Smile Button - Haruto

5.5K 609 40
                                    

Langkah kecil Junkyu membawanya ke depam pintu kamar Haruto. Ia tampak menimbang apakah ia akan masuk atau tidak. Berapa kali ia seperti akan mengetuk pintu kamar itu, namun ia berbalik arah kembali.

Sekali lagi ia maju, namun berakhir memutar arah dan tidak jadi mengetuk pintu kayu di depannya. Ia berjalan dengan gelisah sembari menggigit bawah bibirnya.

Krit...

"Waeyo?", suara berat itu membuat Junkyu terkejut.

Pintu kamar Haruto sudah terbuka dan si pemilik kamar tersebut berdiri di depan Junkyu saat ini.

"R-Ruto-ya..."

"Kenapa hyung?", tanya Haruto lagi, nyaris tak bersemangat.

"Hmm boleh aku masuk?", ujar Junkyu akhirnya.

"Silahkan. Tapi apa yang ingin hyung lakukan di kamarku?", Haruto mempersilahkan Junkyu masuk ke kamarnya kemudian menutup kembali pintu itu.

Setelah masuk, Junkyu hanya diam berdiri.

"Hyung?", panggil Haruto.

"Eo?", Junkyu malah bertanya balik.

Haruto menghela napasnya.

"Sebenarnya untuk apa hyung ke kamarku?", Haruto berjalan melalui Junkyu yang masih diam berdiri. Ia berjalan menuju kasurnya dan duduk di tepi kasur.

Ia menepuk sampingnya, memberi kode pada Junkyu untuk duduk juga disana.

Junkyu menurutinya. Ia duduk di sebelah Haruto dan kini pandangannya terarah tepat pada wajah Haruto yang tampak lesu.

Jemari Junkyu spontan menemukan tempat di bawah mata Haruto, mengelus pelan kantung mata pemuda Jepang di hadapannya yang tampak sangat jelas. Perlahan telunjuknya berakhir di pipi tirus Haruto kemudian menusuknya pelan.

Haruto hanya diam sembari melihat Junkyu yang tampak fokus pada wajahnya dengan ekspresi sayu dan sedikit khawatir.

Kini kedua telunjuk Junkyu berada di kedua sudut bibir Haruto. Ia menaikkannya sedikit, membentuk sebuah senyuman kecil dari bibir yang lebih muda. Kemudian ia sendiri ikut tersenyum.

"Begini lebih baik.", ujar Junkyu dengan senyuman sedikit lebar.

Haruto membuang napasnya lalu terkekeh kecil.

Pemuda yang lebih tua kini mengelus pelan pucuk kepala yang lebih muda. Berkali-kali dengan perlahan.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Biasanya kau pasti akan cerita. Tapi kalau tidak mau cerita tidak apa-apa.", ia mengacak pelan rambut Haruto.

"Hyung, boleh aku memelukmu?", pinta Haruto.

Junkyu melebarkan tangannya dan menarik Haruto dalam dekapannya. Ia membiarkan yang lebih muda membalas pelukannya erat. Membiarkan pundaknya menjadi tumpuan pemuda kelahiran 2004 itu.

Tangan Junkyu telaten menepuk pelan punggung Haruto, sesekali mengelusnya. Terkadang tangannya memainkan surai Haruto.

"Uri aegi~", kekeh Junkyu.

"Hyung...", Haruto menggigit leher Junkyu, merasa tak terima dengan yang dikatakan oleh hyung-nya itu.

"Akh... kenapa menggigitku?", bibir Junkyu megerucut.

Haruto menarik wajahnya, sedikit melepaskan pelukannya agar mata mereka bertemu.

"Aku bukan bayi.", ucapnya.

"Arasseo arasseo...", Junkyu berujar kembali.

Kini tangannya menangkup pipi Haruto dan membelainya pelan. Haruto menikmati sentuhan itu. Memberinya rasa tenang dan nyaman hingga ia memejamkan matanya. Tangannya meraih tangan Junkyu yang berada di pipinya, menggenggam lembut punggung tangan Junkyu.

"Kami khawatir denganmu.", ucap Junkyu.

"Aku tahu, maafkan aku...", lirih Haruto.

Junkyu mengulum senyum dan menepeuk pundak Haruto sementara tangannya yang satu masih berada di pipi yang lebih muda.

"Apa ada yang bisa kulakukan untukmu?", tanya Junkyu.

Haruto tersenyum kecil. Manik gelapnya menatap manik Junkyu yang berbinar.

"Temani aku saja hyung.", ucapnya.

"Hanya itu?", Haruto mengangguk.

"Kemari hyung.", Haruto menarik Junkyu untuk berbaring di kasurnya. Ia kemudian memeluk pemuda koala itu seperti guling.

Junkyu membalas pelukannya. Meski wajahnya tertutup oleh ceruk leher Haruto. Ia mendongak untuk melihat wajah Haruto yang tersenyum kecil.

Junkyu ikut tersenyum. Ia kembali menepuk punggung Haruto. Bibirnya lalu mengguggamkan suatu melodi. Melodi yang familiar di telinga Haruto.

"Apa hyung sedang menyanyikanku lagu pengantar tidur?", tanya yang lebih muda.

"Apa menurutmu aku terlalu ribut?", tanya Junkyu kembali mendongak untuk menatap Haruto.

Mata Haruto menatap hyungnya itu dan terkekeh pelan.

"Tidak, suaramu selalu indah hingga membuatku tersenyum kagum. Lanjutkan hyung.", balas pemuda Jepang itu lalu ia mengelus surai Junkyu dan memejamkan matanya. Ia menikmati alunan melodi yang menyentuh gendang telinganya. Suara indah Junkyu membuatnya jauh lebih tenang.

Sangat tenang hingga akhirnya ia tertidur sambil memeluk Junkyu.

Junkyu menyelesaikan nyanyiannya. Ia mengintip dan mendapati Haruto yang sudah terlelap.

Sekali lagi bibirnya mengulum senyum dan tangannya mengelus rambut Haruto pelan.

"Jalja Ruto-ya~", ucap Junkyu pelan sebelum akhirnya ia juga ikut terlelap.

.
.
.
.
.
.

Hv a wonderful day ya 😌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hv a wonderful day ya 😌

See ya next~

Our Precious Kyu [Junkyu x all]Where stories live. Discover now