Chapter 10 : 2 bulan kemudian

565 34 0
                                    

Farah Pov

Selamat pagi dunia. Tak terasa ya, aku sudah melewati hari-hari ku yang penuh dramatis ini. Dimulai dari pernikahan yang dirahasiakan, lalu aku yang pergi dari rumah karena kecewa, dan akhirnya sekarang aku sudah berada di titik dimana aku sudah menerima takdir yang telah Allah tetapkan.

Menjadi istri disaat usiaku yang masih remaja itu tidak gampang, apalagi aku yang masih melanjutkan pendidikan. Aku harus tetap profesional dalam membagi waktu, ada waktunya aku sekolah, ada waktunya aku belajar, main, dan ada waktunya juga aku melayani suami ku.

Mas Haidar, umurnya memang jauh lebih dewasa dibandingkan dengan aku.  Tetapi beliau tidak pernah mengekang ku dalam hal apapun, salah satunya pertemananku. Mas Haidar pernah berkata..

" Farah, Mas gak pernah melarang kamu untuk main. Mas tau kamu masih remaja, masih seneng-seneng nya main sama temen. Habisin masa-masa remaja kamu Far, Mas gak mau menjadi penghalang kamu untuk berteman "

Tidak hanya sekali, Mas Haidar selalu berkata seperti itu setiap harinya, sampai bosen rasanya aku mendengar kata-kata itu. Namun nyatanya, menghabiskan waktu bersama suami itu jauh lebih nikmat, dan bahagia tentunya, Maa Syaa Allah.

Aku merasa beruntung sekali punya suami seperti Mas Haidar. Ya walaupun awal-awal aku sempat tidak setuju dengan pernikahan ini, tapi lama-lama rasa nyaman itu tumbuh dengan sendirinya, dan buih-buih cinta pun mulai muncul dari lubuk hati yang terdalam. Hingga setiap hari rasanya aku ingin sekali memuji suamiku dengan kata 'Maa Syaa Allah Gus'

Pagi ini aku sudah siap dengan seragam putih abu-abu, dan Mas Haidar yang sudah siap dengan kemeja hitam dan celana Ankle Pants berwarna hitam, Maa Syaa Allah Gus.

" Sudah siap belum sayang? " Tanya Mas Haidar sedikit berteriak. Sebab ia berada diluar rumah, sedangkan aku masih didalam rumah.

" Sudah Mas, sebentar dulu " Jawab ku sembari berlari kecil keluar rumah. Aku mengunci pintu terlebih dahulu, sebelum akhirnya aku menghampiri mas Haidar yang sudah menunggu di mobil.

Aku langsung saja masuk ke dalam mobil. Alih alih, mobil pun melaju dengan kecepatan standar. Tak membutuhkan waktu lama, kurang dari lima belas menit akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolah.

" Mas, Farah sekolah dulu ya " Kata ku sembari mencium punggung tangan Mas Haidar.

" Iyaa sayang nya Mas, semangat yah belajar nya "

Cup!!

Cup!!

Cup!!

Mas Haidar mencium kening ku, lalu mencium pipi, dan yang terakhir bibir mungil milikku. Maa Syaa Allah Gus.

Aku turun dari mobil dan berlalu masuk kedalam sekolah. Sedangkan Mas Haidar melanjutkan perjalanannya menuju ke cafe. Katanya sih mau cek data pemasukan dan pengeluaran, sekalian memantau kinerja para karyawannya. Bangga deh sama Mas Haidar, masih muda sudah punya usaha sendiri, bismillah semoga bisa kaya Mas Haidar, Aamiin.

🌿🌿🌿

Author Pov

Kring...Kring...Kring...

Suara Bel istirahat berbunyi mengisi keheningan sekolah. Seketika semua siswa berhamburan keluar kelas.

" Far, kantin yuk! " Ajak Feli,, lebih tepatnya Felicia Valentina. Dia adalah teman dekat Farah sejak ia masuk ke sekolah ini.

" Boleh " Farah dan Feli pergi ke kantin.

Sampai disana, mereka berdua langsung menempati tempat duduk yang kosong.

" Mau pesen apa Far? Biar gue yang pesenin " Kata Feli.

" Jus Alpukat aja Fel "

" Makannya nggak? " Farah hanya menggeleng sebagai jawabannya. Setelah 5 menit mengantri, akhirnya Feli kembali dengan membawa segelas jus jeruk, dan segelas jus alpukat milik Farah.

" Nih Far "

" Makasih ya Fel " Feli hanya mengangguk sebagai jawabannya.

" Oya Fel, ngomong ngomong Desi Sama Tasya kemana? Kok mereka bisa barengan gitu gak masuk nya? " Tanya Farah terheran.

Desi Fitriani, dan Tasya Salsabila, mereka juga teman dekat Farah dan Feli. Biasanya mereka selalu berempat, tapi karena Desi dan Tasya tidak masuk, jadi tinggal mereka berdua.

" Bolos kali " Kata Feli. Farah hanya manggut manggut tanda mengerti.

Drrttt.. Drrttt..

Handphone Farah bergetar, Gadis itu pun segera melihat handphone nya, dan ternyata sang Ummah yang menelpon.

" Assalamu'alaikum Ummah, ada apa Ummah nelpon Farah? "

" Mas mu nduk, mas mu, hikss " Ucap Ummah Farah sembari menangis.

" Ummah, ada apa sama Mas? Mas kenapa Ummah? Mas baik baik aja kan? Ummah.. " Tanya Farah sangat khawatir. Hati nya pun tak tenang, ia takut terjadi apa-apa dengan Mas nya.

" Assalamu'alaikum nduk " Salam Kyai Ali. Ya, yang sedang berbicara dengan Farah saat ini Kyai Ali. Karena Ummah Risma sudah tidak kuat untuk berbicara.

" Wa'alaikumussalam Aba. Aba, Mas kenapa Ba? Mas baik baik aja kan? " Tanya Farah yang semakin khawatir di buat nya.

" Mas mu, mas Fasya anu nduk. Mas Fasyaaa, mas Fasya kecelakaan. Dan sekarang mas mu lagi di ruang ICU, sedang ditangani Dokter " Jawab Kyai Ali yang berusaha tenang. Farah membekap mulut nya tak percaya.

" Di rumah sakit mana Ba?! Biar Farah kesana sekarang juga! " Tanya Farah dengan khwatir.

" Rumah sakit medika "

" Oke Farah kesana sekarang juga ya Ba, assalamu'alaikum "

Tutt..

Farah mematikan telponnya. Dan Feli yang melihat temannya sepanik itu pun ikut menenangkan.

" Lo kenapa Far, tenangin diri lo dulu, jangan panik kaya gitu " Ujar Feli.

" Mas Fasya Fel, Mas Fasya kecelakaan. Aku harus ke rumah sakit sekarang juga " Kata Farah sembari menangis. Feli yang mendengar itu langsung membawa Farah kedalam dekapannya.

" Ya Tuhan, lo yang sabar ya Far. Sekarang lo kerumah sakit aja, biar nanti gw yang izinin lo ke guru mapel " Ujar Feli.

" Makasih Fel, aku duluan ya "

Farah berlari ke kelasnya untuk mengambil tas. Sesekali ia mencoba untuk menghubungi suaminya.

Drrttt, drrttt...

" Assalamu'alaikum mas "

"....."

" Mas, Mas Fasya kecelakaan, Mas. Aku harus ke rumah sakit sekarang "

"....."

" Nggak usah Mas, aku bisa sendiri. Nanti mas langsung aja ke rumah sakit medika ya Mas, assalamu'alaikum "

Tut...

Farah mematikan telponnya secara sepihak. Dia pun segera bergegas pergi ke rumah sakit Medika menggunakan Taxi.

Bersambung

Masya Allah Gus ( On Going ) Where stories live. Discover now