fools : 09

925 182 15
                                    

"Jamnya sudah hampir habis ternyata," kata wanita bertubuh gempal dan berkacamata itu setelah menatap arloji di tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jamnya sudah hampir habis ternyata," kata wanita bertubuh gempal dan berkacamata itu setelah menatap arloji di tangan kanannya. Kemudian dia beranjak dari papan tulis untuk kembali duduk di kursinya.

"Kalau begitu pembelajaran kita sampai disini dulu ya," lanjut wanita itu, sementara para mahasiswa masih setia memerhatikan dengan tenang.

"Hari ini kita sudah belajar tentang macam-macam Metode Penelitian Dalam Psikologi."

"Topik materi selanjutnya adalah tentang Sejarah Perkembangan Psikologi. Tapi karena jamnya sudah habis dan menurut saya kalian bisa membaca materi tersebut sendiri dari berbagai sumberㅡ"

Wanita itu tampak berpikir sejenak sebelum lanjut berkata, "Saya buat materi itu jadi tugas saja ya. Kalian buat makalah tentang Sejarah Perkembangan Psikologi."

"Manfaatkan fasilitas yang sudah diberikan oleh kampus kita, seperti perpustakaan. Jadi silahkan cari materi tersebut dari sumber buku yang ada di sana. Tapi kalau mau mencari di internet juga boleh, asalkan jangan seratus persen copy paste dari internet dan yang terpenting jangan lupa cantumkan sumbernya."

"Lalu file print out makalah dikumpulkan ke meja saya paling lambat besok hari Jum'at jam dua belas siang."

"Masih ada waktu tiga hari dari sekarang, itu cukup ya waktu pengerjaannya. Saya rasa itu saja untuk hari ini, apa ada pertanyaan? Tugasnya sudah jelas?"

"Tidak ada, Bu."

"Sudah jelas, Bu."

Wanita itu menawarkan senyuman dan beranjak dari kursinya dengan membawa buku-bukunya, "Baiklah kalau sudah tidak ada pertanyaan kita tutup kelas pada hari ini. Selamat siang ya."

"Selamat siang. Terimakasih, Bu."

Mahasiswa di kelas itu menjawab kompak dan mulai mengosongkan ruangan tersebut.





Mahasiswa di kelas itu menjawab kompak dan mulai mengosongkan ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dhif, nongkrong yuk. Anak-anak ngajakin ke tempat biasa."

Nadhif refleks menoleh ke kanan ketika seorang pemuda bertubuh jangkung berdiri di samping kursinya. Pemuda itu menyunggingkan senyuman hingga membuat matanya menghilang. Haris Anggara adalah teman satu organisasi Nadhif ketika menjadi pengurus OSIS di SMA, dan sekarang mereka menjadi teman satu kelas di perguruan tinggi.

BLUE NEIGHBOURHOOD [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang