PART 7

53.2K 6.2K 785
                                    

Taeyong berjalan santai sembari bersiul, membalas sapaan dengan senyuman manis seperti biasa kepada orang-orang. Cuaca dipagi hari ini cukup indah membuat suasana hatinya terasa baik.

Matanya tak sengaja menatap kedalam ruangan Jaehyun dan mendapati Atasannya itu sudah duduk dikursi kebesarannya dengan kacamata bertengger.

Taeyong melihat jam tangannya, menunjukkan pukul 8 pagi. Menghela nafas pelan kemudian berdecak, "Dia pasti tidak pulang lagi. Dasar gila kerja."

"Untuk apa punya rumah besar kalau jarang ditinggali?" omelnya sendirian kemudian menggeleng heran.

Ketika berbalik menuju meja kerjanya mata Taeyong terbelalak, dirinya merasa melihat Surga didepan mata. Meja kerjanya penuh dengan cemilan yang tersusun rapi, ada kue kering, cokelat, permen, susu cokelat, susu stroberi dan masih banyak lagi.

Mulut Taeyong menganga lebar dengan mata berbinar, "Woah! Mejaku banyak sekali makanan!" Taeyong menatapi makanan itu dengan senyum sumringah.

Tapi sesaat kemudian matanya mengerjap pelan, "Siapa yang memberinya?" tanyanya pelan. Sedikit mengingat siapa yang memungkinkan orang-orang yang memberinya cemilan sebanyak ini.

Tapi ketika mengingat seluruh penghuni Kantor tau tentang kecintaannya pada makanan membuat Taeyong menyerah. Itu sudah jadi rahasia umum.

Taeyong akhirnya berbalik menatap Jaehyun yang sedang sibuk lalu berlari kecil melangkah menuju ruangan Jaehyun.

BRAKKK

Jaehyun berjengit mendengar dobrakan pintu diruangannya, sebelum mulutnya menganga syarat akan mengeluarkan umpatan karena telah beraninya mendobrak pintunya, teriakan cempreng sudah lebih dulu membuatnya diam.

"SAJANGNIM!!!" Jaehyun berjengit lagi ketika telinganya terasa mendengung karena teriakan Taeyong.

"Ini Kantor bukan Hutan, Lee Taeyong!" ucap Jaehyun dengan kesal, memandang tajam Sekretarisnya itu. Sedangkan yang ditatap hanya terkekeh.

"Ah, maaf. Aku hanya terlalu bersemangat." senyumnya tak bisa hilang mengingat banyaknya makanan kesukaannya yang menunggunya untuk disantap. "Aku ingin bertanya sesuatu, Sajangnim."

Jaehyun menyandarkan tubuhnya, kemudian menyilangkan tangannya angkuh. "Apa?"

Taeyong menunjuk meja kerjanya, "Meja kerjaku penuh dengan cemilan, apa Sajangnim yang memberikannya?" tanyanya dengan mata yang berbinar.

Jaehyun terdiam sejenak, kemudian berdehem pelan. "Untuk apa aku memberikanmu cemilan?" ucap Jaehyun dengan datar.

"Ah benar juga ya, lalu siapa?" Taeyong mengusap tengkuknya dengan canggung, malu karena telah mengira bahwa Jaehyun yang membelikannya semua itu.

Pria yang lebih besar hanya diam tak menjawab lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. "Kalau dia memberikannya untukmu maka makanlah." ucapnya dengan acuh.

"Tapi aku tidak tau siapa yang memberikannya, setidaknya aku ingin berterimakasih." cicit Taeyong pelan, sedikit menundukkan kepalanya. Tak sadar bahwa sepasang mata elang menatapnya dengan senyuman samar diujung bibir.

Tak lama senyuman samar itu menghilang tanpa jejak digantikan dengan wajah datar, "Keluar dari ruanganku!"

Taeyong mengangkat kepalanya, mendelik tajam pada Jaehyun. "Ish, menyebalkan!" bisiknya pelan.

My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang