Eps 20. Sahabat Tenten

308 51 3
                                    


" Tenten belum pulih. Tapi ada apa?" Tanya Neji menatap lekat mata Hinata dengan kebingungan.

"Dia tau pekerjaan kita." Hinata menatap kebawah dan jatuh cairan dari kelopak mata nya.

________________________________

Tring! Tringg!! Tringg!!

Naruto menatap layar ponselnya yang telah berbunyi berkali kali dan melemparnya ke ranjang.

Sekarang, Naruto dan Tenten berada di sebuah kamar hotel. Terdapat dua ranjang single terpisah disana, jendela besar dengan tirai coklat dan televisi serta meja di seberang ranjang.

Setelah mengajukan keluar paksa dari rumah sakit, Naruto membawa Tenten dan Nega ke hotel dengan tujuan agar Hinata dan Neji tidak mengetahui keberadaan mereka.

Tringg!! Tring! Tringg!!

Tak henti-hentinya ponsel Naruto berbunyi. Hinata lah penyebabnya.

Ting!

Notifikasi ponsel Tenten berbunyi. Naruto langsung berdiri dan mengambil dari genggaman Tenten.

Neji: Bagaimana keadaan mu?

Kedua alis Naruto dapat memperlihatkan emosinya. Ia langsung menjauhkan ponsel dari pemiliknya tanpa persetujuan.

"Jangan pernah dijawab, Ten." Tatapan Naruto penuh amarah.

"Tunggu, Naru. Kenapa? Ada apa?" Tanya Tenten yang masih terduduk di ujung ranjangnya dengan kebingungan. Suaranya terdengar samar. Tenten juga terlihat sedikit takut karena Naruto tidak pernah menunjukan amarahnya seperti ini.

BRAKK!

"Mereka mata mata, Ten!" Ia menggebrak meja didepannya.

"A-a-apa?" Tenten terkejut dan mengerutkan keningnya tak percaya. "Tidak mungkin, Naru."

"Jangan mudah dibodohi." Katanya sebelum menjatuhkan badannya di ranjang. "Aku lelah. Sangat... Ah, ini ada buktinya."

Ia menyetel ulang rekaman suara tadi.

Mimik wajah Tenten masih terlihat tak percaya dengan ucapan Hinata.

"Mereka akan mencelakai kita, Ten. JANGAN pernah bertemu dengan mereka lagi." Seru Naruto dengan nada tingginya.

Setelah beberapa menit tanpa suara, Tenten mengalihkan pembicaraan.

"Besok, aku akan bertemu Sakura dan Ino seperti biasa."

"Baik. Akan aku pantau, Ten."

________________________________

"Mereka akan mencelakai kita, Ten. Jangan pernah bertemu dengan mereka lagi." Seru Naruto dengan nada tingginya.

Suara itu berasal dari speaker kecil yang telah dipasang Neji di ruang markas mereka. Hanya ada Hinata dan Neji disana.

Mata lembab Hinata tak berhenti menangis sejak tadi. Ia memikirkan tentang misi pertamanya yang gagal dan kehilangan orang yang baru saja membuatnya jatuh cinta. Lain hal dengan Neji, mimik wajahnya memang terlihat sedih namun ia tak henti hentinya memikirkan cara menyelesaikan misi ini. Ia hanya duduk melamun di dekat meja rapat.

"Ne-neji..." Suara serak Hinata memenuhi ruangan dan kedua iris nya memandang Neji.

"Hmm?"

"Mereka membenci kita, Neji. Ba-bagaimana?"

"Tenang, aku punya rencana." Suara Neji begitu yakin setelah dua jam berpikir.

______________________________

Keesokan harinya, menuju pukul 10 pagi, Naruto dan Tenten sudah berada di mobil. Di depan mereka terdapat sebuah cafe yang sering dikunjungi Tenten dan teman temannya hampir tiap minggu.

Tenten keluar dari mobil dan bertemu dengan teman-teman nya. Sedangkan Naruto menunggu sambil terus memantau Tenten dari mobil putihnya. Tangannya meraih ponsel miliknya, ada tiga puluh tujuh panggilan tak terjawab dari Hinata. Tidak ada chat dari siapapun. Ia bosan.

Sudah empat jam berlalu. Akhirnya Naruto keluar dari mobil. Dibelakang parkiran terdapat jembatan yang cukup luas dengan pemandangan taman yang indah. Ia berjalan kesana dan merenungkan berbagai masalahnya.

Pikiran Naruto mulai satu persatu bermunculan. Ia mencintai Hinata namun, bisa jadi Hinata bukan orang yang tulus. Ada kemungkinan para mata-mata membunuh bandar narkoba seperti dirinya.

Ia menyayangi Tenten dan ia tahu keinginan Tenten untuk lepas dari pekerjaan ini. Itu juga salah satu keinginannya. Namun, mustahil dengan bos seperti 'The King'.

Ditengah segala kekacauan pikirannya, ia sadar ada seseorang yang mendekati dan memperhatikan wajahnya. Saat ia berbalik mencari tahu siapa yang berada disana.

"Naruto?"


[›.‹] TBC.

Be Free With You (Nejiten) FINWhere stories live. Discover now