Tiga~

190 164 50
                                    

Hola🤙 para pecinta wattpad sejati🔥 terimakasih masih berada di cerita ini.. aku sangat menyayangi kalian❤️

Happy enjoyed


Tiiiint tiiiint tiiiint

Klakson mobil mengejutkanku yang sedang asik berjalan di trotoar, dengan sedikit kesal aku membalikkan tubuhku menatap mobil jazz berwarna silver berada tak jauh dari tempatku berdiri. Mobil ini seperti tak asing dimataku.

"Kalo jalan jangan sambil menghayal, Lo ngelahangin jalan mobil gue!" seorang gadis cantik dengan rambut yang di kucir menatapku kesal ia menurunkan kaca mobil memperlihatkan setengah badannya yang duduk dengan sombong didepan stir mobil.

Namun mendengar ucapannya tadi wajahnya kalah jauh jelek dengan nenek-nenek tua yang cerewet. Oke itu berlebihan

"heh! Malah bengong.. minggir sana" ujarnya lagi dengan suara yang lebih lantang

Aku terkesiap menyadari bahwa aku melamun menatap wajahnya yang cantik itu, oke aku mengakuinya tapi jujur saja ia lebih cantik jika tak memiliki mulut.


"kamu ga liat ini aku jalan di trotoar" balas ku ketus tanpa beranjak dari tempatku berdiri.

Aku baru menyadarinya gadis itu adalah Risa, perempuan yang aku dan Zen gosip kan malam tadi. Huufh mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan monster ini.

Risa memutar bola matanya malas dengan anggun ia keluar dari mobil dan berjalan ke arahku "makanya kalo jalan pake mata jangan pakai hidung" seketika aku memperhatikan ke arah sekitar, benar saja aku tanpa sadar sudah berada di tengah jalan. Aah malunya

Aku seketika menarik tubuhku ke pinggir jalan suara gesekan sepatu dan jalanan beton terdengar begitu jelas.

Risa tersenyum sumbang tanpa sepatah kata pun ia pergi meninggalkanku dan masuk ke mobilnya. Ia sempat membunyikan klakson mobil nya saat berada di dekatku. Ia sengaja mengejekku. Menyebalkan sekali


~~~~~~

Tepuk tangan bergemuruh semua siswa-siswi memberi apresiasi terhadap para pemain basket yang sudah memenangkan pertandingan beberapa Minggu lalu.

"ar, Lo ga ikutan nonton pertandingan Minggu lalu ya?" tanya Mita teman sebangkuku

Aku menggeleng pelan hari itu Zen mengajakku main PlayStation baru miliknya karna dia terlalu bersemangat aku tak ingin membuatnya kecewa jadi hari itu aku tidak ikut melihat pertandingan yang seru itu.

"Kenapa? Padahal Fiki main loh"

"Aku sibuk. Fiki?" nama itu tidak asing lagi ditelinga ku sejak masuk juga nama itu sangat sering disebut-sebut dengan banyak gadis disekolahkan ini.

"Iya, si Fiki masa Lo tiba-tiba amnesia" Mita terkekeh pelan

"yaelah aku tau kok, ya terus apa hubungannya Fiki denganku" ujar ku menatap Mita bingung.

"Eh gapapa sih gue Cuma bilang Lo rugi ga nonton waktu itu soalnya Fiki di temenin sepupu nya cantik banget gila semua orang pada iri" Mita bersemangat ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat takjub dengan sepupunya Fiki.

"Ga penting banget" ujar ku lirih namun masih dapat di dengar oleh Mita ia bersedih sambil memutar bola matanya kemudian mengalihkan pandangan ke depan menatap para cowok-cowok kebanggaan sekolah itu menerima piala yang diserahkan oleh kepsek.

------
H

ari terlalu cepat berputar rasanya baru beberapa menit yang lalu disekolahkan sekrang sudah pulang saja. Ponselku berdering memecah kesunyian koridor sekolah yang sudah mulai sepi.

"Dhan tolong bilangin ke nyokap gue yaa hari ini pulang agak telat" terdengar suara Zen dari ujung telepon.

"kenapa ga telpon aja langsung?"

"Hp nya mati.. udah yaa bye"

Klik

Tuuuut tuuuut..

Sambungan telepon di matikan secara sepihak "kebiasaan banget matiin telepon duluan" aku mengutuk Zen yang suka seenaknya.

Aku berjalan sambil menendangi kerikil kecil yang ada di jalan tanpa sengaja kerikil itu mengenai mobil jazz silver yang berada tak jauh dari tempat ku berdiri. Aku menatap mobil itu cemas, takut alarm nya berbunyi tapi untungnya kerikil yang ku tendang tidak terlalu kuat.

Aku menghela nafas lega.

"Tunggu.. ini bukankah mobil yang tadi pagi? Tidak mungkin Risa sekolah disini.. atau jangan-jangan dia tidak diterima di sekolahannya Zen lalu pergi ke sekolahan ku, aah apa pentingnya? Aku tak peduli"

Mobil itu tiba-tiba bergerak membuatku terkejut setengah mati. Mobil itu berjalan melewati ku.

"oh tidak tadi pasti ada orang di dalam sana.. dia pasti bingung melihatku yang berdiri seperti orang bodoh didepan mobilnya. AAAH sial memalukan sekali"

aku menutup wajahku dengan kerudung putih yang sedikit berbau tidak sedap akibat keringat, untung saja orang itu tidak keluar dari mobilnya setidaknya rasa malu ku sedikit berkurang.

Bodo amat toh aku juga tak mengenal orang yang ada di mobil itu, mungkin saja hanya warnanya yang mirip dengan mobil Risa. Yang punya mobil itu tidak hanya Risa saja kan. Aku mencoba untuk menenangkan diriku sendiri, entah kenapa hari ini aku selalu saja mempermalukan diri sendiri.

"bodohnya"

Aku pergi meninggalkan parkiran mobil yang kosong itu, semua murid ku yakin sudah tidak ada yang berada di sekitar sekolah. Aku bergegas pulang untuk menyampaikan pesan Zen tadi.

Terimakasih untuk tmn2 yang masih tetap berada dsni.. jangan lupa vote dan sarannya aku butuh kritikan kalian semua.

Ily❤️

ARDHANI [ On-going ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ