XII

784 144 45
                                    

Kabar bahwa Draco Malfoy telah di berikan love enchantment spell pun entah bagaimana bisa tersebar keseluruhan Hogwarts.

Semua orang mengetahuinya, bahkan para hantu dan lukisan.

Draco sendiri masih berada di hospital wing, selain keadaannya yang masih lemah, ia juga malu hati untuk keluar dan bertemu dengan banyak orang.

"Hiraukan saja lah, kau ini berlebihan." Draco melotot

"Kau gila!? Hancur sudah imejku sebagai Prince Slytherin yang cool!"

Draco sudah bertingkah normal lagi, dia tidak ketus pada teman temannya lagi seperti tempo hari sebelumnya.

"Kami akan kembali ke common room, sebentar lagi waktunya sarapan." Ucap Blaise yang dijawab anggukan oleh Draco

Kini Draco kembali sendirian lagi di hospital wing, ia cukup kesepian sebenarnya.

Selain tak ada orang lain di hospital wing, Lily juga tidak menjenguknya semenjak ia siuman tiga hari lalui.

Pansy, daphne dan Astoria juga tidak menjenguknya.


Draco tidak mengingat apapun setelah love enchantment spell nya dihilangkan, memang begitu cara kerjanya.

Ia itu memutuskan untuk kembali tidur, jujur ia cukup kesal karena tidurnya terganggu karena Blaise dan Theo datang menjenguknya.

Saat ia baru saja menutup matanya, terdengar pintu terbuka, Draco tetap menutup matanya, tak peduli pada siapapun yang datang.

Suara langkah kaki terdengar, dan juga semakin mendekati Draco, kemudian Draco merasa sesuatu menyentuh pipinya


"Draco, bangunlah, kau harus sarapan." Suara lembut yang Draco kenali itu berbisik ditelinga

"Lily?" Mata draco terbuka


Wajah ibunya terpampang disana, menatapnya dengan lembut.

"Oh, ternyata kau mum."


"Merlin, putraku yang malang..." Narcissa mengelus pipi Draco

"Dimana Lily." Narcissa menatap Draco

"Kenapa dia tidak menjenguk aku?"

"Mum yang menyuruhnya untuk tidak menjengukmu dulu."


Draco terdiam, memikirkan Lily.

Ia sangat merindukannya.


☁️

Hermione menatap Harry dari kejauhan, ia menolak untuk duduk bersama dengannya dan Ron.

"Menurutmu dia kenapa?" Tanya Ron yang dijawab gelengan oleh Hermione

"Biarkan saja, mungkin dia ingin waktu sendiri untuk mempersiapkan N.E.W.T.S."

"N.E.W.T.S.? Itu masih lama sekali astaga!" Hermione melirik Ron kemudian menggelengkan kepalanya

Keduanya sibuk dengan pekerjaan masing masing.

"Dimana Lavender?" Tanya Hermione

"Dia bersama Ginny, curang sekali ia tidak perlu mengerjakan tugas seperti kita."

"Salahmu tidak banyak bertanya saat dikelas tadi, kalau kau bertanya pasti tidak diberi tugas."

"Banyak bertanya itu menyebalkan Mione." Hermione mendengus kemudian kembali fokus ke pekerjaannya

"Ngomong-ngomong..." Ron menggantung ucapannya

"Kau dengar soal Malfoy?"

Hermione berhenti menulis sejenak, terkejut nama Malfoy disebutkan, tapi kemudian ia kembali menulis lagi.

"Tidak."

"Well, mereka bilang ia terkena love enchantment spell."

Jantung Hermione berdetak dengan cepat, ia melirik Ron yang sedang bercerita sambil menulis.

"Dean bertaruh dengan Seamus, kalau pelakunya ditemukan, pasti akan di keluarkan dari sekolah."

"Also, aku dengar Mr Malfoy sudah melaporkan hal ini ke kementerian, pa-"

"Ronald! I forgot, aku ada janji dengan Katie." Ucap hermione kemudian membawa pekerjaannya pergi meninggalkan Ron

"Okay..."


Hermione berjalan dengan terburu buru, ia mengabaikan siapapun yang tak sengaja telah ia senggol.

Tentu saja ia tahu tentang berita itu, mana mungkin ia tak tahu.

Ia juga sempat panik karena takut mereka tau bahwa ialah yang memberikan Draco mantra itu.

Hermione memberinya mantra itu agar Draco memberikan seluruh perhatiannya pada nya dan bukan Lily.

Ia sadar bahwa itu adalah perbuatan yang jahat, ia juga sadar bahwa berkencan dengan tunangan dari seseorang yang menganggap teman yang baik itu juga salah.

Tapi ia mencintai Draco, apa salahnya kalau ia berusaha untuk mendapatkan cintanya? Pikir Hermione.

Ancaman dari Pansy terlintas di kepalanya, ia langsung panik karena Pansy tahu bahwa ialah yang melakukannya.

"Tidak, dia tidak memiliki bukti, aku tak akan ketahuan."

Hermione mempercepat langkahnya, menelusuri lorong yang panjang itu, mencoba mengabaikan pikiran-pikiran negatifnya.

TRAITOR, Draco MalfoyWhere stories live. Discover now