8🍼

24.2K 3.2K 254
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jake masih bingung, kenapa hak asuh nya jatuh pada Taehyung? Dan kenapa ayah dan ibu nya harus bercerai? Semua itu ada dalam benaknya, hanya saja dia tidak terlalu berani bertanya.

"Aku tau kau merasa bingung Jake, cari Johnny dan aku akan menjelaskan semuanya. Aku juga akan memberitahu sesuatu padamu." Ujar Taehyung seperti tau apa yang dipikirkan Jake.

Jake hanya mengangguk, ia memang akan lebih fokus mencari adiknya. Apalagi sekarang sudah tidak ada pengganggu. "Kenapa samchon tidak menikah?" Tanya Jake sembari melihat keluar melalui jendela mobil.

Taehyung diam, sebenarnya ia sempat akan menikah. Namun semuanya hancur berantakan dan memilih untung melajang. Ia perjaka tua? Tentu saja tidak, ia sempat memiliki kekasih dan pernah berhubungan intim.

"Samchon kaya, tampan, dan baik. Mana mungkin tidak ada perempuan yang mau dengan samchon." Tambah Jake lagi.

"Tapi samchon seorang penyuka sesama jenis."

"Ya tetap saja, apa tidak ada seseorang yang mau dengan samchon?"

Taehyung menghela nafas, lalu tersenyum kecil. Dia masih mencintai calon istri nya dulu, bagaimana pun orang tersebut cinta pertama nya, dan sudah sangat lama mereka saling mengenal.

Hanya orang itu yang membuat Taehyung tidak menjadi berandalan, membuat nya tertawa, membuatnya merasakan kasih sayang lagi, memberikan apa yang telah hilang dari hidupnya.

Taehyung dan Jake memiliki nasib yang sama, sama-sama korban kekerasan dari orang tua mereka masing-masing. Tak heran Taehyung menyayangi Jake layaknya anak sendiri.

"Aku merindukan eomma." Gumam Jake.

"Aku juga merindukan eomma mu, Jake-ya." Batin Taehyung.

Tak ada lagi percakapan di dalam mobil. Sebenarnya tuan Lee ingin memberitahu Taehyung untuk menjelaskan yang sebenarnya pada Jake. Tapi ia takut sang bos marah.

Jungwon hanya diam di halaman belakang panti asuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jungwon hanya diam di halaman belakang panti asuhan. Ia masih memikirkan kejadian yang diingatnya.

Ia memegangi kepalanya, sesuatu teringat kembali. Seperti sebuah kecelakaan, ia bisa melihat jelas wajah seseorang yang duduk disampingnya.

"Jungwon-ah, gwenchana?" Tanya Sunghoon khawatir.

Baru saja ia mau memanggil Jungwon untuk makan siang, tapi yang ia lihat Jungwon yang kesakitan sambil memegangi kepala. Dengan cepat ia menghampiri yang lebih muda.

"Jungwon." Panggilnya lagi.

Yang dipanggil hanya diam, masih memegangi kepalanya. Sebenarnya bahaya jika Jungwon memaksa untuk mengingat semuanya.

"Jungwon-ah, jangan di paksa." Sunghoon sangat khawatir, apalagi darah yang keluar dari hidung Jungwon.

"Jungwon!!" Sunghoon masih terus mencoba menyadarkan Jungwon.

Tubuh Jungwon melemas, ia sudah tidak memegangi kepalanya. Ia bisa mengingat sedikit masa lalu nya.

Sunghoon langsung menyuruh seorang anak laki-laki berumur 6 tahun mengambil tisu. Setelah itu ia berikan pada Jungwon.

"Eunha eomma sudah pernah mengatakan, kan? Jangan memaksa untuk mengingat semuanya." Omel Sunghoon.

Jungwon hanya diam, darah masih keluar dari hidung nya.

"Johnny, Johnny Shim, itu yang ku ingat hyung. Aku mengingat kejadian saat kecelakaan, eomma meminta ku untuk mencari kakak ku. Tapi aku tidak mengingat wajah hyung." Jelas Jungwon.

Sunghoon menghela nafas lelah. "Lain kali jangan memaksa lagi Jungwonie. Dan untuk hyung mu, mungkin sekarang ia sedang mencari mu. Johnny Shim? Mungkin itu nama barat mu, dan Shim marga mu."

Jungwon mengangguk ragu, tidak yakin hyung nya mencari dirinya. Apalagi itu sudah cukup lama dan sampai sekarang ia masih berada di panti asuhan.

"Lebih baik sekarang kau makan siang, lalu minum obat." Ajak Sunghoon. Lagi-lagi Jungwon hanya mengangguk. Ia mengikuti Sunghoon ke dalam.

"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya Sunoo.

"Ia memaksa untuk mengingat masa lalu nya." Jawab Sunghoon sembari mendudukkan diri di samping kiri Sunoo, dan di samping kanan nya ada Nami.

"Dan kau jangan banyak pikiran. Kalau kau terus memikirkan hal-hal yang tidak jelas, kau tidak akan sembuh." Titah Eunha lembut.

Sunghoon mengangguk. Memang benar, ia tidak akan sembuh bila terus memikirkan hal-hal yang tidak penting. Apalagi tidak melakukan pengobatan yang intensif karena terhalang biaya.

Mereka semua langsung memulai acara makan siang nya dengan tenang, dengan Sunghoon sesekali menyuapi Nami yang bermain dengan mainannya.

To be continued….

To be continued…

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] Little space || JakehoonWhere stories live. Discover now