XIAOJUN

130 18 3
                                    

Aku baru saja menyelesaikan tugasku memasak sarapan kesukaan putri cantikku. Aku bergegas menuju kamarnya dan memanggilnya untuk sarapan bersama.

"Shellyn, ayo sarapan sayang..." Ucapku setelah mengetuk pintu kamar anak gadisku yang sudah menginjak kelas 6 sekolah dasar sekarang.

"Sebentar ma...!!" Ucapnya dari dalam kamar. Sepertinya dia masih berkutat dengan sesuatu di dalam.

"Mama tunggu di meja makan ya.."

"Oke ma.."

5 menit kemudian putriku sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia duduk di kursinya. Piringnya sudah ku isi dengan nasi goreng seafood kesukaannya.

Di sela-sela makan, dia memberitahuku sesuatu.

"Ma..."

"Hm?"

"Besok ada pengambilan raport ma.."

"Jam berapa? Biar nanti mama bisa ke sekolah kamu dari kantor.."

"Jam 10 pagi ma.."

"Nanti mama usahain ya sayang.."

"Emm..ma...."

"Apa sayang?"

"Kenapa sampe sekarang papa belum datang juga ma?"

Aku yang mendengar pertanyaan itu langsung menaruh sendok dan garpuku di atas piring.

"Sayang... Kamu sabar ya, mungkin papa masih sibuk.. Mama juga belum tau kapan papa bisa pulang.."

"Tapi papa janji bakal pulang kan ma?"

Aku hanya memberi anggukan sambil mengulas senyum.

"Maafin mama sayang... bahkan mama nggak mau laki-laki itu menampakkan diri di depan kamu.. Mama nggak rela.." Batinku.

Setelah sarapan pagi, aku mengantar Shellyn ke sekolahnya seperti biasa. Terkadang Shellyn menceritakan kesehariannya di sekolah, temannya pun pernah bertanya pada Shellyn. Apakah dirinya memiliki seorang ayah?

Sejujurnya aku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, tapi apa boleh buat. Dia buah hatiku, mutiara hidupku. Xiao Shellyn Diora.

°°°°°
flashback on

20 panggilan tidak terjawab
30 pesan masuk

Sedaritadi aku terus berusaha menghubungi laki-laki itu, tapi tidak ada satupun telfonku yang dia angkat dan pesanku pun di abaikannya.

Perasaanku di penuhi kekhawatiran dan cemas sejak mengetahui bahwa hasilnya adalah positif.*

Aku langsung bersiap mengenakan cardigan dan tak lupa memakai masker agar orang-orang tak mengenaliku jika aku berkunjung ke apartemen laki-laki itu.

Sesampainya di apartemen laki-laki itu, aku langsung menekan bel beberapa kali dan akhirnya si empunya membukakan pintu.

Aku melihat dia sedikit terkejut dengan kedatanganku dan aku lihat dia seperti orang yang baru bangun tidur. Mungkin karena jadwal syutingnya, jadi ia harus tidur di pagi hari seperti ini.

"Nabila?"

Dia langsung mempersilahkan aku masuk ke dalam apartemennya sebelum ada orang lain melihat keberadaanku dan kini aku sudah berada di sofanya.

"Aku mau kasih tau kamu sesuatu Jun, ini masalah serius"

Laki-laki itu menatap mataku dan aku mulai mengeluarkan kata-kata yang ingin ku sampaikan.

SHORT STORY NCTWhere stories live. Discover now