Eps.6 Mencari Kesibukan

548 50 8
                                    


Di dalam mobil putihnya, Neji mengenakan bluetooth handsfree miliknya. Ia mendengarkan semua percakapan Tenten. Dihadapannya terdapat tab ukuran 10 inci, layarnya terdapat denyut nadi, suhu tubuh, oksigen, penyadap suara, lokasi dan chat yang ada di handphone milik Tenten.

'Sasuke? Apa yang terjadi?' batin Neji.

_______________________

Tenten duduk di kursi empuk mobilnya. Setelah kejadian tadi, ia mengetik layar ponsel putih miliknya.

Tenten: ibu, Tenten berangkat.

Klik kirim. Ia menunggu balasan dari pesannya. Memang seharusnya ia pergi kerumah orang tuanya hari ini, namun sebelum pergi ia selalu memberi kabar kepada ibunya.

Berbeda jarak cukup jauh dari Tenten, Neji melirik pesan yang dikirimkan dari ponsel Tenten di tablet miliknya.

Kling!

Mendapat pesan.

Tenten langsung mengambil ponselnya dan membaca pesan yang ia dapatkan.

Ibu: jangan sekarang Ten, besok saja ya. Keadaanya belum baik.

Dengan wajah kecewa dan sedih, ia membalas pesan ibunya.

Tenten: oke bu.

Sebutir air mata turun menuju pipinya. Pandangannya buram dan matanya mulai sembab. Ia menangis mengingat kejadian ayahnya dan dua minggu lalu.

"Hiks.. Apa salahku?"

Dua minggu sebelumnya, ia masuk kerumah orang tuanya. Melihat ke arah lukisan lukisan dinding yang terpasang di ruang tamu. Lalu, entah apa yang terjadi, ayahnya mengangkat tangannya tinggi dihadapan Tenten dan ingin memukul ibunya. Tanpa basa-basi, Tenten berlari secepat mungkin dan menahan tangan ayahnya dengan kuat.

"Jangan ikut campur!" Kata ayahnya melotot.

"Biar aku bicara dengan ibu sebentar." Karena tangan Tenten menahan tangan ayahnya dengan kuat, ayahnya melepas keras tangannya dari Tenten dan pergi.

Setelah saat itu, amarah ayahnya masih belum reda.

_______________________

Tenten melangkahkan kaki ditengah sejuknya udara taman. Taman ini memiliki kenangan bagi Tenten.

Kenangan belasan tahun lalu tentang keluarganya yang sering berpiknik disini.

Ia sering datang kesini ketika sendirian. Mengenang beberapa peristiwa bahagia didalam hidupnya.

Suara ramai selalu terdengar di sore hari, banyak anak anak kecil berlarian, orang tua yang sedang berolahraga ataupun penjual penjual makanan yang mengisi taman itu.

Tenten berencana menghabiskan waktu sore nya di taman ini, sekedar melepas kesedihan.

Terdapat kursi kecil diseberang air mancur. Ia berjalan menuju kursi taman berwarna putih itu.

"Huaaaa~ huaaaa.." suara itu berasal dari anak kecil yang duduk di kursi taman.

Anak laki-laki itu mengenakan kaos putih bergaris biru. Ia menangis sendirian, tidak ada siapapun disekitarnya kecuali sepeda yang ia bawa. Kaki kanannya terluka.

Tenten mendekat, ia menyamai tinggi anak itu. Kaki anak itu berdarah.

"Kau terluka. Biar ku obati ya." Kata Tenten menatap lekat mata anak itu sambil mengeluarkan kapas dan obat obatan dari tas. Apapun tas Tenten, selalu terdapat obat obatan P3K kecil.

Anak itu tidak menolak dan membiarkan dirinya diobati.

"Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Tenten terus mengobatinya.

"Teman temanku... Hiks... Mereka mengejek ku. Hiks. Aku cuma membantu teman lain yang selalu dipukuli. Tapi mereka salahin aku karena bela dia. Hiks... Lalu aku pergi dan terjatuh. Hiks..." Anak itu terus menangis entah sedih atau sakit karena diobati.

Setelah Tenten selesai, ia memberi sehelai tissu.

"Kamu tau? Kamu hebat!" Kata Tenten mengelus kepala anak kecil itu.

Kedua mata anak itu berhenti meneteskan air mata, menatap Tenten.

"Kamu pemberani. Ummm.. seperti Iron Man, Captain America, umm.. power rangers!" Kata Tenten sambil berpikir keras.

Mata anak itu berbinar-binar dan tersenyum lebar.

"Ah! Ayo makan es krim!" Tenten membalas senyumannya dan mengulurkan tangan mengajak anak kecil itu.

Mereka berkenalan satu sama lain. Nama anak itu Kaguro. Dia anak yang manis dan baik. Dia bahkan dapat bercerita panjang lebar dengan Tenten.

_______________________

Tanpa disadari Neji menarik tipis garis bibirnya keatas seiring memperhatikan Tenten dari jauh.

______________________

Mereka berdiri didepan air mancur, Tenten memberi sebuah koin pada Kaguro untuk dilempar kedalam air.

"Apa harapanmu, Kaguro?"

"Aku berharap.. umm" Kaguro berpikir keras. " Aku ingin seperti kakak."

"Hm?" Tanya Tenten langsung sambil memberi ekspresi kaget.

"Aku mau jadi seperti kakak. Baik. Bukan orang jahat." Kaguro mengucapkannya dengan kedua mata tertutup dan melempar koin itu.

Sebuah tangan Tenten berusaha meraih koin harapan Kaguro, namun gagal. Untungnya Kaguro tidak melihatnya.

'Oh, Tuhan. Semoga harapannya tidak terwujud.' kata Tenten dalam hati. Ia mengurungkan niatnya melempar koin.

"Ah! Kakak, aku harus pulang!" Kaguro melihat jam Batman miliknya. " Dua minggu lagi temui aku disini yaa!" Ia menaiki sepeda dan langsung melaju kencang tanpa melihat kebelakang.

"Ah? Yaa!! Hati-hati!"

"Anak yang malang. Aku bahkan bukan orang baik. Hmm." Ia menghela nafas, berbicara sendirian sambil menatap punggung Kaguro dari kejauhan.

_______________________

Setelah bermain dengan Kaguro, tiba-tiba disebelah mini market ada seekor anjing kecil sendirian. Bulunya coklatnya kusut dan tak terawat, bahkan tubuhnya kurus kering. Karena berniat baik, Tenten membawanya ke rumah. Ia membersihkan bulu-bulunya dan memberi makan. Terlihat ekspresi girang dari anjing itu.

Kling!

Unknown number: Ten, ini Neji Hyuga. Apa kau sibuk?

Tenten: Tidak. Ada apa, Neji?

Neji Hyuga: Bagaimana kalau makan di Restoran Tarata?

Tenten: Kau mengajakku?

Neji Hyuga: Iya. Jam 8.

Tenten: Oh. Oke. ;-)

'Neji mengajakku?' Batin Tenten.











Haii.. akhirnya update nih...

Aku mau umumin, sepertinya untuk next eps nya aku agak melambat karenaaaaa....

Jeng! Jeng! Jeng!

Aku ada ospek besok!!! Dan setelah ini jadi mahasiswa baru dan kuliah.. g tau sih, jadwal kuliahku tuh kyk gimana.. padat kah? Entahlah

Dan smua kuliah online.. hiks~

*Boleh nih cerita cerita pengalaman kuliah sama author~~ hehehee*

[›.‹] TBC.


Be Free With You (Nejiten) FINWhere stories live. Discover now