What The F...

1.1K 168 111
                                    

Tau kan pasangan yang baru saja jadian?



Iya SunKi.





Mentang-mentang baru jadian, kerjanya kencan aja tiap hari. Jangan tanya siapa yang selalu mengajak, tentu si Tuan Bucin Ni-Ki, anak remaja itu setiap pulang sekolah pasti dengan cepat pergi ke depan kelas Sunoo, menunggu kekasihnya itu keluar kelas dan langsung mengajaknya jalan.



Seperti saat ini, keduanya tengah berada di alun-alun kota, duduk di salah satu bangku sambil melahap sosis bakar yang baru saja selesai mereka pesan. Sebenarnya kencan yang setiap hari mereka lakukan tidak wow banget sih, hanya melakukan hal-hal sederhana namun menyenangkan seperti bermain Game di Timezone, jalan-jalan ke Mall, atau sekedar jajan kuliner di sekitar alun-alun kota.




Maklum saja, mereka masih SMA dan Sunoo juga tidak menuntut banyak, baginya selama itu tulus dia selalu menghargai apapun pemberian Ni-Ki.


"Kak Sunoo mau sosis bakar lagi?" Tanya Ni-Ki ketika melihat sosis bakar Sunoo sudah hampir habis. Yang lebih tua hanya menggeleng.


"Nggak Nik, aku udah kenyang banget kamu beliin aku 3 loh."



"Nggak papa biar Kak Sunoo tumbuh dikit hehehe."



"Jadi kamu bilang aku pendek gitu?" Sunoo menatap Ni-Ki kesal sedangkan sang empu hanya tertawa, merasa senang berhasil menggoda kekasihnya.



"Aku nggak bilang pendek loh, aku cuman bilang tumbuh dikit. Kakak aja tuh yang merasa pendek, atau memang pendek ya?"


"Ihh Ni-Ki nyebelin." Sunoo berseru kesal sambil mencubit paha Ni-Ki membuat sang empu sukses meringis karena cubitan Sunoo yang lumayan sakit.




"Kakak abisin sosis bakarnya abis itu aku anter pulang, setengah jam lagi aku harus eskul."


"Nggak usah, kamu repot loh entar bolak balik."


"Nggak papa, aku harus mastiin pacar aku selamat sampai rumah."


Sunoo mendengus pelan mendengar gombalan Ni-Ki tetapi tak bisa menutupi pipinya yang bersemu. Yang lebih muda hanya terkekeh pelan melihat pipi kekasihnya yang bersemu, nampak menggemaskan.






Hadeuuhh Dasar Bucin.







































































































"DENIL YUNG!!!"



"Jangan cuman bisa teriak aja dong, ayo tangkap Hyung kalau bisa. Kalau nggak, mainan Andy bakal jadi milik Hyung."




"Iiiiii aku capek Yung."



"Masa gitu aja capek sih, yaudah kalau gitu mainan ini sekarang jadi mainan Hyung."


"Tapi itu mainan...... Hikss.... Huweeee Papa!!!"


Tangis Andy pecah membuat Daniel bukannya panik tapi justru tertawa melihat sang bungsu yang menangis. Dengan susah payah anak berusia empat tahun itu naik ke sofa dan masuk ke dalam pelukan Heeseung yang sejak tadi memperhatikan mereka bermain. Andy dengan segera mengadu pada Papa nya. "Denil Yung jahat, ambil mainan Andy."


"Aku nggak jahat ya, inikan emang sudah jadi mainan Hyung, siapa suruh Andy kalah main dan nggak bisa ngejar Hyung." Daniel menyelutuk, sepertinya remaja itu belum puas menggoda sang adik.




Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang