Chapter 7 : penjelasan

553 40 0
                                    

Happy Reading

🌿🌿🌿

" Ngapain kita kesini Gus? " Tanya Farah saat Haidar membawanya ke tempat makan lesehan.

" Makan, kamu pasti belum makan kan dari pagi? " Tanya Gus Haidar yang hanya diangguki Farah sebagai jawabannya.

" Farah, kamu mau pecel ayam atau pecel lele? " Tanya Haidar.

" Terserah Gus aja "

" Yauda kamu tunggu disini ya, saya mau pesen dulu " Ujar Haidar yang lagi lagi hanya diangguki oleh Farah sebagai jawabannya.

Tak lama kemudian Gus Haidar datang kembali dengan membawa roti dan air mineral.

" Sambil nunggu makanannya jadi, kamu makan roti ini dulu buat ganjel perut yang kosong " Ujar Haidar.

" Terimakasih Gus "

Haidar menatap Farah yang sedang memakan roti itu dengan senyum tipis.

"Alhamdulillah akhirnya aku bisa temuin kamu Far" Batin Haidar.

" Far, boleh saya bicara? " Tanya Haidar setelah melihat Farah yang sudah selesai memakan roti itu.

" Silahkan Gus " Kata Farah yang saat ini nadanya sudah mulai melembut.

" Apa yang buat kamu pergi dari rumah seperti tadi? " Tanya Haidar.

" Karena saya merasa kalau Aba, Ummah, sama Mas itu tuh jahat Gus. Aba menikahkan saya dengan Gus tanpa persetujuan dan tanpa sepengetahuan saya. Bahkan beliau menikahkan saya diusia yang masih terbilang dini. Bagaimana dengan masa depan saya? Bagaimana dengan sekolah saya? Bagaimana dengan cita-cita saya Gus? Beliau tidak memikirkan itu sama sekali " Ujar Farah.

" Far, disini bukan cuma kamu yang jadi korban. Kamu pikir saya baik baik saja setelah menerima perjodohan dan bahkan mengucap ijab qobul saat itu? Tidak Far, saya pun sama seperti kamu " Kata Haidar.

" Ya terus kenapa Gus Haidar Terima perjodohan ini? Gus Haidar kan bisa menolak, Guss. Kalo Gus menolak, mungkin pernikahan ini tidak mungkin terjadi " Kata Farah sedikit meninggikan suaranya.

" Karena saya kepingin jadi anak yang berbakti kepada orang tua saya. Dan satu lagi yang harus kamu tau. Perjodohan ini didasari oleh wasiat almarhum kakek kamu dengan kakek saya. Apa saya harus menolak jika itu adalah wasiat? Tidak, tidak gampang untuk saya menolak perjodohan ini jika sudah didasari oleh wasiat, Far. Saya, saat menerima bahkan saat mengucapkan ijab qobul, saya sama sekali tidak kenal dan tidak tahu kamu, yang saya tahu hanyalah nama kamu saja, tapi saya mempunyai tekad bulat untuk menerima perjodohan ini " Ujar Haidar.

" Saya disini tidak menyalahkan kamu, Far. Saya tahu betul bagaimana perasaan kamu saat ini. Dan saya juga tahu bagaimana hancur nya perasaan kamu setelah tau tentang pernikahan ini, karena kamu juga masih remaja, pasti belum ada pikiran sejauh ini kan? Saya sebagai suami, akan mendukung cita-cita kamu Far, saya akan membebaskan kamu. Nikmatilah masa masa remaja kamu, jangan sampe hanya karna pernikahan ini, kamu jadi gak bisa habisin waktu kamu dengan teman-teman kamu " Lanjutnya.

Setelah mendengar penuturan dari Haidar, Farah pun merasa bersalah dibuatnya. Dia terlalu memikirkan perasaannya sendiri, sampai lupa bahwa ada Haidar yang merasakannya juga. Apakah Farah egois? Ya.

" Maafin Farah Gus. F-farah hanya memikirkan perasaan Farah sendiri, tanpa memikirkan perasaan sampeyan juga " Farah menundukkan pandangan nya, ia malu dengan sikapnya sendiri. Bisa-bisanya Farah bilang kalau mereka itu egois, sedangkan diri sendirinya pun egois.

" Tidak Farah, kamu tidak perlu minta maaf. Wajar kalau kamu kecewa dan marah. Walaupun saya juga merasakan apa yang kamu rasakan, tapi tetap saja kamu yang pasti lebih berat menerima ini " Haidar menggenggam kedua tangan Farah.

Setelah beberapa detik menggenggam tangan Farah, laki-laki itu mengambil sesuatu dari dalam sakunya, sebuah kotak kecil yang berisi sepasang cincin nikah.

" Farah " Panggil Haidar. Gadis itu masih setia menunduk, dan pada akhirnya Haidar menangkup kedua pipi Farah, yang membuat sang empu menatapnya.

" Jangan nunduk terus, saya mau liat wajah cantik istri saya " Kata Haidar membuat pipi Farah memerah.

Haidar mengambil tangan kanan Farah, dan memasangkan cincin itu di jari manis Farah. Cincin itu sangat cocok sekali, terkesan mewah meskipun desainnya sederhana.

"Apa lagi ini ya allah? Gus, udah Gus, jantung Farah gak aman kalo gini terus" Farah membatin.

" Permisi Mas, Mba. Ini pesanannya ya " Waitress tersebut menaruh pesanan mereka di meja.

" Terimakasih " Ucap pasutri itu berbarengan.

" Dimakan dulu makanannya, selepas itu saya antar kamu pulang, dan kamu harus meminta maaf ke Aba dan Ummah. Bagaimana pun mereka itu orang tua kamu, mereka tau mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk putri nya " Kata Haidar yang hanya diangguki Farah.


🌿🌿

" Nduk, maafin Aba ya, Aba tau Aba salah. Aba akan jelasin ini semua ke kamu "

" Gak usah dijelasin lagi Ba, Farah udah tau semuanya dari Gus Haidar. Disini Farah yang harusnya minta maaf sama Aba, sama Ummah, sama Mas juga. Maafin Farah ya "

" Iya nduk Ummah maafin "

" Iya nduk Aba maafin juga. Kamu memang anak yang berbakti sama orang tua. Terimakasih ya nduk "

" Masya allah tuan putri nya Mas Fasya dewasa sekali pemikirannya. Bahagia selalu ya dek, makasih sudah mengambil keputusan yang tepat "

Keluarga itu saling berpelukan. Haidar yang melihat pemandangan itu didepannya hanya bisa tersenyum.

Bersambung


Gimana nih readers ceritanya? Semoga suka ya. Maaf kalo ada cerita yang kurang nyambung, maklum author nya baru belajar, xixixi. Jangan lupa di vote yah⭐

Masya Allah Gus ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang