✉ 01 : uks

15.2K 1.6K 250
                                    

jeongwoo kesel.

dari tadi cowo itu berusaha jinjit buat ambil kotak obat yang ada di rak atas. tapi hasilnya nihil. kalo gak gara-gara lebam yang bikin sekujur tangannya mati rasa, jeongwoo gak mungkin ada di uks sekarang. huhu, jeongwoo mau nangis aja :(

saking frustasinya, jeongwoo gak sadar kalo ada someone yang dari tadi merhatiin dia di ambang pintu uks sambil senyum gemes karena denger umpatan-umpatan jeongwoo.

"anak manis gaboleh ngomong kasar."

suara deep itu sontak bikin jeongwoo berenti ngumpat. tangannya yang semula keangkat buat ngeraih kotak obat pun terayun turun. jeongwoo noleh ke sumber suara.

"haru, ih! ngagetin tau," katanya mencebik.

haruto ketawa, lantas jalan ke arah jeongwoo. sempet lempar senyum gantengnya sebelum tangannya keangkat buat ngambilin kotak obat yang dari tadi diincer jeongwoo.

"duduk," jeongwoo nurut. matanya natap haruto lekat-lekat, "kamu nyembunyiin apa dari aku?"

"h-hah? apa?"

haruto berdecak, "kamu habis diganggu siapa?"

jeongwoo ketawa kikuk, "kamu ngomong apaan sih haru? aku ngambilin kotak obat buat t-temen aku..."

"jangan bohong."

dengan sekali tarik, haruto nurunin lengan cardigan rajut yang membalut lengan jeongwoo. berhasil ekspos luka-luka basah di sekujur lengannya. dan bikin jeongwoo nelan ludahnya liat perubahan mood haruto.

jeongwoo ngalihin pandangannya ke segala arah. asalkan gak natap haruto yang justru ngeliatin jeongwoo dengan pandangan seribu tanya.

"park jeongwoo."

"i-iya?"

haruto ngebuang napas lelah, "siapa yang ganggu kamu? setiap hari loker kamu dipenuhi sampah kamu gak pernah bilang ke aku?" tangan haruto gerak buat ngebelai pipi jeongwoo. tatapannya berubah teduh.

"haruto... banyak yang gak suka sama hubungan kita," jeongwoo nunduk, gak berani ngeliat haruto yang masih natap dia lekat.

"terus? dengan itu kamu mau berhenti?"

pertanyaan haruto bikin jeongwoo bungkam.

"jeongwoo, dengerin aku," haruto ngangkat dagu jeongwoo, bikin pacarnya balik natap dia, "kamu gak sendiri. kamu ngelewati ini sama aku, kita bareng-bareng."

ngeliat jeongwoo yang makin bungkam, satu pertanyaan lewat di kepala haruto, "kamu masih sayang sama aku kan?"

jeongwoo ngangguk, bikin secercah senyum terbit di wajah yang lebih tua.

haruto genggam erat kedua telapak tangan jeongwoo, "jadi, kita lewatin ini bareng-bareng. jangan pernah ngerasa sendirian. ada aku, kamu punya aku, oke?"

dengan senyum manisnya, jeongwoo ngangguk. sebelah tangan haruto ngusap kepala jeongwoo penuh sayang.

"nah sekarang, luka-lukanya aku obatin dulu ya?"

"iyaa, bawellll."

"bawel tapi kamu sayang kan?"

jeongwoo ketawa, "yaudah iya, aku kalah."

dengan senyum yang senantiasa terbit, haruto ngebalur obat merah di luka-luka jeongwoo yang masih basah. haruto meringis, sadar kalau selama ini dia nutup mata atas apa yang dilalui jeongwoo sendirian.

"mulai sekarang, kamu gak sendirian, sayang."

"jeongwoo, pokoknya mulai hari ini, kamu pulang sekolah sama aku. mulai besok juga berangkatnya sama aku," kata haruto sambil balikin kotak obat di tempatnya semula.

"aku bisa pesen grab, haru. gausah," jeongwoo masang cardigannya.

"eh eh itu obatnya belum kering. jangan dipasang dulu cardigannya."

jeongwoo senyum, "ini oversized, kainnya gak bakal nyentuh obatnya tadi kok."

haruto berlutut di hadapan jeongwoo yang duduk di pinggir ranjang uks. gak berhenti natap yang lebih muda sambil senyum lebar. tangan jeongwoo terulur buat ngusap kepala haruto, bikin senyum empunya melebar.

"aku mau selalu ada di samping kamu. lihat kamu luka gini bikin aku ngerasa gak berhasil jagain kamu," tatapan haruto gak lepas dari paras manis jeongwoo yang sukses bikin dia jatuh hati, "mau ya? pulang sama berangkat sekolah sama aku? nanti aku yang bakal minta izin sama orang tua kamu."

jeongwoo senyum, "bawel kamu."

"jeongwoo!" haruto nahan pergelangan tangan jeongwoo yang beranjak dari duduknya, "mulai hari ini ya?"

tangan jeongwoo keangkat buat nyubit pelan hidung haruto, "iya, sayang."

netra haruto membola sempurna, "apa? ulangi coba?"

jeongwoo ketawa dengan rona merah di pipinya, "iya, haruuuu. udahlah aku mau balik ke kelas."

"woo, jawab dulu. tadi kamu panggil aku apa? sayang? ulangi lagi coba."

"gaada siaran ulang," bisiknya tepat di telinga haruto diikuti kecupan singkat si pipi yang lebih tua. jeongwoo keluar dari uks, ninggalin haruto di dalam uks yang jiwanya gatau terbang kemana.

"kasian jantung gue."

🥀

"haru, ish lepasin," jeongwoo berbisik sambil berusaha ngelepas lengan haruto yang melingkar di pinggangnya. jeongwoo nunduk sambil gigit bibir bawahnya. gak berani natap kedepan, lebih tepatnya ke arah puluhan pasang mata yang ngeliat haruto sama jeongwoo jalan di koridor sekolah dengan pandangan gak suka.

haruto eratin rangkulannya di pinggang jeongwoo dan malah makin mepetin badan mereka.

"h-haru..."

sampe di depan kelasnya jeongwoo, haruto hentiin langkahnya, reflek bikin langkah jeongwoo ikut berhenti. tumit haruto muter ngehadap yang lebih muda yang sekarang hadap-hadapan sama dia. haruto senyum tipis, ngebelai lembut pipi jeongwoo.

"belajar yang rajin," low tonenya berhasil bikin jeongwoo merinding. ditambah senyum teduh haruto yang makin buat jeongwoo deg-degan.

haruto noleh ke sekeliling. tatapan gak suka murid-murid di koridor ngebuat satu ide jahil muncul di kepalanya.

tangan yang tadi dipake ngebelai pipi jeongwoo sekarang pindah ke tengkuk yang lebih muda. haruto miringin kepala, dan ngedekatin wajahnya ke jeongwoo. berhasil nyuri satu kecupan di sudut bibir pacarnya.

tingkah haruto tadi jadi perbincangan seisi sekolah.







to be continued.






insecure - hajeongwoo [✔]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin