Empat~

153 146 21
                                    

Happy reading~~~


“ Zen, tadi pagi aku ketemu Risa loh”

“Oh ya?” Zen tidak terlalu menanggapi matanya sibuk menatap layar tv tangannya lincah memainkan stick PlayStation berwarna hitam ia memainkan game bola hari ini terlihat orang-orang mirip boneka itu berlarian mengejar satu bola bersamaan.

Aku mendengus kesal menatap Zen yang seolah-olah tak peduli dengan ku.

Aku menghembus kan nafas pelan beranjak dari tempat dudukku untuk mengambil beberapa makanan di dalam kotak di bawah tempat tidur Zen, gadis ini menyembunyikan makanannya di bawah sana saat meraba-raba aku tak sengaja melihat kebawah sana begitu banyak sampah plastik makanan ringan.

“Zen!” teriak ku memanggil Zen yang masih asik bermain game.

“apa woi teriak-teriak ntar nyokap gue denger” celetuk Zen tanpa menoleh

“Biarin Tante tau kalo kamu nyimpen bangke di bawah ranjang”

“Iissh Lo kenapa sih Dhan ga seneng aja liat gue main game” Zen melangkah ke arah ku ikut jongkok menjangkau beberapa plastik makanan ringan di bawah ranjangnya.

“Lo tadi mau cerita kan?” suara Zen terdengar ketus wajahnya bete menatapku datar.

Aku tertawa geli menatap wajah Zen yang ditekuk habis “ga jadilah kamu ga ikhlas mau dengerin nya”

“Ga usah mulai lagi deh” Zen menghampiri ku setelah membuang beberapa sampah plastik tadi ke dalam tong kecil di dekat meja belajarnya.

Aku menjauhi Zen yang sudah berada dua langkah di depanku, Zen berjalan dengan cepat ia berusaha menghentikan ku untuk menjauhinya.

“Sini ga Lo!” Zen menggeram menatapku yang sudah berdiri diatas ranjang yang tengah mencibirnya.

Zen melemparku dengan bantal yang berada di dekatnya dengan cepat aku mengelak. Aku tertawa keras melihat Zen yang kesal beberapa menit terdengar kegaduhan dari kamar Zen hingga Tante Anya marah dan mendatangi kamar Zen.

“heh! Ini sudah malam.. besok mau ujian masih aja main-main, ini lagi Zen bukannya ajak Dhani belajar malah main game ga jelas. Sudah tidur sana!” Tante Anya menatap kami sambil berkacak pinggang.

Aku dan Zen hanya menunduk dan mengangguk pelan tanpa menoleh kearah Tante Anya yang ku yakin pasti matanya sungguh mengerikan untuk di lihat.

Hal seperti bukan lagi hal yang langka bagi kami. aku dan Zen sudah sangat sering dimarahi oleh ibu nya Zen Tante Anya yang terkenal galak nya itu namun meski begitu tante Anya sangat baik apalagi denganku ia bahkan sudah menganggap ku sebagai putrinya sendiri.

Zen tidak memiliki saudara ia anak tunggal oleh sebab itu Zen selalu merasa kesepian ia lebih sering main ke rumahku untuk sekedar bercerita dan memakan beberapa ciki yang selalu ia bawa.

“Sudah jam 10 malam ini, Dhani tidur disini saja”

“iya Tante”

“matikan game nya ga ada lagi main-main, matikan lampu tidur lagi jangan ngobrol terus”

“iya mam”

Setelah itu Tante Anya pergi meninggalkan kami yang sedang menahan tawa entah kenapa bukannya takut kami malah merasa lucu dengan Omelan itu.

“Lo sih ketawanya gede banget”

“Dih! Kenapa aku, kamu yang mulai duluan”

“Eh kalo Lo ga lari gue ga bakal kejar”

“Kalo kamu ga kepo aku ga bakal lari”

“Bukannya kamu yang mau cerita tadi, yaudah aku mau denger”

“Yeee kan aku udah bilang ga jadi kamu masih aja ngotot minta di ceritain”

“tapi kan gue—“

“ZEN! UDAH DIBILANGIN TIDUR! MASIH JUGA NGOBROL!”

Zen mengikut bahuku saat ucapannya terpotong oleh suara Tante Anya. Aku hanya bisa tertawa mengejek nya

“MAMPUSS, SYUKURIN KENA OMEL” ujar ku tanpa suara

Zen mendumel pelan menyumpahi ku. Malam itu berakhir dengan Zen tidur di bawah ranjang sedangkan aku di atas ranjangnya tanpa selimut. Ujian besok bukanlah Maslaah besar. Walaupun aku belajar pun terkadang tetap tidak bisa juga menjawab soal-soal ujian itu, Zen mungkin memang pintar dariku meski dia selalu bermain game ia tak pernah bergeser dari juaranya dari kelas satu SMA.

Terkadang aku sering meminta Zen untuk mengerjakan tugasku. Zen sangat baik bahkan aku lupa kapan terkahir kali melihat Zen menangis ia selalu ceria dan seperti tak pernah seorangpun yang menyakitinya.

Aku ingin seperti Zen

Terimakasih sdh mengikuti cerita ini sampai akhir.. tunggu part selanjutnya yaa jgn lupa vote dan kritikannya di kolom komentar..

Ily❤️

ARDHANI [ On-going ]Where stories live. Discover now