EPILOG

90 19 8
                                    

Inilah.. Hari dimana suatu acara sakral di mulai... Lebih tepat nya awal mulai acara Sakral yang bernama sebuah lamaran

Wanita cantik yang bernama Langit pun turun dari sebuah tangga dengan gaun biru muda nya... Tanda turun nya yang berarti sebuah acara sudah di mulai

Dengan elok Langit berjalan perlahan walau dalam hatinya sungguh ia gugup

Mata Langit tertuju oleh seorang lelaki tegas dan gagah berkaus putih dengan jas abu abu sedang berdiri di pertengahan ruangan... Yaitu Refal

Pesona keduanya pun memukau tamu undangan di acara lamaran tersebut

"Kehadiran saya di sini adalah meminta restu dari kedua orang tua ananda Langit, agar merestui saya dan Langit yang akan menuju jejang pernikahan 4 hari lagi" Jeda Refal berucap sambil tertunduk menunjukkan ia menunggu sebuah restu

Tentu saja mereka berdua di restui.. Karena sebelum acara ini tentu ada persiapan dari kedua atau ketiga belah pihak masing masing-masing.

"Tentu saya akan menjanjikan sebuah tanggung jawab saya sebagai kepala rumah tangga atau seorang imam yang baik kelak nanti... Agar tidak mengecewakan Langit ataupun pihak lainnya" Ucap Refal tandas lalu menunggu apa yang di ucapkan kedua orang tua Langit

"Huruf demi huruf, kata demi kata semua yang kamu ucapkan adalah sebuah janji yang tak bisa di ingkari... Kesempatan mu untuk memiliki buah hati kami memang susah.. Tetapi kami berdua akan berusaha menerima mu dengan lapang dada asal kamu bisa janji mu dengan benar" Ucap papa Reza tegas

"Dan pihak dari Langit, Refal, maupun Violet sudah setuju... Jadi dengan ini kalian di restui agar bersama hingga waktu pernikahan tiba... Kita semua tau acara ini tidak akan terjadi kalau almarhumah Violetta Agrisha Mayruun... Apalagi kalau tidak ada sebuah wasiat itu.. Tentu walau kita semua di tinggal kan hal ini tetap tidak akan terjadi secepat ini" Sekarang mama Titya yang berbicara

"Terimakasih untuk restu nya dan.. Sekarang saya ingin meminta restu ananda Langit" Kata itupun membuat Refal menatap Langit yang berarti ia menunggu jawaban nya

"Ehm... Saya tau kematian Vio meninggalkan luka untuk semua pihak yang berada di sini.. Apalagi saya maupun Refal dan kedua orang tua nya... Tetapi mau tidak mau, suka tidak suka hal ini harus di jalani.. Dan saya akan mencoba berusaha memperjuangkan hubungan ini hingga hari pernikahan kami... Tentu hal ini tidak luput dari dukungan serta bantuan kedua orang tua kami.. Jadi dengan yakin jawaban saya adalah setuju. "

Lantas setelah itu acara ini pun selesai sisanya hanya acara makan makan

☘☘☘

Pagi hari yang ditunggu tiba acara sakral akhir telah di mulai.. Yaitu ijab kabul sebagai tanda sebuah acara pernikahan

Setelah bertahun-tahun lama menunggu... Hari ini datang juga.. Dimana hal ini tidak akan terjadi kalau Vio masih ada di dunia ini... Hal ini pun tidak akan terjadi kalau Vio tidak menitipkan sebuah wasiat setelah kematian nya... Tetapi bukan berarti mereka semua senang atas kematian Vio.. Tapi mereka hanya berandai.

Dan wanita berkebaya ungu ini pun sedang menunggu sang lelaki berbatik corak pastel ini berkata sebuah pinangan

"Saya nikahkan ananda Langit ananditta raveera putri pratama binti Reza adiantara putra pratama dengan mas kawin seperangkat alat sholat, uang tunai sebesar 1,3 miliyar dan emas seberat 35 gram di bayar tunai! " Ucap Refal lantang yang sedang menikahi wanita di samping nya

"Sahh!? " Tanya sang penghulu

"Sah!!! " Ucap tamu undangan serempak

"Alhamdulillah sahh!" Ucapan terakhir sang penghulu sebelum berdoa agar pernikahan ini berkah

Berharap Kau Lah Takdir Ku (REVISI&END) Where stories live. Discover now