CHAPTER 13 ◆ Drown In The Silken Depths Of Their Darkest Seduction

134 4 0
                                    

          LAGI-LAGI Aurora dikurung di dalam ruang bawah tanah. Entah apa lagi yang Vernon lakukan di atas sana. Dia sepertinya sengaja membuat Aurora berada di tempat remang-remang ini karena suatu alasan. Aurora jadi semakin curiga padanya. Sembari menggerutu kesal, Aurora melangkah menuju ke bagian ruang dapur seperti yang diperintahkan oleh Vernon bahwa dia harus membersihkan ruangan tersebut.

          Begitu masuk, Aurora tersentak sebab banyak piring kotor, gelas-gelas, sendok maupun garpu yang dibiarkan terbengkalai oleh Vernon tanpa dicuci sama sekali. Belum lagi banyak bungkus makanan berserak di atas meja. Bagaimana bisa si Vernon membiarkan semua ini? Apakah Vernon berpikir jika Aurora benar-benar tukang bersih-bersihnya? Betapa menyebalkannya si Vernon.

          “Si Sinting itu.” gumam Aurora dengan penuh kekesalan. Ia ingin sekali melempar semua barang-barang kotor itu ke wajah Vernon saat ini juga.

          Berusaha tetap sabar, Aurora mulai mengemasi semua sampah-sampah di atas meja lalu mengelap meja tersebut agar bersih dan membuang sampahnya ke kantong plastik besar yang sudah tersedia di dalam tempat sampah. Setelah itu dia mulai mencuci bersih semua peralatan makan yang kotor. Dengan penuh kesabaran dia melakukan itu semua.

          Tidak lupa Aurora juga menyapu lantai, mengepel dan membersihkan kamar mandi. Karena sudah menjelang tengah malam dan semua pekerjaan bersih-bersih ini selesai juga pada akhirnya, Aurora memutuskan untuk masuk ke dalam ruangannya. Dia ingin beristirahat lalu mungkin bisa tertidur sejenak. Dia berharap Vernon tidak masuk lagi ke ruang bawah tanah. Semoga saja dia sedang sibuk di atas sana.

          Aurora sempat terlelap tidur kurang lebih setengah jam namun kemudian dia memilih untuk bangun. Rasanya dia tak tenang ketiduran seperti ini. Bisa saja Vernon tiba-tiba masuk lalu menyeretnya ke bak kamar mandi. Jika mengingat Vernon, segala kemungkinan buruk selalu terpikir olehnya. Aurora jadi kesal sendiri dengan pikirannya. Tapi bagaimana pun dia harus terus waspada dengan sosok Vernon yang tak bisa diprediksi.

          Perut Aurora tiba-tiba keroncongan karena dia tidak diberi makan malam. Dia kemudian bergegas menuju ke arah dapur dan berharap masih ada cemilan berupa roti atau biskuit di dalam lemari pendingin.

          Mata Aurora selalu saja melirik ke arah pintu yang selalu digembok rapat tiap kali dia melewati ruangan tersebut. Dia sebenarnya selalu penasaran dengan apa yang ada di dalam sana. Apa kira-kira yang disembunyikan oleh Vernon? Apakah sejumlah uang yang banyak? Atau hal yang lainnya? Mengapa ruangan tersebut sampai digembok jika tidak begitu penting?

          Hanya ada tersisa roti dan selai stroberi. Aurora melahapnya dengan terburu-buru. Setidaknya ini bisa menahan rasa laparnya di tengah malam begini. Dia tiba-tiba dilanda rasa penasaran yang kuat begitu memikirkan apa yang ada di dalam ruangan yang selalu digembok tersebut. Aurora mulai berpikir bagaimana caranya dia bisa membuka gemboknya. Dia melirik-lirik sekeliling dapur untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk membukanya. Tidak mungkin dia meminta kuncinya pada Vernon. Tentu saja Vernon tak akan mengijinkannya masuk seenaknya.

          Kemudian mata Aurora tertuju pada garpu yang baru dicucinya tadi. Dia memiliki ide membukanya dengan garpu tersebut. Setelah mengunyah habis makanannya lalu minum sejenak, Aurora bergegas mengambil garpu lalu berjalan dengan semangat menuju ke ruangan rahasia tersebut.

          Setelah membengkokkan bagian ujung garpu agar lebih mudah digunakan, Aurora lalu memasukkannya ke lobang di gembok. Dia mencobanya berkali-kali agar berhasil terbuka. Namun selang beberapa menit, tangan Aurora sudah pegal karena gembok itu belum juga mau terbuka.

          Mata Aurora sontak dengan waspada melirik ke arah lorong dan pintu masuk untuk memastikan Vernon tidak ada di sana. Aurora kemudian tanpa menyerah mencoba lagi. Sampai pada akhirnya usaha Aurora tidak mengkhianati hasil. Gembok tersebut pun berhasil dia buka dengan susah payah sampai tangannya memerah dan pegal.

The Dark DesireWhere stories live. Discover now