34. Normal | Final

1K 89 14
                                    

Vote dulu yuk kak^^

...

Warning 18+

Di tengah sunyinya tengah malam yang kini sudah berganti menjadi dini hari, suara sesenggukan tangisan Aera terdengar begitu menggema mengisi ruang tamu. Suasana dalam ruangan tersebut menjadi sangat kalbu. Keecwa, marah, sedih, menyesal bercampur menjadi satu. Aera yang menangis tersendu dan Jaemin yang hanya terdiam dibalut rasa penyesalan.

"Ra... Gue—" Jaemin belum selese berbicara tetapi Aera langsung memotongnya.

"Iya gue tau lo nggak suka sama gue. Gue tau lo benci perempuan. Gue tau lo—"

CUP!

Jaemin mencium bibir Aera!

Jantung Aera seakan berhenti berdetak. Pikirannya mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa saat ini memang benar Jaemin sedang menciumnya. Ini bukan mimpi kan? Ini kenyataan kan? Siapapun tolong bantu Aera sadar dari khayalannya!

Untuk sekian menit lamanya bibir Jaemin menempel di atas bibir Aera. Hanya menempel, dan saat itu pula Aera sadar bahwa semua ini bukan khayalan. Coba kita tegaskan sekali lagi, ini bukan khayalan, pemirsa!

Perlahan Jaemin menjauhkan bibirnya. Kedua mata laki-laki itu menatap dalam mata Aera yang mengisyaratkan bahwa dia tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

"N-na.."

Jaemin tidak menjawabnya. Kini mata laki-laki itu terfokus pada bibir merah Aera. Tangan Jaemin terulur, menyetuh dagu Aera, lalu kembali menjemput bibir gadis itu dengan bibirnya. Kali ini kedua bibir insan tersebut bukan hanya saling menempel, lebih dari itu.

Jaemin melumat bibir Aera dengan lembut, membuat gadis itu ikut terbuai dan memilih untuk memejamkan matanya. Jaemin menuntun Aera agar mengalungkan tangan pada lehernya. Tentu saja Aera melakukan hal tersebut.

Muda mudi itu semakin larut dalam suasana mabuk asmara. Silaturahmi bibir yang awalnya berisi lumatan ringan kini berubah menjadi lebih panas, bahkan perang lidah mulai terjadi. Hingga tanpa sadar Aera sudah terbaring dengan Jaemin yang ada di atasnya.

Bunyi decapan dan lenguhan pelan beberapa kali terdengar. Tangan Jaemin secara mandiri menulusup masuk ke dalam baju Aera, mengelus pelan perut gadis itu, dan spontan membuat Aera melenguh.

Suasana semakin bergairah saat Jaemin menurunkan ciumannya ke arah leher jenjang Aera lalu membisikkan sesuatu tepat di telinga gadis itu.

"I can do this all night..."

Bisikan Jaemin yang terdengar sangat seduktif membuat bulu kuduk Aera mendadak berdiri. Aera nggak pernah menyangka bahwa Jaemin akan melakukan ini padanya.

Namun sepertinya akal dan pikiran Jaemin masih waras. Jaemin mengecup leher Aera sekilas lalu memilih bangkit dari posisinya. Gadis itu masih terengah-engah, peluh nampak bertengger di pelipisnya, dan pipinya memerah.

Jaemin membantu Aera untuk bangun. Sekarang keduanya saling duduk berhadapan. Aera menunduk malu, dia nggak sanggup menatap Jaemin atas semua yang terjadi barusan.

"Hey... look at me."

Aera masih belum mau menatap Jaemin, hingga akhirnya Jaemin menangkup kedua pipi gadis itu agar mau menatapnya.

"See? I am not a gay. I am. Normal." Ucap Jaemin dengan penuh penekanan pada kata normal.

"Tapi lo bilang kalo lo benci perempuan!" jawab Aera dengan nada suara yang sedikit keras.

Normal | Na Jaemin [Complete]Where stories live. Discover now