30. Heart Burning

538 78 7
                                    

You guys have know how to appreciate, right?

Aliaaass... vote dulu bisa kali kak^^

...

[ Flashback ]

Malam ini mungkin menjadi malam panjang bagi seorang Lee Felix. Di tengah sepinya gang yang biasa ia lewati, Felix berlutut ketakutan. Dihadapannya sudah ada Jeno, Haechan, dan juga Renjun yang menatapnya dengan tatapan sangat mengerikan. Tatapan yang sarkas dan mengintimidasi, yang dijamin membuat bulu kuduk setiap orang dapat berdiri dengan sendirinya. Alias... bikin merinding bro!

Felix tidak biasanya menjadi cemen seperti saat ini. Tapi nggak tau kenapa rasanya kekuatan Felix seakan musnah begitu saja. Lututnya bahkan lemas dan nggak bisa buat berdiri tegak seperti biasanya. Tulang dan sendi lehernya seakan putus sehingga membuat kepala Felix terus menerus tertunduk.

"Gue tanya sekali lagi, kenapa lo lakuin itu?!" –Renjun.

Jujur aja, suara Renjun terdengar sangat menggelegar di tengah sunyinya malam. Felix mau menjawab pertanyaan itu, tapi lidahnya seolah mati. Kelu sekali untuk berujar sebuah alasan.

Jeno dibuat frustasi sama sikap Felix yang cuma bungkam begitu saja. Laki-laki itu mengambil satu langkah untuk mendekatkan dirinya dengan Felix. Meraih ujung jaket yang Felix kenakan, lalu dengan sepenuh tenaga, Jeno mengguncang tubuh Felix.

"Lo bisu ya?! Jawab bangsat!!"

"Gue.. terpaksa."

Kini Haechan ikut mendekat bahkan berjongkok di hadapan Felix. Menyetarakan pandangannya dan pandangan Felix dengan wajah yang sangat serius. Demi apa, Renjun sampai mau ketawa melihat wajah Haechan yang sok serius itu.

"Kenapa? Lo temennya Aera kan? Kenapa sejahat itu?!" –Haechan.

"Gue.. gue disuruh."

Jeno, Renjun, dan Haechan kompak bertukar pandang. Ternyata masih ada dalang dibalik semua ini. Jika dipikir secara logika, agaknya memang nggak mungkin Felix melakukan hal ini secara cuma-cuma.

"Siapa yang nyuruh lo?"

Kali ini nada suara Renjun sedikit pelan namun tetap mengintimidasi. Di sisi lain, perasaan Felix kini sedang campur aduk. Felix jelas tidak bisa membocorkan dalang aslinya kepada mereka. Tapi jika Felix tetap bungkam, dia bisa dilaporkan ke polisi, atau kemungkinan paling buruk adalah nyawanya bisa saja terancam. Sebelumnya satu hantaman dari Jeno sudah cukup membuat ujung bibirnya berdarah. Jeno bisa dengan mudah menghabisinya begitu saja. Sekarang apa yang harus dilakukan Felix? Demi apapun, Felix berharap dewi fortuna memberinya secercah keberuntungan agar dapat terbebas dari introgasi ini.

BUGH

Satu pukulan kembali mendarat di wajah Felix yang sukses membuat tubuh lelaki itu terhuyung. Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno pelakunya.

"Jen sabar, anjing!" –Haechan.

"Si bangsat ini harus digebuk dulu biar mau ngomong!" –Jeno.

"Lo jangan bikin gue makin emosi! SIAPA YANG NYURUH LO!" –Renjun.

Felix tidak ada pilihan lain. Dengan susah payah ia mencoba untuk berdiri tegak. Lelaki harus bisa mempertanggung jawabkan semua perbuatannya kan? Felix bukan lelaki pengecut yang kabur dari masalah. Maka dengan satu tarikan nafas panjang lalu menghembuskannya, Felix harus mengakui semuanya.

"Hwang Yeji. Gue disuruh sama dia." –Felix.

BINGO!

Sejak awal dugaan mereka memang hanya mengarah pada satu nama, yaitu Hwang Yeji. Benar kata Haechan, satu-satunya manusia yang nggak suka sama Aera hanya Yeji seorang. Jadi saat Felix menyebutkan nama itu, baik Renjun, Haechan, maupun Jeno sama sekali tidak terkejut.

Normal | Na Jaemin [Complete]Where stories live. Discover now