satu~

222 176 75
                                    

Halo teman-teman semua.. terimakasih atas vote dan komen kalian🙏 tanpa kalian aku bukan apa-apa.. ini tulisan pertama aku.. semoga menyenangkan. Jgn lupa untuk terus mengikuti cerita ini hingga selesai yaa👁️👄👁️
Ily❤️



~Beberapa tahun yang lalu~

Bel berbunyi nyaring memberikan sinyal, dalam hitungan detik sekolah yang tadi terlihat tenang berubah menjadi pasar malam yang sungguh ramai. Suara motor bersaut-sautan , desakan siswa siswi SMA Bhineka yang ingin keluar dari kelas. Pak satpam sudah siaga membuka pintu gerbang, Seperti  ayam keluar kandang siswa siswi itu berhamburan keluar dari sekolahnya.

Ada yang mengendarai mobil, motor, sepeda dan bahkan ada yang jalan kaki  menuju halte. Suara tawa terdengar samar-samar, namun hanya beberapa menit seketika keramaian itu hilang hanya menyisakan beberapa siswi berseragam putih abu-abu dengan kerudung putih yang menutupi kepalanya tengah duduk menunggu angkot atau transportasi umum lainnya.

“panas ya mba” 

Seorang gadis berkerudung navy mendekatiku sambil menyuguhkan minuman dingin. Aku tertawa kecil melihat siapa yang datang menemui ku hari ini.

“Zen  kok kamu bisa disini?”

Zen tetangga sekaligus sahabatku. Kami berteman saat masih sekolah dasar, rumahnya tak jauh dari ku  hanya di batasi dengan 2 rumah saja. Zen tidak satu sekolah denganku ia bersekolah di salah satu SMA negeri di kotaku. Meskipun tidak satu sekolahan, Zen dan aku sangat dekat bahkan kami seperti saudara kandung, beberapa orang mengatakan jika kami berdua memiliki kemiripan wajah.

“Ya bisalah.. Cuma kesini doang mah gampang ” ujar Zen setengah membusungkan dada nya. Aku hanya memmutar bola mata malas.

“ngapain  kamu disini?”

“Ya jemput Lo  lah” Zen menarik sudut bibirnya senyum manis itu menghiasi wajahnya “tapi bohong”  tawa nya  pecah saat melihat perubahan wajahku.
Aku tarik ucapan soal senyum Zen yang manis, kalian tidak tau betapa menyebalkan gadis ini.

“serius Zen”

“Tadi ga sengaja aja lewat terus liat Lo kepanasan disini yaudah gue mampir ”

“yaudah  yuk pulang” aku menarik tangan Zen memberhentikan sebuah angkot yang baru saja lewat. Selama perjalanan pulang Zen terus bercerita tentang sekolah dan teman-teman nya yang sudah menentukan jurusan kuliah mereka dan universitas impian mereka masing-masing.

“lo  rencana mau masuk mana?” tanya Zen sambil menyeruput air es yang hampir habis.

Aku diam tak menjawab pertanyaan Zen yang terlalu membingungkan. Meski sekarang sudah semester dua, aku masih saja tidak tau jurusan apa yang harus aku ambil nanti. Boro-boro milih jurusan, universitas mana yang aku inginkan belum sempat terpikir.

“Kapan lagi Lo bakal mikirin nya? Tunggu udah lulus baru milih jurusan?" Tanya Zen begitu menohok.

Aku menggaruk kepala yang tak gatal “nanti aku pikir-pikir lagi”

Zen mendengus sebal “kapan lagi sih Dhan.. Lo itu aneh banget, Lo sibuk mikirin apa sih? Bisa-bisanya hal penting seperti itu ga terpikirkan..  haduuh ga abis pikir gue sama Lo” 

Zen terus mengoceh hingga kami sampai di rumah. Kupingku yang panas mendengar ocehannya terpaksa berlari meninggalkannya yang sedang duduk di kursi depan rumah, ibu dan kakakku sudah terbiasa dengan suara besar Zen yang mengomel tidak jelas seperti itu.

Aku menutup dan mengunci pintu kamar agar Zen tidak masuk. Dalam hitungan detik terdengar suara ketokan dari luar “woi  Dhan buka pintunya gue belum selesai ngomong ”

Aah yang benar saja Zen tiba-tiba menjadi anak ambisius kalau sudah menyangkut hal-hal tentang universitas dan jurusan.

“aku mau belajar.. kamu pulang sana” ujar ku ketus

“Malam nanti ke rumah gue yaa kita main game”

“berisik!”

“Gue tunggu.. jangan lupa ya”

Zen tak menghiraukan ucapan ku, terdengar suara tawa Zen samar-samar. Sepetinya ia sudah tidak lagi berada disini.
~~~~~

Terimakasi sudah mampir.. jgn lupa vote dan kasih aku saran.. tanpa kalian aku bukan apa-apa 🥺

Ily❤️

ARDHANI [ On-going ]Where stories live. Discover now