5🍼

26.5K 3.4K 625
                                    

Dengan malas pemuda bermarga Shim tersebut memakan makan siang nya. Terlalu malas untuk makan ditempat yang sangat ramai, dengan orang yang selalu melirik ke arah nya.

Brukk

"Yak! apa kau tidak bisa berjalan dengan benar?!"

"M-mian."

"Maaf maaf, handphone ku jadi basah!!"

Jake menatap ke depan, menatap Jay bingung. Ada apa? Kenapa orang-orang tiba-tiba menjadi diam? Apa ada pembullyan?

Ia langsung berdiri. Melihat perempuan yang memarahi seseorang yang terduduk duduk. "Neo michyeosseo?!" Dirinya langsung berlari, mencoba menahan tangan perempuan yang mau menumpahkan jus.

Prang

Ia melempar gelas tersebut dengan asal. "Pembullyan bukan hal yang bagus, kau senang? Lalu orang yang kau bully apa senang?"

"Dia juga manusia dan tidak seharusnya kau melakukan hal seperti itu, hal seperti ini tidak akan membuat mu keren. Bagaimana kalau kau yang di bully seperti dia?" Jake menumpahkan jus entah milik siapa, ke atas kepala perempuan itu.

"Berpikirlah sebelum bertindak."

Ia berjongkok. "Gwenchana?" Tanya nya sambil mengulurkan tangannya.

"Kau sebagai laki-laki harusnya menghormati perempuan?!"

Jake dengan tampang dinginnya menatap orang yang berani membentaknya. "Apa kau menghormati orang lain? Kau saja membully, untuk apa dihormati."

"Handphone ku basah asal kau tau!!"

Jake dengan kesal mengambil handphone perempuan itu. "Ini masih hidup." Lalu dengan santai nya menjatuhkan handphone ditangan nya begitu saja. "Kalau sampai seperti itu, baru kau boleh memarahi nya."

Ia kembali berjongkok. "Gwenchana?" Tanya nya lagi. "Tenang kan dirimu, orang-orang tidak akan melakukannya lagi."

Pemuda yang sedari tadi menunduk perlahan mendongakkan kepalanya.

Tanpa sadar kedua ujung bibir Jake terangkat membentuk senyuman yang tidak pernah terlukis di wajahnya. Terakhir kali ia tersenyum saat ibu nya masih ada disisinya.

Bahkan Jay, Nicholas, Hueningkai dan Taehyun terlihat menganga. Dengan cepat Jay memfoto sahabatnya itu, lalu mengirimkan nya pada Heeseung.

Jake merapihkan rambut orang dihadapan nya. "Melawan lah jika seseorang mengganggu mu." Keduanya langsung bangun. Tampang Jake kembali tanpa ekspresi.

"K- Khamsahamida." Ujar pemuda yang ditolong Jake.

"Gwenchana, Sunghoon-ah."

Yap Sunghoon hampir terkena bully lagi atau memang sudah kena? Padahal bukan sepenuhnya salahnya.

Meskipun memiliki sikap yang buruk, Jake sama sekali tidak suka yang namanya pembullyan. Adik nya selalu menjadi korban perundungan, karena orang tua yang selalu bertengkar dan adiknya yang anti sosial menjadi bahan empuk untuk di bully.

"Berapa harga handphone mu?" Tanya nya pada perempuan tadi.

"30 juta."

"Aku tidak bisa dibohongi sialan. Besok dengan merek handphone yang sama dan tipe yang sama, akan aku berikan padamu. Sebelum itu—"

Krek

Dengan santai nya menginjak handphone si pembully itu. "—handphone lama mu harus sepenuh nya rusak."

"Ada kasus pembullyan lagi disini, aku tidak akan segan-segan meminta kepala sekolah mengeluarkan kalian dari sekolah ini!" Ancam Jake penuh penekanan.

"Sunghoon, kau bisa pergi." Ujar Jake sebelum ia pergi ke tempatnya lagi.

Drtdrt

Ia langsung merogoh saku celana nya. Mengangkat telepon dari Heeseung dengan kesal, suasana hatinya jadi tidak baik melihat hal seperti ini.

"YAK! SHIM JAEYOON KAU TIDAK KERASUKAN KARENA KEMARIN KE PEMAKAMAN??!!!"

Ia menjauh kan beda pipih dari telinga nya. Hampir saja gendang telinga nya pecah.

"Kau sama saja dengan Jay." Lalu memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Menatap tajam Jay, ia tau Heeseung seperti itu karena sahabatnya.

Jake mendengus kesal saat sepupu nya terus mengoceh tidak jelas hanya masalah dirinya di sekolah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jake mendengus kesal saat sepupu nya terus mengoceh tidak jelas hanya masalah dirinya di sekolah. Padahal bukan sesuatu hal yang sangat-sangat penting.

Tersenyum? Ia saja tidak tau kenapa tiba-tiba tersenyum melihat wajah Sunghoon dengan mata berkaca-kaca dan hidung memerah. Ia merasa Sunghoon terlihat menggemaskan.

"Yak kau mendengarkan ku tidak?!!" Heeseung membuyarkan lamunan sepupunya itu.

"Tidak."

Heeseung menahan dirinya sendiri untuk tidak melempar gelas dihadapan ke arah adik sepupu nya. "Ada panti asuhan disekitar sini, Shine Together." Ujar Heeseung mengganti topik pembicaraan.

"Yasudah, kajja." Jake bangkit dari duduknya, sambil membawa minuman nya.

Heeseung hanya mengikuti langkah adik sepupunya itu. Yang membawa mobil pastinya Heeseung, mana mau Jake menyupiri orang lain.

Heeseung melihat GPS di handphone nya. Ia tidak terlalu tau tentang panti asuhan yang dimaksud.

"Oppa, eomma-"

"Aku tidak peduli." Jake langsung memutuskan sambungan teleponnya, ia kira Umji yang menelepon karena menggunakan telepon rumah.

To be continued….

To be continued…

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
[✓] Little space || JakehoonOnde histórias criam vida. Descubra agora