13🍼

21.8K 3.1K 651
                                    

Sampailah disebuah panti asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampailah disebuah panti asuhan. Jake bersama sahabat-sahabatnya turun dari mobil. Mereka hanya membawa dua mobil, mobil Jake dengan Heeseung.

"Kau yakin tidak akan kasar?" Tanya Heeseung memastikan. Yang ditanya mengangguk, ia tidak akan kasar pada anak-anak panti.

Heeseung memang sering bertanya seperti itu sebelum masuk ke panti asuhan. Emosi Jake memang sulit dikendalikannya, sedikit diganggu saja ia akan marah.

Mereka ber-enam berjalan bersamaan menghampiri seorang wanita baya yang sibuk bermain dengan anak-anak panti.

"Annyeong haseyo." Sapa keenam nya dengan sopan.

Awalnya ibu panti terkejut, ia melihat dari atas sampai bawah orang-orang yang datang menyapa dirinya. "A-annyeong haseyo."

Jake maju beberapa langkah. "Aku ingin menanyakan sesuatu. Apa ada anak bernama Johnny Shim?" Tanya nya hati-hati.

"Johnny Shim? Tidak ada." Jawab ibu panti.

Jake mengangguk, tapi ia tidak akan menyerah begitu saja. Dia harus menemukan adik satu-satunya. "3 tahun yang lalu ada kecelakaan disekitar sini, apa Anda tau?"

Sahabat-sahabat nya bingung, kenapa Jake bertanya seperti itu?

Hanya Heeseung dan Taehyun yang paham maksud pertanyaan Jake tadi. Biasanya Jake memang tidak bertanya seperti itu, Jake bertanya karena kecelakaan tersebut tidak jauh dari panti asuhan yang mereka kunjungi saat ini.

"Ah kecelakaan itu, aku ta-"

"Eomma, aku akan pergi ke toko. Sunghoon tidak ikut, dia kambuh lagi. Jungwon yang menemani nya, aku dan Sunoo pergi ke toko." Ujar seseorang tiba-tiba.

"Kau?" Tanya Nicholas pada seseorang tadi. Teman sekelasnya, Byun Euijoo.

"Oh kalian." Ujar si Byun sedikit ketus. "Aku berangkat." Ia langsung menyalami ibu nya itu. Euijoo langsung pergi, Sunoo sudah menunggu di depan gerbang.

"Mari masuk." Ajak Eunha. Ia mengajak keenam nya ke sebuah ruangan. "Kau bisa melihat-lihat barang yang tergantung, bisa saja ada barang milik orang yang sedang di cari."

"Khamsahamnida." Ia langsung mengelilingi ruangan itu. Untuk baju mungkin tidak, tapi ada barang yang spesial bagi adiknya. Sebuah kalung dengan liontin berisi foto keduanya. Liontin berbentuk love itu bertuliskan marga Shim.

Sahabat-sahabat nya hanya diam, mereka yang bosan ikut berkeliling.

"Eomma, Sunghoon hyung terus merengek." Ujar seseorang tiba-tiba, Jungwon.

"Jangan beri dia obat nya, tidak baik terus bergantung pada obat."

Jungwon mengangguk paham, ia melihat ke arah tamu-tamu di panti. "Annyeong haseyo sunbaenim." Sapanya dengan sopan, meskipun mereka adalah senior di sekolah tingkat SMA.

"Annyeong cantik." Sapa Jay dengan genit.

Jungwon menatap Jay kebingungan, akhirnya ia memilih untuk pergi saja. Saat baru berbalik, langkahnya terhenti karena perkataan Jake.

"Aku menemukan nya." Jake langsung mengambil kalung milik sang adik, segera ia berikan pada ibu panti.

"Jungwon?"

"Ha?" Jake dan sahabatnya bingung, begitupun dengan Jungwon sendiri.

Eunha paham dengan tatapan anak-anak muda itu. "Dia mengalami amnesia karena kecelakaan waktu itu." Jelas Eunha membuat mereka semua bingung. "Ja-"

"Eomma!!!" Tiba-tiba seseorang datang dengan hoodie oversize baby blue, dengan celana pendek selutut. Bergelayut manja pada ibu panti.

"Iju hyung jahat, Hoonie ditinggal." Rengek Sunghoon dengan mata berkaca-kaca dan hidung yang memerah.

Jungwon masih diam, sekelebat memori dulu terbayang. Saat dirinya menangis karena hendak menjadi sasaran kemarahan seorang pria, ada seorang laki-laki datang melindungi nya.

"Jadi aku akan menjadi adik ipar mu Jake." Ujar Jay tidak tepat waktu.

Karena Jake langsung menatap nya tajam, sangat tajam. Setelah itu tatapan nya kembali lembut saat mengalihkan pandangannya.

"Uhh bukannya dia yang kemarin menolong Hoonie dan Cunghoon hyung?" Tanya Hoonie dengan nada bicara seperti anak-anak, menatap Jake dengan tatapan polosnya.

Pemuda bermarga Park itu terkikik. "Eomma, hyung itu cangat tampan."

Jungwon menatap Sunghoon tak percaya, ah lebih tepatnya Hoonie. Kalau ia bercerita pada Sunghoon nanti, yang lebih tua pasti akan berteriak tidak jelas, lalu menggulung diri dengan selimut.

Tiba-tiba Sunghoon memeluk Jake. Mencari kenyamanan dari pemuda bermarga Shim tersebut.

Taehyun, Heeseung, Jay, Nicholas, Hueningkai saling bertatapan. Apa Jake akan marah atau kasar? Jake kan hanya ingin dipeluk ibu dan adik nya.

Heeseung memperhatikan Jake takut-takut. Kalau tangan Jake terangkat, ia harus siap-siap menahan.

Baru saja ia selesai membatin, tangan Jake terangkat. Bukan untuk menjauhkan Sunghoon atau memukul Sunghoon, tangan Jake malah mengusap punggung Sunghoon.

"Dia membuat ku jantungan saja." Heeseung menghela nafas lega, mengusap dadanya.

"Hyungie wangi." Ujar Hoonie pelan. Mereka bisa mendengar nya, meskipun tidak terlalu jelas.

"Hoo- Hoonie, kita kembali ke kamar yah." Bujuk Jungwon. Sebenarnya ia tidak terlalu terbiasa memanggil Sunghoon tanpa embel-embel hyung.

"Ndak, hyung nya wangi." Tolak Hoonie sambil mengeratkan pelukannya.

"Gwenchana." Ujar Jake yang masih mengusap punggung Sunghoon.

Jay dan Hueningkai sudah terduduk dilantai. Jake tidak kerasukan atau gila, kan? Ini adalah fenomena yang sangat amat langka.

Taehyun menyandar pada sang kakak. "Hyung, beritahu Taehyung samchon kalau anak angkatnya kerasukan." Ujarnya dengan malas.

"Lebih baik kau yang memberitahu." Ujar Heeseung malas.

Pelukan Sunghoon melonggar, ia sudah tertidur dalam dekapan Jake. Sepertinya Hoonie menyukai Jake, buktinya ia tertidur tanpa obat yang diberikan dokter.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Little space || JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang