Please

1.1K 170 104
                                    

Sudah seminggu sejak kepergian Heeseung dari rumah dan sejak saat itu juga kehidupan seorang K sangat kacau. Hari-hari nya ia habiskan hanya dengan bekerja. Bahkan sudah hampir seminggu ini kata makan tidak ada dalam kamusnya. Hanya bergelas-gelas kopi yang menemaninya.


Waktu pulang akan selalu menjadi hal yang paling ia benci. Memangnya apa yang dia harapkan dari rumah besar namun terasa kosong tanpa kehadiran Heeseung. Lelaki yang sangat dicintainya.




"Kau tidak pulang? Jam pulang kantor sudah lewat satu jam yang lalu."



Tidak ada respon yang diberikan oleh K membuat orang yang bertanya itu menghela nafas panjang, menghampiri sang atasan dan segera menutup Laptop yang berada di depan lelaki Jepang tersebut.




"Apa-apaan kau Asahi."




"Kau yang apa-apaan. Berhenti menjadikan kerja sebagai pelarian mu dari masalah. Temui Heeseung dan selesaikan masalah kalian."



"Kau tidak mengerti. Aku takut kehilangan Heeseung, aku sangat mencintainya."



"Apanya yang tidak ku mengerti? Kau yang tidak mengerti dirimu sendiri! Jika kau mencintai Heeseung maka jangan buat ia menunggu terlalu lama penjelasan darimu. Ia akan berpikir kau benar-benar tidak mencintainya lagi dan berniat melepaskannya."




"Bagaimana jika dia tidak mau percaya denganku? Bagaimana kalau dia berniat berpisah denganku? Bagaimana kalau ternyata dia sudah menemukan......"





"Astaga Hyung!"



Asahi berseru, menjitak keras kepala K membuat sang empu sukses meringis kesakitan. Hendak protes namun Asahi lebih cepat mendahuluinya. "Oleh karena itu kau harus segera menjelaskan semuanya dan selesaikan semua masalahmu baik dengan Heeseung maupun wanita kegatelan itu. Urusan Heeseung mau kembali denganmu atau tidak itu keputusan Heeseung sendiri, bagaimana pun dia juga punya hak atas itu."





"Kau benar Asahi, tapi aku benar-benar takut kehilangan Heeseung."




"Tanpa kau bilang pun aku sudah menyadari itu Hyung. Hidupmu seminggu ini sangat kacau, Heeseung benar-benar poros hidupmu. Ini baru seminggu dan kau sudah sekacau ini. Aku tak bisa membayangkan jika Heeseung benar-benar meninggalkan mu selamanya."



K tidak bersuara, hanya memejamkan matanya. Dalam hati membenarkan semua perkataan sepupunya. Ia benar-benar membutuhkan Heeseung di sampingnya dan K tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa kehadiran lelaki kesayangannya itu selamanya. Mungkin ia bisa gila.




"Semangat Hyung, aku akan membantumu untuk bisa menyelesaikan masalahmu. Yang penting sekarang kau harus makan, kau butuh energi untuk menyelesaikan semuanya." Asahi menepuk pelan bahu K, lelaki Jepang yang lebih muda kini mengeluarkan bungkus makanan yang tadi ia bawa.



"Kau tau aku tidak selera makan."




"Makan Hyung atau aku akan menemui Heeseung sekarang dan menyuruhnya untuk menceraikan mu sekarang."




K berdecak pelan sebelum dengan berat hati melahap makanan yang dibawa sepupunya. Mungkin Asahi benar, ia harus mengisi tenaganya dulu jika ingin menyelesaikan semua masalahnya. Dan K berharap Heeseung masih mau menunggunya untuk menjelaskan semuanya kepadanya.

















Ya semoga.












































































































































































Our FamilyWhere stories live. Discover now