6. Move

565 70 8
                                    

Hai Halo Anyeong!

Part ini ada buat selingan aja nih, biar ngga naik darah terus baca konflik antara Jaemin sama Yeji. Wkwkwk

Janji next part bakal ada sesuatu yang kalian udah tunggu-tunggu!

Selamat membacaaaaa~

...

@Aera's Room

Di dalam kamarnya yang bernuansa navy ini Aera terlihat sedang duduk di kursi menggantung dengan posisi yang sangat nyaman.

 [ Ini kamar Aera ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ Ini kamar Aera ]


Gadis Yoo itu tampak menscroll layar ponselnya yang kini sedang menampilkan tipe-tipe rumah, umm atau mungkin apartemen lebih tepatnya. Entahlah yang jelas gadis ini sejak hari-hari lalu sedang gemar melihat-lihat tipe kamar apartemen.

"Yang ini bagus. Ngga kegedean, ngga kekecilan juga."

Oceh Aera sambil mengamati layar ponselnya dengan serius.

Sepertinya Aera berencana untuk pindah ke apartemen. Mungkin saja gadis itu bosan tinggal di rumah yang megah ini dengan hanya ditemani bibi rumahnya. Ya, seperti yang kita tahu, orang tua Aera sangat sibuk menjalankan bisnis di luar negeri. Jadi wajar saja rumahnya sepi.

"Nah fix! Gue pindah ke sini!"

Seru Aera girang ketika menemukan tipe apartemen yang dirasa cocok dengannya. Gadis itu buru-buru menghubungi nomer marketing yang tercantum dalam gambar untuk memastikan bahwa tipe kamar pilihannya memang tersedia.

Wait guys! Jangan lupakan kalau Aera ini crazy richnya Seoul yaa. Untuk membeli sebuah apartemen bukanlah suatu hal yang sulit bagi Aera. Bahkan ia mempunyai black card yang terkenal di kalangan konglomerat. Tampilannya yang seperti gembel, tapi nyatanya gadis ini sangat kaya. Kaum kentank macam kita can't relate (:

Setelah lama berbincang dengan seorang manajer pemasaran, mungkin, Aera menutup sambungannya.

"Let's move, Yoo Aera!!"

Sorak Aera gembira.

Gadis itu keluar dari kamarnya dan dengan terburu-buru menuruni satu per satu anak tangga rumahnya. Begitu sampai di dapur, Aera disambut oleh bibi rumahnya dengan senyum hangat.

Wajah yang terlihat sangat melelahkan.

"Bibi.. sini deh."

Wanita paruh baya itu menghampiri Aera yang sudah duduk di atas kursi.

"Ada apa, Nona?"

Aera menepuk kursi di sebelahnya yang mengisyaratkan agar bibi itu ikut duduk. Mengerti dengan apa yang dimaksud bosnya, bibi itu pun ikut terduduk.

Normal | Na Jaemin [Complete]Where stories live. Discover now