Bab 18 : Daddy

1.4K 203 18
                                    

"aku amnesia",

Tenten melotot lebar, 'Gila! Aku baru saja memikirkannya! dan terjadiii!!! Oh wow'.

"are you_", dia masih sulit percaya.

Neji tidak suka tatapan Tenten, "kendalikan dirimu, aku hanya sedikit amnesia, bukan idiot", Ucapnya dengan acuh, "lagi pula hanya sebagian kecil memori yang hilang", terusnya.

Tenten masih menyimak, "lalu?",

Dia menghela nafas, "memori yang hilang ada hubungannya denganmu",

"aku?", Tenten menunjuk dirinya sendiri, "apa? Kita bahkan tidak pernah berkomunikasi sejak lulus senior high school. Di perusahaanmu saja kita tidak pernah bertatap muka langsung", dia menyangkalnya.

"nyatanya ini memang berhubungan denganmu", Neji membuka brangkas kecil di laci bawah meja kerjanya. Dia mengeluarkan dokumen kertas dua buku yang tak asing bagi siapapun yang telah dewasa. Dia menyerahkannya pada Tenten.

"apa ini?", Tenten menerima kertas itu dengan ekspresi bingung. Neji tidak mengatakan apapun. Perasaan Tenten tidak enak, dia membaca judulnya 'akta nikah'.

Dia melihat namanya dan nama Neji bersanding dalam satu kertas, dan keduanya dinyatakan sah secara hukum sebagai SUAMI ISTRI!!!

"Neji apa ini? Leluconmu yang lain? Realy? Sungguh ini tidak lucu", dia berusaha menekan amarahnya. Akta itu disahkan tepat dua bulan yang lalu, entah bagaimana tanda tangannya terbubuh disana. Dan ada pula foto mereka berdua berdampingan.

Neji menatap dalam Tenten, dia menarik napas tajam, "kuharap juga begitu",

Leher Tenten terasa tercekik, rasanya dia tidak bisa menarik oksigen dengan benar, "jelaskan, Bagaimana tanda tanganku ada disana, dan foto ini... ya tuhan", dia menuntut penjelasan dari pria yang berdiri dihadapannya. Itu terlihat seperti tanda tangan asli miliknya, dan foto itu... itu foto yang dia gunakan untuk melamar pekerjaan disini. bagaimana_

"itulah yang ingin ku diskusikan denganmu", dia menatap dalam, "aku bahkan tidak ingat mengapa aku menikahimu", Neji menampakkan wajah sama frustasinya.

"aku tidak percaya ini", Tenten berbisik lirih sembaris mengusap wajahnya, menjambak Rambutnya, "jadi apa? Kau tidak punya penjelasannya? Lalu aku harus meminta penjelasan kepada siapa! kau_ sialan", dia mengumpat keras.

"kau pikir aku menginginkannya",

"faktanya kaulah yang menyebabkan masalah ini, kau yang menyeretku ke dalam masalah ini, jadi kau yang harus berpikir untuk mencari solusinya!",

Mereka saling berteriak marah. Keadaan diantara mereka cukup tegang. Tak satupun dari mereka menemukan titik terang masalah mereka. Bagaimana harus menyelesaikannya.

"aku tidak mau terikat denganmu!", dia berseru marah, "kita bahkan tidak pernah berhubungan selama lebih dari 4 tahun, dan tiba-tiba ada akta nikah! How f*cking crazy is it",

Neji semakin megerutkan alisnya, "jangan berteriak padaku, jika aku ingat aku akan menjelakan pada diriku sendiri terlebih dahulu, hal gila apa yang kupikirkan saat menikahimu",

"kalau begitu kau benturkan lagi saja kepalamu agar ingatanmu dapat kembali!",

"..."

"lupakan saja", Tenten bersandar pada meja. Keduanya dalam keadaan hening untuk beberapa saat.

"bisakah itu dibatalkan? Maksudku, kita bisa ... bercerai", Tenten tak bisa percaya dia mengatakannya.

Neji mendengus marah, entah menapa hatinya terasa panas saat Tenten mengatakan perceraian, "tidak",

DAMN, I'M 23जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें