Terjatuh Sendiri [ Bonus Chapter ]

75.2K 9.3K 8.7K
                                    

"KAYAKNYA lo tuh emang suka banget mengacaukan ketentraman hidup gue ya, Zak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAYAKNYA lo tuh emang suka banget mengacaukan ketentraman hidup gue ya, Zak."

"Dan kamu teh suka banget mendramatisir sesuatu."

Renjun mendesis mendengar tawa di depannya yang terdengar sangat menyebalkan. Semakin hari Jaemin jadi semakin pintar membalikkan perkataannya, entah itu karena terbiasa dari Renjun atau apa, tapi yang pasti itu sangat menyebalkan.

"Lagian pagi-pagi tuh jangan tidur, Nazel. Gak baik, nanti rezekinya dipatok ayam, mau?" Jaemin menoleh, nyengir lebar membuat dengusan Renjun terdengar kasar.

"Sini pala lo gue patok, mau?!"

Tawa Jaemin berderai bersama matahari di pagi hari yang mulai menginvasi cakrawala.

Itu pagi menjelang siang hari yang dingin, beberapa saat lalu Renjun sedang menikmati tidurnya, berselimut tebal dengan mimpi-mimpi yang terekam sangat indah di kepala. Namun semuanya hancur lebur saat sosok Jaemin memasuki kamarnya dan menarik selimutnya bersama teriakan menyebalkan, membuatnya terpaksa terjaga. Belum lagi cengiran lebar yang terlihat sangat menyilaukan. Padahal Renjun sudah memiliki agenda untuk tidur seharian selama akhir pekan ini. Ah, Jaemin memang penghancur ketentraman harinya.

"Udah pernah ke sawah belum, Zel?

Dan kini, sosok penghancur hari indahnya sedang berjalan di depannya dengan cangkul di pundak, tersenyum lebar tanpa merasa bersalah karena sudah menghancurkan acara tidur seseorang.

Renjun mendengkus, berjalan ogah-ogahan di belakang Jaemin. "Lo kira gue alien yang gak pernah ke sawah?"

"Ya kali aja gitu kamu 'kan anak ibu kota ya, kalo di kota gitu teh ada sawah ya gak, Zel," Jaemin bertanya tanpa menatap Renjun, terus berjalan melewati beberapa belokan dan melewati perumahan. "Soalnya saya pernah ke Jakarta cuma sekali, pas study tour waktu SD."

"Gak, Zak. Di Jakarta gak ada sawah, adanya Disneyland."

Yang lebih tua menjawab asal, terlanjur kesal karena pertanyaan Jaemin terkadang sungguh di luar nalar manusia. Maksudnya, mengapa Jaemin harus bertanya tentang hal yang sering dipertanyakan anak kecil?

"SERIUS KAMU, ZEL?!"

Nah, kan. Eskpresi dan responnya sungguh seperti balita yang baru bisa berjalan. Renjun mendengkus, menahan tawa melihat sosok Jaemin yang menghentikan langkahnya dan menatapnya dengan kedua mata membola.

"Iya," Renjun mengangguk, wajahnya dibuat semeyakinkan mungkin. "Terus ada New Zealand, England, Thailand."

"Hah?"

Sungguh, ekspresi Jaemin yang melongo, bibir terbuka, dengan netra yang berbinar kebingungan itu tak ada yang menandingi. Renjun tertawa, terdengar keras di pagi hari yang menjelang siang ini. Perutnya dipeluk sambil membungkuk, menepuk pahanya sendiri.

Bandung [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang