Chapter 9 : Satu Ranjang

633 35 0
                                    

" Sampeyan mau ngomong apa Gus? " Tanya Farah memecah keheningan.

" Far, apa kamu mau tinggal berdua sama saya? " Tanya Haidar.

Degg!!

" Hah? G-gimana Gus? " Tanya Farah dengan muka terkejut nya.

" Ya. Saya ngajak kamu tinggal dirumah saya Far. Kalo kamu gamau juga gapapa " Jawab Haidar.

" Terus gimana sama sekolah saya nanti Gus? Saya gak mau putus sekolah hanya karena pernikahan ini " Pandangan Farah seketika kosong, tiba-tiba saja ia memikirkan nasib kedepannya. Apa ia bisa kembali bersekolah dengan status nya yang sudah bersuami?

" Far, kamu masih bisa sekolah, bahkan kamu masih bisa mengejar cita-cita kamu "

" Lihat saya Far!" Titah Haidar. Dengan perlahan Farah mendongakan kepalanya yang sejak tadi tertunduk, dan kini kedua mata itu saling bertemu di satu titik.

Tangan Haidar perlahan menggenggam tangan Farah, yang membuat sang empu terlonjak kaget.

"Astaghfirullah Gus" Batin Farah.

" Far, saya ini suami kamu. Dan kamu adalah tanggung jawab saya. Saya tidak akan melarang kamu untuk mengejar cita-cita dan karir kamu, dan saya tidak akan melarang kamu untuk menikmati masa-masa remaja. Saya akan membebaskan kamu ning, asalkan kamu tau batasan dalam bergaul " Kata Haidar yang mampu membuat hati Farah menjadi luluh.

"Masya allah Gus. Kenapa sampeyan sebaik ini dengan saya?" Batin Farah.

Mata Farah mulai berkaca-kaca setelah mendengar penuturan dari sang suami. Dan ya, selang beberapa detik kemudian akhirnya buliran bening itu pun menetes di pipinya.

" Jangan nangis, saya gak suka liat istri saya nangis kaya gini " Kata Haidar sembari mengusap air mata Farah.

"Ya allah, terimakasih engkau telah mendatangkan sosok laki-laki seperti Gus Haidar. Semoga aku bisa menjalani hari hari ku yang baru ini ya allah" Batin Farah.

" Tapi apa bisa sekolah umum nerima siswa yang statusnya sudah bersuami? Nggak kan Gus? Yang ada saya dikeluarin dari sekolah, Gus " Kata Farah.

" Bisa Far, tapi pernikahan kita harus dirahasiakan selama kamu sekolah " Jawab Haidar yang diangguki Farah. Hati Farah sedikit lega setelah Haidar bilang kalau dirinya masih bisa sekolah dengan status dirinya yang sudah bersuami.

" Gimana Far sama pertanyaan saya tadi? Kamu mau tinggal bersama saya? " Tanya Gus Haidar.

" Gus. saya mau tinggal dirumah sampeyan " Kata Farah yang membuat Gus Haidar senang dengan jawabannya.

" Far, kamu serius mau tinggal berdua dengan saya? Kalo memang keberat--- " Ucap Haidar yang terpotong oleh Farah.

" Tidak Gus, saya tidak keberatan. Ini sudah menjadi kewajiban saya sebagai istri bukan? Tapi, saya butuh waktu untuk menerima semua ini, dan saya butuh waktu untuk membiasakan diri layaknya sebagai istri " kata Farah yang membuat Haidar tersenyum bangga.

Farah bisa bicara seperti itu, sebab Farah sudah belajar bagaimana cara memuliakan seorang suami. Selain itu, Farah juga selalu mengingat ucapan dari Ummah nya.

" Nduk, kalau kamu nanti punya suami, kamu harus bisa memuliakan suami kamu. Kamu harus berbakti dan nurut apa kata suami kamu, karena surga kamu sudah bukan di Ummah lagi, tapi di suami mu kelak "

Kira kira begitulah kata kata dari sang ummah yang sampai saat ini selalu Farah ingat.

" Terimakasih Far "

" Sama sama Gus "

" Ohya, memangnya kamu mau SMA dimana? Dan kapan mulai pendaftaran nya? " Tanya Haidar.

Masya Allah Gus ( On Going ) Where stories live. Discover now