Dua belas~~

54 45 5
                                    

Happy enjoyed


Aku menautkan alis melihat pesan singkat dari nomor tak dikenal ini hanya kata-kata singkat yang mampu membuatku berpikir. Aku membalas dengan sebuah tanda tanya yang kurasa cukup untuk menjelaskan kebingunganku dengan pesan yang ia kirimkan. Hanya selang beberapa detik unknow ini kembali membalas pesanku dengan kalimat yang lumayan panjang. Dengan rasa penasaran aku cepat-cepat membuka pesan itu.

DEG!

Jantungku tiba-tiba berhenti berdetak saat membaca pesan ini. Bukan! Bukan dnegan isi pesannya melainkan sang pengirim pesan ini. Tak bisa dipercaya!

Aku mencoba untuk mengatur nafas membaca kembali pesan nya

"Gue yakin Lo ada kenangan memalukan di minimarket ini Minggu lalu"

Aku langsung mengenakan kerudung Sorong yang tidak terlalu panjang dan Hoodie hitam tanpa kupluk aku mengenakan celana Levis longgar sejenak aku menatap penampilanku di kaca yang terlihat sepeti orang buta warna dengan jilbab berwarna moka Hoodie hitam dan celana berwarna biru Levis.

Tanpa pikir panjang aku mengambil beberapa uang di dompetku bergegas memasukkannya kedalam kantong Hoodie bersama ponsel yang tidak ketinggalan.

Terdengar ibu dan kak Eni masih bertengkar kali ini aku mendengar sesuatu yang pecah entahlah aku tak peduli dengan langkah tergesa-gesa aku membuka pintu kamar aku lihat ayah yang juga sedang bersiap-siap ingin pergi. Sejenak ayah menatapku sendu. Aku merasa kak Eni meniru sifat ibu dan aku meniru sifat ayah yang tak banyak bicara hanya diam saat perang antara kak Eni dan ibu berlangsung atau memilih pergi.

"mau kemana? Tanya ayah pelan

"Minimarket" jawabku singkat

Ayah merogoh kantong celananya "beli lah makanan kesukaanmu itu uang terakhir yang bisa ayah berikan.. hari ini ayah akan cari kerja lagi, sarapanlah diluar rumah jika tak berselera memakan makanan dirumah"
Ucapan ayah begitu lembut membuatku ingin menangis. sebenarnya aku tak ingin menerima duit ini tapi ayah memaksa mengingatku yang belum sarapan sama sekali.

Aku tersenyum menatap ayah yang memelukku sebentar sebelum ia pergi. Kemudian ayah membisikkan sesuatu di telingaku yang mampu membuatku tertawa mendengar candaannya.

~~~~~

Aku menatap seorang laki-laki yang akhir-akhir ini begitu mengganggu pikiranku ia duduk di depan minimarket mengenakan baju kaos hitam dan celana pendek berwarna putih sambil bermain ponsel terlihat ia seperti sedang memainkan gamenya dengan ponsel yang terlihat ia pegang dengan vertikal.

Aku menghela nafas pelan mencoba memberanikan diri untuk mendekatinya.

Jujur saja aku sedikit kagum dengan wajah tampannya tak heran jika banyak gadis jatuh hati dengannya belum lagi yang ku tahu dari Mita sifat nya yang humble ke semua orang.

Aku berdehem pelan saat sudah berada di depan laki-laki ini ia tampak tak bergeming seolah-olah tak mendengar ku seketika rasa takut langsung menghantui pikiranku.

Apa aku salah orang? Tapi aku yakin itu dia yang ngirim pesan karena ga mungkin mba-mba kasir minimarket yang mengetahui hal memalukan Minggu lalu itu hanya mereka berdua saja.

"kok bengong? Duduk gih" ujarnya menari kursi menunjuk kursi yang berada di depannya

"udah berapa menit berdiri didepan gue?" tanya nya santai sembari mengulas senyuman manis.

Aku seakan tersadar dengan pertanyaan itu. Aku menatapnya datar merogoh uang didalam kantung hoodieku memberikan dua lembar uang seratus ribu.

"Ini ganti uangmu! Kita udah ga ada urusan lagi dan makasii udah mau bayarin belanjaan aku waktu itu"

Setelah mengatakan hal itu aku membalikkan badan hendak menjauh dari tempat itu namun baru saja ingin melangkah tiba-tiba sebuah tangan mencekal pergelanganku membuatku terkejut refleks berbalik dan menghentakkannya dengan kasar

"Sorry" ujarnya menyesal saat melihat raut wajahku yang tak suka

" Fiki!"

perhatianku teralihkan melihat seorang perempuan berambut ikal mengenakan baju putih dengan logo NASA berwarna biru yang mendominasi di bagian dadanya.

Perempuan itu sudah tak asing lagi senyuman semringahnya seketika hilang saat matanya tak sengaja bertemu manik milikku. Fiki tersenyum hangat kepada Risa yang menatapnya penuh tanya dengan tas belanjaan di tangannya.

Risa mendekat manik indahnya tak lepas menatapku tajam "heh penguntit kok Lo disini? Jangan bilang Lo ngikutin gue lagi! PLIIISS deh Lo mau fotbar gue? Atau tanda tangan hmm? Segitu fansnya Lo sama gue" Risa melipat tangannya didepan dada menatapku frustasi.

Aku menghela nafas jengah sedangkan Fiki menahan tawa geli melihat tingkah Risa yang begitu narsis "aku ga ada urusan dengan kamu" aku menatap Risa dan Fiki bergantian dua makhluk ini begitu menyebalkan "aku pulang"

"Eh duit Lo kelebihan kemarinkan Cuma 160" celetuk Fiki

"ambil aja" sahutku tanpa menoleh kearahnya

Fiki mengambil kantong belanja Risa ia mengambil sandwich dan susu kotak "nih buat Lo, gue yakin Lo belum sarapan"

Aku menatap Risa perempuan terlihat tidak keberatan dengan sikap Fiki kepadaku bukan seperti cewek-cewek lain yang pasti akan marah saat pacaranya bersikap seperti ini kepada gadis lain.

"ga usah! aku sudah sarapan" ujarku menolak
Risa menautkan alisnya menatapku sedikit kesal "ga usah nolak deh perut Lo tadi gue denger bunyi-bunyi gitu" ketusnya sambil

mengibaskan rambut ikalnya kebelakang.
Ucapan Risa membuatku merasa dipermalukan memang benar aku belum sarapan tapi apa benar perut ku berbunyi

"aku-"

"udah ambil aja anggap itu sebagai upah Lo yang udah capek-capek kesini" potong Fiki membuatku diam tak berkutik tangannya menaruh sandwich dan susu itu di atas tanganku lalu tersenyum manis sedangkan Risa menatapku datar entah kenapa rasanya sedikit aneh namun aku tak lagi menolak dengan cepat aku pergi melangkah meninggalkan mereka setelah mengucapkan terimakasih yang di balas hanya dengan anggukan oleh mereka.

Hubungan mereka sangat dewasa bukan? Bahkan Risa yang begitu memuakkan terlihat sangat elegan dengan sikapnya yang tidak kekanak-kanakan sedikit aku menyimpan rasa kagum padanya ia terlihat begitu cantik ketika bersikap seperti tadi. Pantas saja Fiki menyukainya.

To be continue~~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To be continue~~~~

Ily❤️

ARDHANI [ On-going ]Where stories live. Discover now