2🍼

34K 4K 379
                                    

Jake memarkirkan motornya asal. Hidupnya benar-benar terusik oleh perempuan perempuan yang mencari perhatiannya di sekolah, ia jadi ingat adik tirinya itu.

"Oppa, bisa antar ak-"

Ia langsung menatap tajam perempuan yang memanggil nya 'oppa'. Cover saja polos, aslinya licik, seperti ibunya.

Ia melepas helmnya. "Supir di gajih untuk mengantar orang rumah dan aku bukan supir di rumah ini." Ia berjalan memasuki rumah yang sangat mewah.

"Tapi supir sedang mengantar Yejun!!"

Jake memberhentikan langkahnya, ia membalikkan tubuhnya. "Sayang nya aku tidak peduli." Lalu berjalan masuk ke rumah.

"Shim Jaeyoon!!"

"SUDAH KU KATAKAN JANGAN MEMANGGIL NAMA KU DENGAN MULUT KOTOR MU ITU JALANG SIALAN!!" Teriak Jake pada ibu tirinya.

"Ak-"

"KAU BUKAN IBU KU. KAU DALANG KEMATIAN IBU KU, KAU IBLIS, PELACUR, JALANG. KENAPA BUKAN KAU SAJA YANG MATI?!"

Plak!!

Tamparan keras mendarat di pipi kirinya, saking kerasnya sampai ia menoleh ke arah kanan.

"DIA IBU MU SHIM!!"

"ANI!! IBU KU SUDAH MATI KARENA PERBUATAN NYA!!"

"SOPAN LAH PADA ORANG TUA!!"

Jake terkekeh mendengar nya, ia mengusap ujung bibirnya yang sedikit robek. Namun detik kemudian tatapan nya menjadi tajam, penuh kebencian.

"Sopan?" Pemuda tersebut tertawa hambar. "Siapa yang memukul ku saat kecil? Membenturkan kepala ku ke dinding? Menenggelamkan ku di bathtub? SIAPA?!"

"LEBIH BAIK KALIAN SEMUA MATI DARI PADA IBU KU!!"

Pemuda berusia 18 tahun itu langsung pergi ke kamarnya. Menutup pintu dengan kencang, masa bodoh bila pintu nya rusak kembali. Ia melempar tasnya asal, lalu menjatuhkan diri di surga kapas dikamar nya itu.

Ia langsung menghidupkan speaker, lalu menyetel lagu dengan suara yang tinggi. Terlalu malas mendengar teriakan sang ayah yang memintanya keluar.

Drt drt

Lagu nya terhenti karena ada telepon masuk. Dengan malas tangannya memencet tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Pabo-ya! Aku menunggu mu, kau bilang mau men-"

"Mianhae hyung, aku akan ke sana!"

Ia langsung mematikan speaker, lalu dengan terburu-buru berganti pakaian. Teleponnya masih tersambung dengan seseorang yang ia panggil 'hyung'.

"Tunggu aku!!" Teriak nya. Ia langsung mengambil kunci motor, dompet dan jaket.

Jake langsung mengunci kamar nya. Ia selalu melakukan itu, dua adik tirinya selalu mengacau meskipun ia pernah main tangan. Tidak ada kapoknya bagi kedua anak itu.

Dengan cepat kakinya menuruni tangga rumah, tak ingin orang yang menelepon nya tadi menunggu lama lagi.

"Hyung mau kemana?"

Wajahnya kembali tanpa ekspresi. Dirinya tidak pernah suka dipanggil 'hyung' oleh adik tiri laki-laki nya, 'oppa' oleh adik tiri perempuan nya, atau wanita yang berstatus ibu tirinya memanggil namanya.

Ia mengabaikan pertanyaan adik tirinya itu, lebih memilih berjalan ke arah dapur. "Bibi Umji aku pergi dulu." Ia berpamitan pada pelayan yang sudah sedari kecil bersama.

"Ne, jaga diri mu baik-baik, jangan terpancing emosi." Ujar pelayan wanita yang mengasuhnya saat orang tua nya bertengkar. "Arachi?"

"Ne." Setelah mendapat izin dari pengasuh nya, Jake langsung pergi keluar rumah.

[✓] Little space || JakehoonOnde histórias criam vida. Descubra agora