chapter 47

46 24 4
                                    

Hujan pun menemani lamunan Langit yang berakhir dengan tekad nya sendiri

Entah kenapa bayang bayang dio muncul... Mungkin ia mau dio tau.. Kalau posisi dio bulan seperti dulu... Atau dio kan tau kalau vio sudah tiada... Jadi saat ia dan Refal menikah... Dio harus tau agar dia bisa paham situasi nya... Dan teman-teman yang lain

"Kalo gue undang... Apa rasa dia ke gue akan... Sakit.. Ssttt" Langit pun meringis saat menyebut kata sakit

Bagaimana pun ia pernah merasakan rasa sakit hati dulu... Entah saat ia memikirkan Dio.. Ia membayangkan perasaan Dio seperti rasa sakit yang dulu Langit rasakan saat tau Refal itu memiliki seorang kekasih

Tetapi... Kemungkinan Dio juga sudah melupakan rasa hati dia ke Langit... Dan memulai rasa yang utuh dengan Geira pastinya... Entah Langit tak tau rasa Dio seperti apa sekarang... Karna walau hubungan Langit mulai baik dengan Dio... Tetap saja Dio masa lalu... Yang datang ke masa depan... Untuk menjadi sekedar sahabat... Gak lebih.. Gak kurang.. Itu cukup.

"Ya itu prinsip gue.... Dio itu masa lalu yang datang ke hidup gue di masa depan hanya untuk menjadi... Teman... Gak lebih.. Gak kurang... Itu cukup! " Batin langit

Langit mulai yakin dengan perkataan nya entah nanti ia akan undang atau tidak itu urusan nanti, yang terpenting ia harus siap dengan semua agar kedepan nya ia tidak menyesali keputusan yang ia buat sendiri

deras hujan masih mengalir di jakarta... Kota di mana pusat kota metropolitan

Deras hujan membuat suasana muram...dan bisu.. Jendela di suatu kamar tidur pun berembun

Mata nya berkedip sesuatu berbisik.. Isyarat rindu nya kepada mu... Itu yang di rasakan langit dan refal.. Entah kepada vio.. Atau sebaliknya

Lamunan itu pun membawa Langit tenggelam bersama hujan... Dan berlabuh di tepi ruang tak berujung

Hujan pun membawa sebuah pesan pesan lamunan... Sampai tak rela hujan cepat reda

"Suasana yang gue suka.. Walau sakit dan muram" Lirih Langit

"Mending gue tidur dengan suara hujan yang bersua... Biar bsk gue bisa survei ke medan" Untung nya langit sudah packing

☘☘☘

Siang hari pun tetap diisi dengan suara gerimis... Suara nya kali ini lebih kencang dan menggema... Tetapi dengan keadaan sekarang hidup tetap harus berlanjut, pada akhirnya di siang hari yang mendung ini langit pun berangkat ke medan

Sesampainya di medan langit tidak sempat check in di hotel.. Karena ia langsung di tugas kan ke lahan yang akan di jadikan cabang ke 23 di medan

Kebetulan perusahaan langit mempunyai banyak cabang di seluruh penjuru.. Dan pusat nya ada di beberapa negara

Kebetulan di medan sudah ada 23 cabang.. Dan kantor pusat nya pun ada di jakarta, Belanda, Amerika, rusia, Jepang, Korea, pancis, langit sempat meminta izin papah nya untuk membuat kantor pusat di Norwegia... Cuman kali ini papa nya memilih untuk fokus menyebar luas kan cabang perusahaan nya di Indonesia

Walau di Norwegia ada cabang... Tetapi kantor pusat juga di perlukan untuk informa perusahaan di Norwegia

"Hm.. Kangen norwey... Tch papah lebih milih fokusin cabang indo dulu... Padahal kalo aku pikir-pikir dengan buat kantor pusat di norwey bisa berkembang pesat nama perusahaan... Walau memang butuh dana yang lebih besar... Tapi kalo ada keuntungan yang lebih besar kan lebih baik... Ya walau sama sama akan ada keuntungan " Batin langit yang sedari tadi berteduh menunggu pemilik lahan yang blm datang akibat macat di jalan

Akibat panas nya medan langit pun berteduh di tenda yang di siapkan, sambil melamun tentang keputusan dan rencana kedepan nya

"Ehm.. Maaf Bu langit" Panggil seseorang di depan hadapan langit

Berharap Kau Lah Takdir Ku (REVISI&END) Where stories live. Discover now