ia tentu saja diharuskan untuk hadir dipesta, tidak sopan jika tidak menunjukkan wajah dipesta saat sedang bertamu.

Henry hanya berharap bahwa ia takkan melihat Lily bersama suaminya, walaupun ia tahu betul bahwa Lily pasti akan datang dengan suaminya yang akan menggandengnya erat.

☁️

Pestanya berjalan lancar sejauh ini dan suasananya meriah dan gembira.  Edward Gaunt mengenalkan Henry ke beberapa penyihir yang merupakan rekan-rekannya.

Waktu berjalan dengan sangat lama di pesta itu, sekeras apapun Henry mencoba untuk tetap santai, ia tak bisa.

Henry merasa gugup kalau ia akan bertemu Lily setelah berita pernikahannya dengan Draco Malfoy.

Blaise melirik pria berambut cokelat itu, ia terlihat tidak fokus dengan perbincangan yang sedang berlangsung.

"Oh! Itu Lily! Akhirnya dia datang!" Samar-samar suara Daphne terdengar oleh kedua pria itu.

Draco dan Lily berjalan memasuki ruangan, keduanya langsung dikelilingi oleh orang-orang yang menyapa mereka.

Tanpa Henry sadari, nafasnya bergetar dan tangannya menjadi sedikit tremor.

TRAITOR, Draco MalfoyWhere stories live. Discover now