Chapter 3 : Pernikahan?

708 48 1
                                    


Happy Reading


🌿🌿🌿

Di sisi lain. Di ndalem Pesantren Al-Kautsar, Pesantren milik Kyai Hasyim Al-Mansyur. Disana sedang ramai dengan para Kyai-Kyai yang sedang berkumpul, termasuk Kyai Ali -Abi Farah.

Ini bukan acara biasa ataupun acara formal, tapi ini acara yang sakral. Dimana dihari ini Gus Haidar mengucapkan Ijab Qobul, dengan Kyai Ali sebagai wali nikah nya.

Ya! Kyai Ali menikahkan anak bungsunya dengan Gus haidar, anak dari sahabat nya, Kyai Hasyim Al-Mansyur. Dan pernikahan ini dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Farah.

Acara pernikahan ini sudah dibicarakan dan direncanakan dari jauh-jauh hari. Hanya saja, Farah tidak mengetahui pernikahannya, karena kalau sang Aba memberitahu bahwa ia akan dijodohkan, mungkin saja Farah akan menolak nya. Dan perlu diketahui, perjodohan ini dilakukan atas wasiat kedua almarhum Kakek mereka yang memiliki janji semasa hidupnya dulu.

Untuk yang bertanya-tanya ' Jadi Kyai Ali keluar kota bukan ada urusan kerjaan? '. Jawabannya : Ya, dia memang tidak ada pekerjaan diluar kota, itu hanya alasan belaka agar Farah tidak mencurigainya.

Gus Haidar menjabat tangan Kyai Ali, jantung nya berdegup sangat cepat, tubuh nya seketika dingin dan berkeringat. Ia menarik nafas terlebih dahulu sebelum akhirnya mengucapkan Ijab Qobul.

" Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan " Ucap Gus haidar dengan lantang.

" SAAHHH " Teriak semua orang yang ada di sana, yang telah menyaksikan ijab qobul tersebut.

'Ya Allah. Semoga ini menjadi awal yang baik untukku dan pernikahan ini. Dan semoga aku bisa membimbing Farah hingga ke jannah nya, Aamiin' Batin Haidar.

Setelah Ijab Qobul terlaksana, semua tamu menjamu makanan yang sudah disediakan.

" Terimakasih Gus sudah menerima perjodohan ini " Ucap Kyai Ali dengan senyuman yang mengembang.

" Sama-sama Aba " Jawab Haidar menampilkan senyumannya. Selanjutnya mereka kembali berbincang, dengan Kyai Hasyim yang baru saja datang dan ikut menimbrung.

" Ohya Gus, nanti siang mau ikut Aba pulang ke Al-Huda ndak? Alhamdulillah Aba baru saja dapat kabar kalau bojomu menjadi lulusan terbaik dan mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya "

" Alhamdulillah " Haidar dan Kyai Hasyim ikut senang mendengarnya.

" Boleh Ba, boleh " Jawab Haidar sangat antusias.


🌿🌿🌿

Sore ini, di ndalem pesantren Al-Huda sedang ramai dengan para santri khadim. Mereka ikut serta membantu Nyai Risma menyiapkan dan membuat makanan untuk acara syukuran nanti malam atas kelulusan Farah.

" Ummah, aku izin keluar dulu ya, aku mau beli pembalut di warung depan " Ucap Farah sedikit berbisik di bagian kata pembalut, karena ia malu jika mengucapkan kata itu di depan banyak orang, meskipun sesama perempuan.

" Oh yowes, ati-ati yo nduk " Jawab Ummah Risma.

Setelah dapat izin dari Ummah Risma, Farah pun kembali melanjutkan langkahnya. Saat langkah nya baru saja sampai di teras ndalem, Farah berpapasan dengan sang Aba yang baru saja pulang.

Masya Allah Gus ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang