CHAPTER 8 ◈ Go To Mysterious And Hidden Places

149 4 0
                                    

          MUNGKIN sikap Vernon saat ini terlihat cukup tenang, namun sebenarnya dia agak gelisah dan dengan luar biasanya dia bisa menutupinya. Akting macam apa yang tidak bisa dia lakukan? Dia bisa dengan mudah memanipulasi. Vernon hanya tak ingin Ramona kembali muncul sehingga sejak tadi dia berbolak-balik memperhatikan situasi di sekitaran apartemen melalui jendela yang tirainya sengaja ditutup rapat sehingga ruangan kamar apartemen Aurora menjadi remang-remang, menambah suasananya menjadi lebih suram, lagipula kehadiran Vernon saat ini saja sudah membuat tidak nyaman.

          Aurora memilih untuk diam saja dengan wajah murung dan melamun. Dia menjadi memikirkan banyak hal, tapi semua itu hanya tentang kesedihannya yang sebenarnya tak ingin dia ungkit lagi. Pikirannya melayang saat-saat di mana dia baru memasuki masa remaja. Masa yang sebenarnya harus dia nikmati tapi mendadak membuatnya jadi pemurung. Hal yang mengejutkan menghantamnya dengan rasa yang menyesakkan namun tak bisa dia elak begitu saja. Kala itu dia baru mengetahui jika keluarga Poulter yang dia pikir adalah keluarga kandungnya ternyata mengadopsinya saat dia masih bayi. Meskipun begitu keluarga itu sangat menyayanginya sampai sekarang dan dia tidak akan bisa meninggalkan bahkan melupakan mereka begitu saja. Jasa mereka dalam membesarkannya sangat luar biasa sehingga dia tak tahu bagaimana cara membalas budi mereka.

          Seiring berjalannya waktu Aurora akhirnya bisa membuat dirinya kembali ceria sebab menyadari bahwa keluarga Poulter yang hangat selalu menyayanginya tanpa peduli jika mereka tidaklah sedarah. Orang yang cukup berjasa dalam hidup Aurora karena nasehatnya adalah Ramona. Mereka menjadi duo yang tidak terpisah dari masa sekolah menengah atas sampai detik ini.

          Dan yang semakin menyesakkan adalah keluarga Poulter pasti akan sangat sedih jika mereka tahu Aurora sedang dalam bahaya saat ini. Rasa sedih yang luar biasa lagi-lagi menghantam diri Aurora yang matanya berair menahan tangis. Dia sudah berjanji pada keluarganya itu jika dia akan membanggakan mereka tapi kenyataannya sekarang dia tak berdaya dengan orang aneh yang jahat di sisinya. Bagaimana caranya dia bisa melarikan diri dari semua kegilaan ini?

          Tiba-tiba tanpa Aurora duga, Vernon buru-buru melepaskan ikatan tangannya maupun kakinya. Aurora tetap diam memperhatikan ekspresi wajah Vernon yang amat tenang tanpa menunjukkan ketakutan ataupun penyesalan.

          “Ikut aku.” kata Vernon seraya menarik Aurora untuk berdiri tegak.

          “Aku tidak mau.” Begitu terbebas dari tali-tali yang membelenggunya, Aurora hendak menjauh dari Vernon.

          “Jangan macam-macam denganku.” Vernon menyeret Aurora untuk tidak mencoba melarikan diri.

          “Vernon,” Aurora sebisa mungkin berbicara dengan nada tenang, “aku benar-benar penasaran apa yang ada dalam pikiranmu, apa yang kau sedang pikirkan saat ini? Coba jelaskan mengapa kau melakukan ini padaku?” Ia mendudukkan dirinya di kursi depan meja belajarnya.

          “Kau ini bodoh atau bagaimana?” Vernon melototi Aurora dengan garang. “Aku 'kan sudah katakan padamu mengapa aku melakukan semua ini. Kaulah penyebabnya. Kau berani menjelekkanku.”

          “Itu tidaklah adil bagiku!” Aurora tak tahan bersikap tenang, ia langsung membentak. “Lepaskan aku sekarang juga. Aku akan tutup mulut dengan apapun yang telah kau lakukan padaku. Setelah itu kita tidak akan pernah berjumpa lagi. Aku menjalani kehidupanku seperti biasa, dan begitu juga dengan dirimu.”

          “Aku tidak senaif itu, Aurora.” Vernon berujar dengan mengejek. “Kau pikir aku tidak tahu rencanamu. Jangan bernegosiasi denganku. Kau tak lebih licik dari seekor serigala.”

          “Aku tidak merencanakan apapun.” elak Aurora dengan tegas. “Jadi kau berpikir aku ini apa? Kau itu penjahat. Apakah kau berpikir aku ini sama jahatnya seperti kau juga?”

The Dark DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang