Pahlawan terpanggil. 1

61 7 1
                                    

" em?" erang Eryner terbangun. Dia mencium aroma masakan, Kepalanya masih terasa berat.

" kau bangun?. Aku menaruh teh pahit di atas meja, kau bisa meminumnya untuk meringankan mabukmu" ucap Yunna yang sedang meremas daging giling.

Eryner melirik cangkir didepannya. " terima kasih, aku terkejut kau kuat minum, ale adalah fermentasi berkadar tinggi." meminum teh pahit. Rasa pahit teh tiba-tiba menyadarkannya. " pahit!?" ucapnya.

" hehehe.. benarkah? Itu seperti aku minum soda. " . Membentuk daging menjadi bulatan pipih.

" em, kau membuat apa?" bangkit dan berjalan ke dapur. Berdiri disamping Yunna yang membentuk daging giling.

" steak Ham. Ini untuk makan siang. Untuk sarapan pai daging kentang panggang."

" kelihatannya enak, apa yang bisa ku bantu?" .

" sepertinya sudah matang, gunakan sarung tangan ini untuk mengambil pai didalam pemanggang, Kau cukup menarik pintunya kebawah." menunjuk sarung tangan yang terbuat dari kain tebal Dan oven pemanggang dibawah kompor elektrik.

Eryner mengangguk mengikuti intruksi Yunna. Cukup penasaran dan kagum dengan kegunannya.

" dimana meletakkannya.?"

" letakkan aja diatas meja makan. Selesai, Simpan di lemari pendingin. " membawa nampan yang berisikan daging steak ham.

" aakh?" kejutnya. (akhirnya dibuka juga lemari pendinginnya~_~)

" ada apa?" mendekat karena mendengar teriakkan Yunna.

" haha... Bukan apa-apa. Hehe! " canggungnya. Menutup kembali " sejak kapan lemari pendingin penuh bahan makanan??."

" begitu, kau yakin!" cemasnya

" jangan cemaskan itu, ini bukan hal yang berbahaya." membuka lemari pendingin. Melihat bahan makan yang memenuhi rak lemari, serta bir kaleng. Dia mengeluarkan bahan makanan di rak bagian atas dan meletakkannya di atas meja dapur , memasukkan nampan dan menutupnya.

Eryner hanya diam melihatnya. Dia cukup tertarik dengan bahan makanan yang dikemas. Menyentuhnya.

" dingin. Apa lemari itu mengunakan sihir es?" tanya penasaran

"hah, ya. Bisa dikatakan begitu. Cukup berguna. " jelasnya.

" bungkusan ini menarik dan rapi?" mengamati kotak miso.

" ini akan ku sim-, waa?" terkejut dengan bahan makanan yang terisi kembali. Meski hanya sebagian. " bagaimana bisa.?" sedikit terkejut. " sepertinya aku membuat permintaan yang tidak kusadari. " tepuknya.

" apa itu masalah?". Mendekat dan melihat isi lemari pendingin.

" tidak apa-apa. Ini bukan masalah besar."

" kenapa tidak membuat lemari yang sama. ?" ucap sepontan Eryner. Meski tidak mengerti namun memecahkan masalah Yunna.

"Aah!? Itu dia, aku akan meminta paman Dwarf itu membuatnya. Besok aku akan ke kota." semangatnya.

" ??"

Setelah kekacauan kecil , mereka sarapan dengan tenang. Selesai sarapan Eryner membantu Yunna membereskan cucian piring. Setelah selesai Yunna turun ke lantai 2, Husky menemani Yunna.

Eryner memandang perpustakaan , Banyak buku-buku yang menarik perhatiannya, Dia juga melirik Yunna yang asik dengan sesuatu, Sesekali Yunna membahasnya dengan husky. Dia cukup penasaran dengan asal usul Yunna, yang terlintas dibenaknya hanyalah. Yunna adalah salah satu pahlawan yang dipanggil dari dunia lain. Karena pahlawan dunia lain memiliki pengetahuan yang luas. Melihat tempat ini , itu sangat cocok dengan apa yang dipikirkannya.

{Original Story }  Isekai to YunnaWhere stories live. Discover now