Eps 22. Pertemuan Besar Para Bandar

298 46 2
                                    

"Lurus." Suara membisiki telinga Naruto.

Naruto langsung menarik Tenten ke lorong lurus didepan mereka dan bersembunyi.

DRAP DRAP DRAP

Suara derap begitu riuh.

Mereka bersembunyi di lorong gelap. Muncul tiga orang bandar dari lorong kanan.

"SIALAN! Kau suruh kita lewat sana. Itu jebakan bodoh."

"Aish. Siapa yang tau bodoh! Teka-teki macam apa ini. Aneh saja si ketua."

"DIAM kalian berdua. Coba lewat yang kiri sana." Perintah seseorang dari bandar.

Mereka terlihat basah kuyup.

Setelah mereka pergi, Naruto dan Tenten langsung berjalan mengikuti arah lorong itu. Mereka berhenti didepan sebuah pintu baja dijaga dengan sepuluh orang berbadan besar. Mereka meminta bukti pesan dari The King dan memeriksa bawaan Naruto dan Tenten.

Setelah pintu baja itu dibuka. Semua begitu ricuh. Terdapat lampu berkelap kelip, banyak wanita malam bersama bandar bandar dan ditengah ruangan terdapat pria gendut yang dikelilingi laki-laki bertubuh atletis. Itu, The King.

Tenten sampai mengedipkan matanya berkali-kali melihat selera The King.

Teng!

Jam berbunyi menunjukan pukul 7.30 malam. Mereka memang selalu mulai dua setengah jam sebelum jam pertemuan.

Lampu berubah menjadi terang. Semua orang yang berpesta langsung berhenti sejenak. Naruto dan Tenten masih setia berdiri didekat pintu.

"Bagus kalian datang tepat waktu. Gw bahagia hari ini peresmian pabrik baru! WOO! Lanjut lanjutkan pestanya."

Suara The King diakhiri dengan munculnya tiga orang bandar laki-laki tadi yang baru saja masuk kedalam ruangan.

"TELAT TELAT TELAT. AHAHAHAAHA" Teriaknya.

DOR! DOR! DOR!

Suara tembakan tepat mengenai tiga bandar disebelah Tenten.

"Na-Na-Naru..." Ia tahu, jika The King mabuk apapun yang membuatnya tidak suka akan ditembak.

"Tenang,Ten." Tangan Naruto sedikit gemetar sambil merangkul Tenten. Tenten tahu bahwa Naruto juga merasa takut karena The King sangat sensitif saat mabuk.

Lampu kembali redup dan semuanya kembali berpesta. Naruto dan Tenten mencari duduk paling pojok agar tidak terlihat The King, namun tidak bisa karena posisi The King berada di tengah ruangan. Di kursi melingkar yang mereka duduki juga terdapat beberapa bandar yang sedang menikmati wanita malam. Tenten hanya bisa menutup mata agar tidak melihatnya.

Tiba-tiba ada tangan yang meraba paha Tenten. Hal itu membuat Naruto dan Tenten harus berpindah tempat duduk.

"LU! LU!!!" Teriak The King sambil menunjuk nunjuk Naruto.

Naruto kaget dan langsung menghampiri sumber suara diikuti Tenten dibelakangnya.

Ditengah lampu disko dan suara DJ, Naruto berlutut didepan The King sambil menatap ke bawah.

"Penjualan buruk. Bodoh. ENYAHLAH."

Naruto mengarahkan pandangannya kedepan. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun yang ia lihat adalah wajah Tenten yang tersenyum khawatir dari atas.

__________________________

Flashback ON

"Pakai ini, ini dan ini. Kau tidak perlu berbicara. Kami dapat melihat apapun yang kau lihat disana." Jelas Agent S sambil memberi softlens kamera, jam tangan pria untuk mengetahui denyut nadi dan bluetooth headset kecil untuk mendengar arahan agent.

Jam 7 malam esoknya.

"Tim A sudah diposisi?"

"Siap."

"Tim B?" Tanya Sasuke yang bekerja dibalik layar komputer markas.

"Siap."

"Aman." Kata Sasuke kepada Neji dan Hinata yang berada di mobil dekat pelabuhan.

"Panggil polisi." "Baik."

Jam 7.30 malam.

"Mulai." Seru Sasuke mengkoordinasi mulainya misi.

Tim A,B dan polisi tanpa sirine langsung melumpuhkan keamanan bagian luar pelabuhan secara perlahan.

Neji membawa tembakan air gun ukuran 18 inci sedangkan Hinata ukuran 11 inci. Mereka langsung masuk menuju ruang bawah tanah. Suasana hening dan ada beberapa orang penjaga yang lewat namun didekap pingsan oleh Neji. Sedangkan Hinata menendang tengkuk penjaga itu. Masih banyak penjaga disekitar pintu masuk pesta. Tetapi mereka harus menunggu bantuan tim.

___________________________

Jam 8 malam dilokasi yang berbeda.

"JANGAN PERGI!! Ayah, jangan pergi." Teriak Ibu Tenten dari kejauhan. Ia berusaha mengejar suaminya.

"BERISIK!" Ayah Tenten pergi dari rumah dan berjalan semaunya. Ia sangat marah karena istrinya tidak menyediakan makan malam. Padahal ibunya baru saja pulang kerja.

Tanpa ia sadari, ia menuju jalan raya. Pandangannya sedikit buram setelah meminum alkohol. Tiba-tiba mobil sedan dengan kecepatan sedang menghampiri dan menghantamnya dengan keras.


[›.‹] TBC.

Be Free With You (Nejiten) FINWhere stories live. Discover now