6🍼

25.2K 3.4K 763
                                    


Awalnya Jake akan pergi ke panti asuhan yang dimaksud Heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya Jake akan pergi ke panti asuhan yang dimaksud Heeseung. Tapi adik tiri nya itu terus menelepon. Dengan malas nya ia memasuki rumah. Ia akan pergi ke kamar dari pada mengurusi masalah yang tidak jelas.

"Oppa, eomma dan appa bertengkar." Ujar adik perempuannya tiba-tiba.

Jake tersenyum, tangannya dilipat di depan dada, alis nya terangkat satu. "Baguslah, kau merasakan apa yang aku rasakan." Balasnya tanpa minat.

Pemuda bermarga Shim itu berjalan menaiki tangga kembali. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar perkataan keluar dari mulut adik tiri nya itu.

"Tapi aku masih kecil."

Matanya menatap tajam Hana. "APA KAU PIKIR SAAT ITU AKU SUDAH DEWASA?! BAHKAN DIUMUR 8 TAHUN AKU SUDAH DIPUKULI OLEH APPA!!" Bentak nya.

"Kalau kau takut menjadi miskin, jual saja tubuh mu pada laki-laki hidung belang di luaran sana, seperti yang ibu mu lakukan jalang kecil." Hana menatap Jake marah, ia tidak serendah itu.

Tidak serendah itu yah, padahal ia pernah menggoda Jake dengan cara bertelanjang bulat.

"Mau marah? Kau pikir aku menerima mu dan saudara mu itu? Tidak." Ia memegang pipi adiknya tersebut dengan satu tangan, lalu menekan nya kuat. "Aku hanya memiliki satu adik, hanya satu. Bukan dirimu apalagi Yejun."

"Kalau kau perlu bantuan mencari laki-laki hidung belang, aku bisa membantu mu. Yang kaya atau yang tua?"

"AKU TIDAK SERENDAH ITU!!"

Plak!!

Jake langsung menampar adik tirinya itu, hingga jatuh. Ia menunduk, menjambak rambut Hana. "Apa kau tidak sadar, kalau kau anak seorang jalang? Sadar diri lah, kalau ibu mu tidak menjual tubuhnya, kau tidak akan hadir di dunia ini."

Jake langsung meninggalkan Hana, ia memang menghormati perempuan. Tapi untuk ibu tiri dan adik tirinya, tidak pantas untuk dihormati. Mereka merusak keluarganya.

Waktunya makan malam, Jake biasanya hanya mengambil makanan lalu pergi ke kamar nya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktunya makan malam, Jake biasanya hanya mengambil makanan lalu pergi ke kamar nya lagi.

"Apa yang kau lakukan pada adik mu?" Tanya ibu tirinya.

Jake hanya menaikkan satu alisnya. "Kalian kapan bercerai? Cepat-cepatlah bercerai agar aku dan anggota keluarga besar appa bisa berpesta." Ujar nya dengan nada meledek.

"Shim-"

"Ohhh apa perlu aku mengurusi surat perceraian kalian? Mengurusi surat gono gini? Tapi, apa perlu kau mendapat harta appa, yah karena dua anak sialan itu bukan anak kandung nya."

"Kau!!"

Plak!!

Jake hanya berdecih saat tangan sang ayah menampar pipi nya. Ia sudah biasa dengan semua itu, sudah makanan sehari-harinya jika berani melawan.

"Sepertinya aku harus bertanya, kapan kau mati nyonya sialan? Kedatangan mu hanya menghancurkan keluarga ku dan hidup ku." Ujarnya dengan dingin.

"Kau menghambur-hamburkan uang appa, tapi aku yang dimarahi. Semua barang milikku diambil oleh anak-anak bajingan itu!!" Nada suaranya mulai meninggi.

"Dan ingat, kau bukan ayah ku lagi. Ibu ku hanya satu dan adik ku hanya satu, adik laki-laki dan itu bukan putra sialan ku itu." Ia menatap tajam pria paruh baya yabg menampar nya tadi.

Jake langsung pergi ke kamar nya, sudah muak dengan drama mereka semua. Ia ingin keluar dari rumah, tapi akan sulit untuk menemukan adiknya nanti.

Sunghoon sedang mengurusi seorang bayi berumur 7 bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon sedang mengurusi seorang bayi berumur 7 bulan. Bayi yang baru saja menjadi keluarga di panti. "Nami kiyowo, kiyowo, neomu kiyowo."

Shin Nami, nama bayi perempuan yang di urus Sunghoon. Nami tertawa saat Sunghoon menghibur nya, Nami sejak awal memang lebih senang bersama Sunghoon.

"Sunghoon hyung." Seseorang tiba-tiba duduk di samping Sunghoon sembari membawa toples camilan yang di bawa dari dapur.

"Sepertinya Hoonie tidak akan keluar kalau hyung bersama anak kecil." Ujar orang tersebut yang memiliki usia lebih muda.

"Memang nya kau mengerti jika bayi dan balita berbicara?" Tanya Euijoo tiba-tiba.

Bibir Sunghoon mengerucut, ia masih mode Sunghoon bukan Hoonie.

"Jungwonie kerjakan dulu pr mu!" Teriak seseorang tiba-tiba.

"Sunoo hyung, besok kan libur." Ujar Jungwon malas, ia langsung bersandar pada bahu si Park.

Sunoo sebenarnya masih memiliki orang tua dan keluarga yang utuh. Ia di panti hanya menginap, apalagi besok libur.

Nami tiba-tiba tertawa, ia tertawa melihat Sunghoon. Padahal pemuda bermarga Park itu hanya diam melihat keributan Sunoo dan Jungwon.

"Wae?? Nami menertawakan hyun-"

"Oppa, Sunghoonie. Nami perempuan dan kau laki-laki." Potong Euijoo.

"Itu sedikit menggelikan." Ujar Sunghoon. Ia tidak terlalu suka dipanggil dengan embel-embel 'oppa'.

"Terserah dirimu." Euijoo pergi ke dapur, tujuannya kan mau mengambil air.

"Waktunya Nami tidur." Ujar ibu panti.

Sunghoon membiarkan nami dibawa Eunha. Ia juga sudah lelah, mungkin besok pagi bangun dengan mode Hoonie. Sekarang ia gunakan waktu yang ada untuk menonton TV bersama yang lain.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Little space || JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang