9. Lebih Indah dari Bandung [ End ]

119K 12.3K 22.8K
                                    

JAEMIN benar-benar berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JAEMIN benar-benar berbeda.

Terasa lebih menakutkan dibandingkan saat peristiwa pemerkosaan itu terjadi.

Renjun memekik saat tubuhnya dibalikkan dengan kasar hingga berhadapan dengan badan Jaemin. Lelaki itu mengungkungnya pada pantri, tak ada ekspresi disana, hanya datar dan berbeda.

"Za-zak?"

Tangannya mencoba mendorong dada bidang itu namun rasa takut membuatnya lemah, dia bergerak gelisah. Renjun ketakutan. Kedua jari Jaemin menarik dagunya untuk mendongak, untuk bertatapan langsung.

"Kenapa?"

Seharusnya Renjun yang bertanya seperti itu.

Mengapa Jaemin seperti ini? Mengapa Jaemin terasa berbeda? Apa kesalahan yang telah dia lakukan hingga harus mendapat perlakuan seperti ini dari lelaki itu? Apa karena seluruh dosanya? Apa karena pemerkosaannya kepada Shuhua?

Kepalanya mencoba bergerak menjauh, melepaskan tangan di dagunya namun Jaemin malah semakin erat mencengkeram. "Gu-gue mau pulang."

Jaemin tak mendengarkan, lelaki itu malah semakin menekan tubuhnya hingga kini mereka tak memiliki jarak sedikitpun. Renjun bisa merasakan detak jantung Jaemin yang bergerak sama cepatnya. Tubuh mereka melekat erat.

"Nginep ya?"

"E-engga. Mau pulang."

Jaemin terkekeh dengan wajah datar. Lelaki itu memeluk pinggangnya; melilitnya, sebelah tangan yang lain merambat menuju tengkuknya, menariknya ke atas hingga wajah semakin mendongak.

Mereka bertatapan cukup lama.

Lalu Jaemin melakukannya, menciumnya tanpa ada kelembutan sama sekali.

Lelaki itu bergerak kesetanan, tak terkendali, meraup dan melumat bibirnya dengan kasar, bahkan menggigitnya hingga Renjun menjerit.

Tak pernah sekalipun terpikir dalam benak, bahwa lelaki selembut dan seramah Jaemin akan melakukan hal seperti ini, semua ini bahkan lebih buruk dari beberapa malam lalu.

"Za-zakh!" Kedua tangan mencoba mendorong dada yang menghimpitnya, kepala Renjun terasa pening dan sakit apalagi kepalanya dicengkeram hingga tak bisa banyak bergerak.

Kepala Jaemin bergerak kesana-kemari, dengan bibir yang melumat bibirnya, menggigit, meraup apa yang bisa diraup.

Renjun akan menendang Jaemin saat tiba-tiba rambutnya dijambak dengan keras hingga wajahnya menengadah keatas.

"Balas, Nazel. Balas ciuman saya!" Teriakan Jaemin membuat badannya bergetar hebat.

Dan Jaemin menciumnya lagi, kesetanan, menuntut Renjun untuk membalas.

Jaemin semakin menakutkan.

Dan Renjun membalas ciuman itu dengan takut-takut, bibirnya bergerak kaku diantara bibir Jaemin yang bergerak kasar dan cepat. Kedua mata terpejam dan tangan yang mencengkeram sisi pantri.

Bandung [ ✓ ]Where stories live. Discover now