Bandung [ ✓ ]

Yang Masih Tersisa dari Masa Lalu [ Bonus Chapter ]

Bukan perihal Zaki dan Nazel, bukan pula perihal Bandung yang selalu mereka agungkan. Ini perihal yang masih tersisa dari masa lalu, dan sepenggal kisah dari mereka yang masih bertahan.

Bagian ini lebih masuk ke alur dari novel, karena di sana, Adila jatuh cinta pada Nazel.

ADA perasaan tertentu dari sebuah kota yang sejujurnya Gentala bingungkan mengapa hal itu bisa ada.

Namun Bandung membuatnya merasakan kesedihan dan amarah yang sulit dijelaskan, karena tiap kali ia dan wanita yang dihormatinya menginjak tanah Pasundan itu, cuma ada suram yang hiasi wajah cantik ibunya.

Mungkin itu yang jadi alasan mengapa Gentala tak menyukai Bandung, karena Bandung membuat ibunya terlihat menyedihkan. Alasan lain, mungkin karena Bandung mengingatkannya akan sosok yang meninggalkan dirinya dan sang ibunda.

"Lusa jadi ke Bandung, Ta?"

Tak langsung menjawab, Genta perhatikan ruang obrolan dengan ibunya. "Jadi kayaknya," suaranya pelan, tapi cukup bisa didengar temannya yang fokus bermain catur sendirian.

"Terus sorenya langsung balik lagi ke Jakarta gitu?" kernyitan di dahinya jelas arti dari nggak percaya. Aruma Antasena, si sahabat dari kecilnya itu cuma melirik dan fokus lagi pada papan catur. "Tapi malemnya lo dateng ngumpul, 'kan? Awas kalo nggak dateng soalnya bang David ngoceh mulu gara-gara demo bulan kemarin banyak yang luka."