✉ 18 ; salah paham

4.5K 704 60
                                    

jeongwoo ngelangkah keluar dari rumahnya. tujuannya sekarang adalah kafe depan komplek yang emang letaknya gak jauh dari rumahnya. sekedar buat beli kopi sama beberapa makanan manis. dengan senyum tipisnya, cowok itu ngehirup bebas udara malam, ngeraup udara itu dengan rakus. karena jujur, udah lumayan lama sejak jeongwoo terakhir kali ngerasain angin malam gini.

jeongwoo masuk ke kafe, duduk di salah satu kursi sambil ngeliatin jalan raya dimana banyak motor-mobil berlalu-lalang.

"jam pulang kerja, ya."

cowok itu sengaja mute hpnya. walaupun cuma jalan ke depan komplek, tapi jeongwoo udah anggap ini sebagai me-time. jeongwoo gak mau ada sesuatu yang distract dia saat ini. jeongwoo cuma mau sendiri, bebas, walau sebentar.

jeongwoo ngambil pesanannya. tadinya dia pengen makan sepotong kue mocca disini. tapi niatnya terkurung begitu liat seseorang masuk ke kafe dan gak sengaja eye-contact sama dia.

jeongwoo yang udah duduk di kursi dan siap buat nyantap kue moccanya langsung berberes. gak mau lama-lama duduk di satu ruangan yang sekarang tanpa sadar bikin dia bercucuran keringat dingin.

"park jeongwoo."

langkahnya berhenti, jeongwoo dipaksa noleh ke belakang karena pergelangan tangannya dicekal.

"jeongwoo saya mau ngobrol sama kamu. empat mata, bisa?"

"s-saya buru-buru. maaf," jeongwoo muterin pandangannya ke segala arah. nepis tangannya, jeongwoo berniat buat ngejauh tapi orang itu narik paksa bahu jeongwoo.

"lepasin," bahu jeongwoo terlepas dari cengkraman orang itu.

"kim doyoung?"

jeongwoo lantas sembunyi di balik punggung doyoung. gak berani buat sekedar ngeliat wajah someone yang ada di hadapan mereka sekarang.

"jeongwoo, ini papi."

jeongwoo ngegeleng. dipeluknya lengan doyoung erat, "doy, please bawa gue pergi dari sini. please."

"saya park chanyeol. papinya jeongwoo. saya mohon, saya mau ngomong sama anak saya," chanyeol ngedeket ke doyoung yang nyembunyiin jeongwoo di balik punggungnya.

pelukan jeongwoo di lengan doyoung mengerat, "nggak, doy. d-di-dia bukan papi gue," doyoung natap chanyeol prihatin karena jujur, dia bingung sama kondisi ini.

"jeongwoo broken home?"

doyoung senyum, "maaf om, mungkin jeongwoonya lagi gak bisa diajak bicara."

chanyeol ngehela napas pasrah. tanpa ngeluarin sepatah kata, chanyeol berlalu dari hadapan mereka. doyoung balik badan, nangkup wajah jeongwoo yang udah mulai longgarin pelukan di lengannnya. jeongwoo natap doyoung dengan mata yang berkaca-kaca.

"udah-udah gapapa, jangan nangis ya? ayo gue anterin lo pulang."

"ng-nggausah doy, gue jalan kaki aja. rumah gue gak jauh dari sini kok."

doyoung senyum, "gue gak bakal biarin lo jalan kaki dengan suasana hati kayak gini. ntar tiba-tiba lo lemes terus pingsan di jalan gimana? mending ada yang nolongin. kalo ngga?"

"lo kok ngomongnya gitu?!" jeongwoo mukul bahu doyoung yang malah ketawa.

"gue anterin ya?" tanyanya sekali lagi. sampai akhirnya, jeongwoo ngangguk setuju.

jeongwoo duduk di jok belakang motor doyoung yang sengaja bawa motornya dengan kecepatan lambat, "tadi ngapain lo di kafe?"

"numpang wifi. ya beli minum lah. pertanyaan lo gak bermutu banget."

insecure - hajeongwoo [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora