CHAPTER 2 ◈ The Ugliness Covered By Beauty

344 8 1
                                    

          HUJAN salju masih mengguyur kota pada malam hari yang terasa semakin gelap dan dingin. Beberapa orang terlihat berjalan cepat untuk kembali ke rumah mereka yang jauh terasa lebih hangat dan nyaman setelah mereka seharian sibuk dengan kegiatan kerja yang melelahkan. Bahkan jalanan utama maupun trotoar semakin dipenuhi oleh hamparan salju. Ini sudah memasuki musim dingin, namun Aurora merasa dirinya sudah merindukan halloween lagi.

          Di perjalanan ini Aurora bisa melihat ada banyak petugas membersihkan tumpukan salju-salju yang menghalangi sepanjang jalan. Saat ini Aurora berada di dalam mobilnya yang tengah melaju. Tak lama lagi dia akan segera memasuki pelataran parkir sebuah gedung apartemen. Hari ini Ramona sedang merayakan pertambahan usianya dengan sederhana yang dihadiri oleh orang-orang terdekatnya saja.

          Aurora memelankan laju mobilnya, lalu membelokkannya ke tempat parkir yang kosong. Memang suasana di sini agak sepi. Hanya ada beberapa mobil yang terparkir rapi di sekitarnya. Aurora tidak begitu memperdulikannya. Hal ini wajar saja karena saat ini sedang turun salju dan sudah pasti jika masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah serta menghangatkan tubuh mereka di depan perapian.

          Arah pandangan Aurora tertuju ke kursi kosong di sampingnya. Di sana ada sebuah bungkusan kado yang akan dia berikan pada Ramona nantinya. Aurora menyunggingkan senyuman tipisnya ketika matanya menatap kado yang terbungkus rapi itu. Dia kemudian melirik dirinya di kaca spion bagian dalam untuk memperhatikan kembali penampilannya. Hari ini dia memakai kaos tebal lengan panjang dan jeans robek yang dipadukan dengan long cardigan yang terbuat dari beludru hitam. Rambutnya yang berwarna platinum blonde dan menggunakan poni depan terlihat kontras dengan pakaian serba hitamnya. Dengan gerakan pelan tanpa tergesa-gesa Aurora langsung mengambil kado tersebut lalu dia segera beranjak menuju ke dalam apartemen sahabatnya yang sudah pasti menunggu kehadirannya.

          Aurora segera menekan bel apartemen Ramona ketika dia tiba karena tak ingin membuang waktu lagi apalagi sampai membuat Ramona menunggunya. Tak butuh waktu lama pintu apartemen terbuka dan terlihatlah sosok Ramona yang tampil cantik dengan balutan gaun sebatas lutut berwarna dasar hitam dengan motif floral. Rambut panjang berwarna kemerahannya tampak messy. Ramona memekik senang saat melihat Aurora dan segera memeluknya dengan erat.

          “Aku pikir kau tidak akan datang.” kata Ramona seraya melepaskan pelukannya. Aurora tersenyum manis menanggapinya.

          “Mana mungkin aku tidak akan datang. Lihatlah sekarang aku ada di hadapanmu.” sahut Aurora yang langsung menyerahkan kadonya itu pada sahabatnya. “Happy birthday, Ramona.”

          “Thanks a lot, Aurora.” Dengan senang hati Ramona menerima bingkisan kado tersebut.

          Mereka berjalan memasuki apartemen yang sudah terlihat ada Camilla, Eugenie dan Philippa bahkan salah satu tetangga akrab Ramona bersama dengan putri semata wayangnya melambaikan tangannya sembari tersenyum pada Aurora yang langsung membalas senyuman mereka.

          Aurora segera menghampiri tetangga Ramona bersama putrinya itu yang sedang duduk santai di sofa sambil menikmati secangkir teh hangat mereka hanya untuk sekedar menyapa mereka setelah lama tidak berjumpa. Sedangkan Ramona terlihat mengobrol ringan bersama Camilla maupun teman-teman yang lain. Aurora hanya membiarkan saja obrolan mereka yang tampak seru. Sesungguhnya Aurora agak malas untuk mendengar segala macam gosip maupun keirian mereka terhadap gadis-gadis lain yang memiliki pakaian modis.

          Usai menyapa tetangga Ramona, dengan langkah ringan Aurora memilih untuk melangkah menuju ke arah balkon apartemen yang menyuguhkan suasana malam yang disertai oleh hujan salju walaupun tidak begitu deras ataupun sampai menyebabkan badai. Udara jauh terasa lebih dingin ketika Aurora berdiam diri di balkon seraya menikmati pemandangan yang menampilkan lampu-lampu jalanan yang terlihat cantik menghiasi sepanjang jalan meskipun suasana malam ini terasa sepi dan sunyi. Rambut platinum blonde milik Aurora tertiup pelan oleh angin yang berhembus. Namun ada hal yang agak aneh ketika mata Aurora tak sengaja melirik ke bawah apartemen sana. Tepat di tempat parkir mobil yang pencahayaannya agak remang-remang dan sangat sepi itu. Terlihatlah seorang pria berambut sedikit berantakan berwarna keabuan dan menggunakan jaket hitam tebal sedang menarik dengan kasar tubuh wanita muda yang terus saja memberontak melawannya, bahkan dengan teganya pria itu menjambak rambut brunette-nya maupun menampar kuat kedua pipi wanita muda tersebut. Entah apa yang terjadi dengan mereka berdua sampai tindakan kasar itu dilakukan di tempat umum meskipun sepi dan tak ada yang mengetahuinya.

The Dark DesireWhere stories live. Discover now