OUTRO ; Akhirnya

87.1K 10.9K 8.4K
                                    

JAEMIN memeluk tubuhnya, mencoba menghalau udara dingin yang langsung menerpa saat keluar dari mobil

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

JAEMIN memeluk tubuhnya, mencoba menghalau udara dingin yang langsung menerpa saat keluar dari mobil. Dia tersenyum kecil, berbalik, menatap pada perempuan yang menatapnya melalui kaca mobil yang terbuka.

"Gakpapa sendiri A'?"

"Gakpapa." Jawabnya pelan, disertai sebuah gelengan. Perhatiannya teralih pada seorang lelaki mungil yang berada dipangkuan perempuan itu, melihat padanya dengan mata dan wajah yang memerah, terlihat lesu dan sayu.

Jaemin tersenyum kecil, mengusap kepala anaknya penuh sayang.

"Sebenernya dari malam Nazel rewel, badannya panas, manggil-manggil Mama, dia kangen sama neneknya. Biasanya engga sampe gini." Suara isterinya terdengar lirih, perempuan itu mengusap kepala sosok batita dipangkuannya dengan lembut.

Membungkukkan badan, Jaemin menggusap pipi anaknya, tatapannya melembut, "kangen sama nenek, hm?"

"Hu'um!"

"Yaudah hati-hati ya? Nanti Aa' nyusul."

Shuhua, perempuan itu menatapnya dengan perasaan bersalah. "Beneran gakpapa gak ditemenin?"

"Iya gakpapa, nanti kalo dirumah nenek Nazelnya masih rewel, kita bawa ke dokter."

Shuhua mengangguk, Jaemin mengelus kepala wanita itu lembut. Lalu beralih pada anaknya yang sedang asik memainkan sebuah robot mainan dengan ogah-ogahan. Jari telunjuk Jaemin menekan pipi berisi anak itu hingga memberengut, menatapnya jengkel.

"Jangan nakal ya sayang. Nanti ayah gak bakal beliin mainan lagi."

"Iya ayah!"

Terkekeh pelan, Jaemin mengambil langkah mundur dan menoleh pada supir keluarganya. "Pak, bawa mobilnya hati-hati ya, jangan ngebut."

"Siap mas!"

Sebelum pergi, Shuhua menoleh padanya. "Tolong bilangin ya, Dila kangen."

Jaemin tersenyum, mengangguk pelan.

Setelah melihat mobil itu melaju pergi, Jaemin menghela napas panjang. Kedua netranya menatap keatas pada langit yang terlihat mendung. Angin-angin kecil menerbangkan helaian rambutnya, membuatnya nyaman.

Menggenggam sebuket bunga dengan erat, Jaemin mulai berjalan memasuki area pemakaman. Dadanya berdetak kencang dalam rasa gugup dan menyenangkan, dia melewati gundukan-gundukan tanah disekitarnya dengan langkah pelan, tak terburu meski rindu sudah menumpuk tak tahu malu.

Gugup melingkupi dirinya. Rasa gugup yang selalu sama saat dia kembali kesini, mengunjungi kekasih hatinya.

Jaemin tersenyum lebar saat langkahnya berhenti pada sebuah makam yang terlihat terawat, bersih. Karena dia selalu meminta seseorang untuk merawat makam itu setiap waktu.

Berjongkok, Jaemin mengusap batu nisan dengan lembut.

"Halo Nazel, kita ketemu lagi, maaf ya baru bisa kesini lagi setelah beberapa bulan."

Bandung [ ✓ ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt