Bab 19 : Beginning

1.3K 220 26
                                    

"Tenten, sudah kubilang... jangan pakai kolor dirumah!"

Seruan Neji membuat Tenten berhenti meliuk-liukkan Tubuhnya. Matanya berkedip polos balas menatap Neji, "kenapa? Eh bagus tidak kolor baruku, aku baru beli 7 set, untuk 7 hari", dia mempamerkan kolor motif leopard miliknya, "ini yang lagi firal bruuuh, yang dipakai Oppa Seojun", badannya di putar-putar sambil menjembreng itu kolor pendek.

Denyut kekakuan otot dikepala Neji sudah terasa menyebar, 'Kami-sama, dia berencana memakai kolor norak itu selama 7 hari penuh'.

"ganti, sudah ku bilang jangan pakai kolor dirumah, itu tidak sopan",

Tenten melotot, "whyyyy?!!Ini kupakai juga karena setelah ini aku akan tidur, lagi pula apa Masalahnya denganmu, aku tidak memakai kolor milikmu",

"bukan itu Masalahnya",

"lalu apa!",

"just do it!",

"aku butuh alasan misteeer",

"itu sangat mengganggu",

"..."

Tenten berpikir sejenak, "tunggu,Wait the minute,mengganggumu?", dia menyipitkan matanya, "Are you horny with me?!",

"...?!"

"oooh, apa aku terlihat begitu menggodaa~ hot~ sexyy~h", dia berpose bak model Victoria secret, bibir dia maju, matanya menyayu, tangannya meraba paha yang dia julurkan kedepan. Itu pose yang benar, Hanya saja dia yang mempraktekkanterlihat agak ... umm_... ah sudahlah.

Neji menatap datar padanya, "kau ingin menggodaku dengan kolor dan kaki 50 centimu", dia berjalan melewatinya, "nice joke",

Neji membuat kopi dari mesin kopi, menunggunya sebentar.Dia melihat Tenten yang bersungut-sungut maju.

"Apa lihat-lihat, punya hutang hah!! Minggir", dia mendorong Neji dengan kasar.

Beruntung yang didorong masih dalam mood yang baik, jadi dia hanya memperhatikan apa yang hendak dia lakukan.

Tenten menggeser bangku kecil di pojok, menaikinya dan membuka lemari kabinet atas. Neji berdiri tidak jauh dari sana, hanya berjarak satu meter. Tenten yang berdiri dengan bangku sama tingginya dengan Neji. Ini ... terlihat agak lucu.

Tenten mengambil cup ramen, lalu menutupnya kembali. Dia mendapati Neji yang masih menatapnya. Wajahnya dia buat congkak, tangannya dia naikkan ke pinggang, "kenapa? Mulai suka huh?",

Neji mendengus tak percaya dengan rasa percaya diri mahluk mini dihadapannya, "mata bulat, wajah bulat, hidung mini, dada rata, perut squisy, kaki tangan pendek, jelaskan padaku, bagian mananya yang harus kusukai",

Jleb

Savage

"teroos teroos, hina saja terooos, bilang saja kalau ingin baku hantam", dia turun dari bangku meletakkan ramennya di meja. Dia menyingsingkan lengan baju pendeknya, "bilang padaku, bagian mana yang ingin patah terlebih dahulu. Hah, percuma Ayahku orang china kalau tak bisa kung fu, mau gaya apa, Ip Man, Jackie Chan, Jet Li, Sun Go Kong, apa Dragon Ball hah!", dia membuat kuda-kuda aneh.

Neji mengulum senyumnya. Dia memutuskan untuk mengabaikan Tenten. Kopi miliknya sudah siap. Dia mendorong dahi Tenten menjauh, "minggir".

Tenten mendengus, dia melihat Neji tidak menghiraukannya pergi membawa mug berisi kopi, "hey, kau mau kemana? Bekerja lagi?",

Neji berhenti dan menoleh padanya.

Tenten kehilangan mood bertengkarnya, "sudah jangan bekerja lagi, lihat ini sudah jam berapa, lebih baik bersantai bersamaku, oke, tunggu sebentar",

DAMN, I'M 23Where stories live. Discover now