Chapter 12 : Hanya sebuah mimpi

549 33 0
                                    


Happy Reading

🌿🌿🌿

" Dipindahin ke ruang inap mana ya Sus kira-kira?? " Tanya Farah sangat antusias. Ia berpikir bahwa Mas nya itu pasti sudah sadar dari koma nya. Namun---

" Oh, bukan ke ruang inap bu. Tapi ke ruang jenazah, karena baru saja pasien menghembuskan nafas terakhir nya " Ujar suster itu.

Deg!!!

Tubuh Farah membeku. Mata nya pun sudah memerah, bahkan bercucuran air mata.

" GAMUNGKIN!! GAMUNGKIN!! MASS FASYAA, AKU GAMAU KEHILANGAN MAS FASYA. AKU SAYANG MAS FASYA!! MAAASSS!! " Farah menangis sejadi-jadinya.

Lutut nya pun seketika lemas, hingga tubuh nya terjatuh begitu saja ke lantai. Alih-alih pandangannya pun memudar dan berubah menjadi gelap

" Farah, hei bagun sayang " Haidar menepuk-nepuk pipi Farah.

Farah perlahan membuka matanya, dan---

" MAS FASYAAA!! KENAPA MAS FASYA NINGGALIN AKU? " Teriak Farah dengan air mata yang sudah basah membasahi pipinya. Dan teriakan itu sangat terdengar pilu sekali.

" Sayang, kamu kenapa? Sadar hei " Ujar Haidar sembari menepuk-nepuk pipi Farah agar istrinya itu sadar.

" Mas, Mas Fasya dimana? Ayo kita ke Mas Fasya, aku mau liat Mas Fasya untuk terakhir kalinya, hiks..hiks.. " Kata Farah sesenggukan. Haidar pun terheran-heran dengan istrinya ini. Kenapa dia? Kenapa Farah tiba tiba bicara seperti itu?

" Kamu ngomong apasih sayang? Istighfar, kamu itu cuma mimpi sayang, Mas Fasya masih hidup kok.. " Ujar Haidar menyadarkan istrinya.

Farah yang mendengar ucapan suami nya itu pun menjadi bingung. Jadi tadi ia hanya mimpi? Kalo gitu syukurlah, Farah bernafas lega mendengar nya.

" Jadi aku cuma mimpi Mas? Alhamdulillah ya allah, hiks.. " Ujar Farah masih dengan sisa tangis nya. Rasa sesak di alam mimpi itu terbawa hingga ke dunia nyata.

" Sudah, sudah. Lain kali kalo mau tidur pikiran kamu harus bersih dan tenang. Pikiran kamu tuh jangan kemana-mana, okey? "

" Okey mas "

" Yauda sekarang kita beli makan dulu yuk "

Haidar dan Farah turun dari mobil, dan membeli makan di sebuah kedai di pinggir jalan.

🌿🌿🌿

Saat sampai di rumah sakit medika. Farah melihat ruang ICU yang kosong, persis seperti mimpinya tadi. Hati Farah tak tenang, pikirannya pun mulai kemana-mana tentang Fasya. Farah takut mimpinya itu menjadi kenyataan.

"Ya allah, jangan sampe mimpi aku menjadi kenyataan" Batin Farah.

Muka Farah sudah telihat nampak khawatir. Haidar yang menyadari itu pun langsung mendekat ke arah istrinya. Lalu ia mengelus pundak nya seraya berucap--

" Jangan khwatir, kita tanya ke resepsionis dulu ya " Ucap Haidar dengan lembut.

Kedua orang itu berjalan meninggalkan ruang ICU dan menghampiri resepsionis.

" Permisi mas, mau tanya, pasien atas nama Fasya Putra Az-zayan kok tidak ada di ruang ICU ya? " Tanya Haidar. Sesekali matanya melirik ke arah Farah yang sedang menunduk khawatir.

Masya Allah Gus ( On Going ) Where stories live. Discover now